Hai semuanya... Sebelum baca vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di setiap paragrafnya dong! Dan follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️Keesokan harinya di sekolah. Ada yang berbeda dengan Nayla, cewek itu sangat fokus pada pelajarannya. Tidak biasanya. Nayla bukan tipe si kutu buku yang gila belajar. Seperti sekarang sehabis jam olahraga dia langsung ganti baju dan duduk di bangkunya menunggu pergantian pelajaran. Padahal biasanya dia akan mengulur waktu di kantin hingga rasa lelahnya hilang.
Jam berikutnya pasti dia mengantuk, alasannya karena kelelahan habis pelajaran olahraga. Terkadang tidak segan-segan dia menjatuhkan kepalanya pada meja dengan mata sayu, padahal guru sedang menerangkan dipapan tulis.
Tapi hari ini dia sangat semangat di sekolah.
"Nanti pulang sekolah kita ke mall yuk. Lagi ada promo di spora, tauk. Sekalian nonton." Beca menoleh pada Nayla, gadis itu tidak merespon sama sekali. Nayla fokus ke papan tulis. Tangannya mencoret buku.
Saat Beca ingin melanjutkan bicara telapak tangan Nayla mengarah pada bibir gadis itu, menandakan untuk stop bicara.
"Masih jam pelajaran jangan berisik."
Beca yang ada di sampingnya melongo dengan wajah heran, "Tumben." Gumamnya.
Nayla menyimak guru yang menerangkan di depan. Dia akan menunjukkan pada teman-temannya bahwa dia juga bisa jadi gadis yang pintar, mandiri, dan cantik. Terlihat wajahnya sudah dipoles makeup yang tipis, rambutnya di tata dengan rapih memakai bando.
Hari ini pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu Niken mengambil cerita film sebagai contoh bahasan mereka. Ibu ini mungkin hobbi nonton makanya semangat bener menjelaskan.
"Apa yang bisa kalian ambil dari kisah Romeo and Juliet ini. Pasti sudah pernah nonton dong," ucap Bu Niken yang bertubuh subur itu.
"Bahas drakor aja Bu, saya nyambung kalau itu," ucap Titin disambut sorakan temannya.
"Sudah diem semua. Ibu tidak suka nonton film korea, takut jatuh cinta sama Oppa-Oppa." Bu Niken menatap murid murid.
"Nayla Anastasya Susanto dari tadi ibu liat kamu fokus dengan pelajaran Ibu. Coba kamu berikan pemikiran kamu supaya murid yang lain bisa mendengarkan."
Semua mata satu kelas melihat Nayla menunggu jawaban. Nayla berdiri dengan wajah serius jawabannya pasti meyakinkan.
"Menurut saya kisah Romeo and Juliet itu sangat nggak ada pesan yang bisa diambil untuk dipelajari untuk anak sekolah seperti kami, Bu. Yang namanya pacaran bisa merusak generasi muda. Patah hati, nangis, nggak nafsu makan. Ada yang gagal move on, ada juga yang bunuh diri Bu."
"La, lo curhat?" ucap Rangga menoleh pada Nayla. Mereka diam sejenak lalu tertawa terbahak-bahak. Bu Niken berdehem.
"Emang salah jatuh cinta, Nayla?" ucap Bu Niken. Dia sangat menyukai kisah Romeo and Juliet. Wanita berkacamata itu tidak sependapat dengan jawaban Nayla.
"Karena jadi korban cinta Bu sangat tidak baik untuk kesehatan. Ibu nggak mau kan kalau murid Ibu semua jadi bucin?"
"Ibu tidak mengajari pacaran Nayla. Ibu hanya mengambil contoh kisah Romeo and Juliet itu saja," ucap Bu Niken menatap Nayla bingung.
"Sama aja Bu. Mereka semua pasti akan berimajinasi sama pasangan mereka," ucap Nayla memandangi semua mata yang dari tadi melihat dia. Akhirnya ada yang mengangguk setuju.
"Lho kok jadi mereka yang berdebat ya," decak Rangga melihat Nayla dan Niken bergantian.
"Jadi menurutmu yang cocok apa?" Bu Niken menarik nafas.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA (Tamat)
RomansNayla Anastasya Susanto murid baru SMA Budi Mulia. Karena bujukan kawannya dia mengikuti ekskul Pecinta Alam (PA) dan bertemu dengan Raka Nicholas Ciputra, alumni sekaligus mantan Presiden PA mereka. Cowok yang membuatnya sial pertama kali bertemu. ...