12

538 44 0
                                    


Malam itu Nayla bermalas-malasan di kamar, tidak ada tanda-tanda Raka menelpon ataupun chat untuk memperbaiki hubungan mereka. Kemarin Rangga chat, bilang dia melihat Raka duduk di club bersama Tina. Entahlah apa yang mereka lakukan di club malam. Isi kepala Nayla rasanya ingin meledek mendengar cerita Rangga, ingatannya kembali pada ucapan Tina. Ingin merebut Raka darinya.

Nayla tidak menjawab panggilan dan tidak membalas chat dari Reno. Dia harus keluar dari zona tidak nyaman antara Tina dan Reno. Dalam lubang hati Nayla masih mengharap persahabatannya dengan Tina kembali membaik.

Nayla bangkit mencari ponselnya dan memutar lagu, Selena Gomez

Lose You To Love Me - Selena Gomez

You promised the world and I fell for it
I put you first and you adored it
Set fires to my forest
And you let it burn
Sang off-key in my chorus
'Cause it wasn't yours

I saw the signs and I ignored it
Rose-colored glasses all distorted
Set fire to my purpose
And I let it burn
You got off on the hurtin'
When it wasn't yours, yeah

We'd always go into it blindly
I needed to lose you to find me
This dancing was killing me softly
I needed to hate you to love me, yeah

Nayla duduk di atas tempat tidur seraya memandangi hoodie yang tergantung di depan lemari. Hoodie itu milik Raka.

Tok! Tok! Tok!

Bagas masuk walaupun tidak diberi aba-aba dari dalam. Cowok itu langsung berbaring di samping adiknya.

"Hisss!...Ngapain sih Ka Bagas ke sini. Kalau mau tidur sana di kamar sendiri." Nayla menggeser-geser badan Bagas dengan tangan kecilnya. Bibirnya ditekuk mengisyaratkan kesal.

"Yang lagi galau, ngambekkan," ledek Bagas. Dia sengaja ingin membuat Nayla kesal.

"Ka Bagas nggak akan bisa ngerti perasaan cewek. Kalian kaum cowok sukanya bikin perempuan kesel sama nangis aja." Nayla menekuk wajahnya, kini Bagas duduk di sampingnya.

"Cowok kalau patah hati galaunya lebih parah dari cewek. Nah...bagusan gue buat patah hati kan, daripada gue yang patah hati," kata Bagas cengengesan.

"Jahat! Tapi, sama Beka tumben awet?" Nayla menekan kata awet sampai bibirnya medoer.

"Beda ceritalah. Kalau cewek spesial patut dipertahankan." kata Bagas sok serius. Nayla ternganga, tidak percaya ucapan itu dari mulut Bagas. "Makanya Raka berhenti perjuangin Lo."

"Maksud Ka Bagas gue bukan cewek spesial?" Nayla melempar boneka yang ada di sampingnya ke badan Bagas, kakaknya itu terkikik. Nayla sadar dia salah, masih mengagumi Reno disaat hubungannya semakin dekat dengan Raka. Dia sudah memilih masuk kehidupan Raka, dan tidak ingin keluar.

"Mungkin si Raka belum liat kalau adek gue ini wanita paling spesial dan manjaaaa," cibir Bagas mengacak rambut Nayla.

"Awas aja! Beka nggak bisa jaga rahasia, malah cerita sama lo." Nayla merengut dilipat kakinya menyilang dan mengambil batal untuk dipegang dengan geram.

"Beka nggak cerita, gue yang nanya sama dia sampe dia cerita. Tuh, muka lo bikin gue penasaran jadi gue introgasi pacar gue."

"Apapun alasannya tetap aja dia nggak bisa jaga rahasia gue dari lo. Nasib, temen pacaran sama abang sendiri." Nayla berdecak kesal.

"Beberapa orang sering nggak sadar bahwa dia sangat dicintai, dan kemudian harus dibuat sadar dengan cara ditinggal pergi." Bagas tumben bijak, biasanya selalu bikin Nayla kesal. "Kalau menurut lo, dia patut diperjuangkan. Kenapa nggak kejar aja sampai dititik dimana lo akan nyerah kalau dia nggak kembali. Berarti bukan jodoh," kata Bagas lagi, Nayla menyimak dengan serius.

NAYLA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang