35/ 100

546 40 0
                                    


Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong!   Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat, Okeh!

Raka memasukkan mobilnya ke bagasi rumah dengan senyum sumringah. Malam ini mungkin dia akan bermimpi indah, cowok beralis tebal itu  berjalan kearah pintu rumahnya dengan tangan satu masuk ke saku denimnya, satu tangannya lagi memegang jasnya. Cowok itu seperti orang yang baru saja jatuh cinta, senyumnya tidak pudar dari bibirnya.

Dia sangat puas menunjukkan kepintarannya di depan Nayla, cewek itu selalu memandangnya penuh kagum membuat Raka bangga.

    "Ngapain kamu ke sini?" ketus Raka saat melihat Jennifer sudah berada di ruang tengah. Mungkin sudah saatnya Raka meminta Bik Surti untuk tidak lagi menyuruh masuk tamu jika tidak ada orang di rumah.

    "Mama sama Papa kamu nggak ada, makanya aku masuk." Jennifer berusaha mendekati Raka, tapi selalu saja Raka berjalan menjauh.

Raka meletakkan jasnya ke sofa dekatnya. Sama

     "Kamu udah kerja? Aku denger dari Doni," ujar Jenni menatap penampilan Raka yang berbeda.

   "Aku tanya kenapa kamu di sini?" suara Raja pelan tapi mampu membuat telapak tangan Jennifer dingin.

    "Aku pacar kamu. Aku ada hak untuk nemuin kamu," kata Jennifer. Kata-kata yang membuat Raka jadi tersenyum sinis. "Please jangan marah sama aku." Wajah Jenni memelas.

     " Udah cukup Jen! Ucapan itu udah nggak berlaku lagi sekarang. Kamu jauhin aku. Kemana aja kamu selama ini?" Raka berdiri tegap di depan Jenni.

    Tubuh Jenni gelisah, wajahnya tampak tidak rela dengan kata-kata Raka. Suatu keberanian yang besar untuk Jenni memeluk Raka di saat Raka menunjukan amarahnya.

    "Sayang, aku mau minta maaf," rintih Jenni memeluk Raka dari belakang.

"Untuk apa?" Raka melepaskan pelukan Jenni.

"Karena aku nggak pernah jenguk kamu."

     Dua bola mata Raka membesar, ia kesal, marah, dan kecewa saat itu. Bagaimana pun dia membutuhkan jenni saat itu, tapi kenyataannya. Lalu cowok itu menyeringai.

    "Kayaknya kamu terlalu memandang tinggi posisi kamu di hati aku. Sayangnya nggak berdampak apa-apa sama aku," ucap Raka datar. Jennifer mengingatkan Raka pada Ellena, dua gadis sialan itu pernah membuat Raka benar-benar menyayangi mereka.

     Jennifer terdiam, matanya merah. Air matanya hampir tumpah. Raka melihat Jennifer mengusap matanya.

Jangan tunjukan air mata buaya Jenni. Aku pasti tertipu karna kamu sudah terbiasa berakting di depan camera.

     "Kamu harus denger penjelasan aku." Jenni menggenggam tangan Raka, tapi dengan cepat Raka menghempaskan.

     "Gini ya. Kamu mau jelasin kejadian yang udah lewat. Gunanya apa?"
Suaranya pelan tapi tegas. Tidak ada senyuman dan matanya tepat memandang mata Jennifer.

Jennifer semakin gelisah, ia tahu Raka sekarang sangat marah. Tidak ada gunanya bicara pada Raka. Kini mata Raka memandang tangan Jenni yang sudah gemetar, wanita itu masih belum menyerah dan tetap berdiri di depan Raka.

    Raka berharap Jennifer cepat pergi dari hadapannya. Raka sudah lelah berdiri hari ini, ia banyak mengeluarkan tenaga.
Raka  duduk dengan kesal, mengepal tangannya.

   Jennifer berjongkok di hadapan Raka sambil menggenggam jemari Raka, ia yakin laki-laki itu masih menyayanginya.

  "Aku minta maaf semua salah aku. Aku bingung. Kalau aku jatuh banyak yang akan kehilangan pekerjaan," ucap Jenni.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang