Kami kini telah di kepung oleh para pemburu iblis, bahkan ada pilar angin di antara mereka. Amelia terlihat begitu kelelahan. Napasnya memburu dan keringat mengucur deras dari dahinya.
"Amelia, kau baik-baik saja?"
Amelia masih berusaha mengatur napasnya, itu pertanda bahwa Amelia tidak sedang baik-baik saja.
"Hei, bagaimana kalau kita bertarung satu lawan satu? Kau tidak takut, kan?" Ucapku, menantang sang pilar angin.
Aku harus melindungi Amelia. Mungkin mudah bagi Amelia untuk mengalahkan pemburu iblis keroco, tapi tidak dengan Sanemi si pilar angin.
Aku harus melindungi Amelia, harus! Regenerasi Amelia terkesan lambat walaupun memiliki teknik darah iblis yang kuat.
"MEMANGNYA KAU PIKIR AKU BODOH? KAU SEDANG BERUSAHA MELINDUNGI TEMANMU ITU, KAN?"
Aku berdecak kesal sambil tersenyum pahit. Sepertinya rencana ku ini terlihat begitu jelas di mata Sanemi. Tidak ada cara lain untuk Aku bertahan hidup selain degan membunuh.
Ku acungkan senjataku ke arah Sanemi. Senyum lebar terukir di wajahnya yang penuh dengan bekas luka.
"Tunggu!"
Saat Aku hendak melangkah maju, tiba-tiba saja Amelia berteriak keras. Itu membuat langkahku terhenti dan langsung reflek menoleh ke arahnya.
"ADA APA? HAH?"
"Aku ... Aku tahu beberapa informasi tentang Muzan. Aku akan memberitahu dirimu, tapi mohon jangan bunuh Aku dan (Nama)!"
Amelia berlutut di tanah. Saat itu, hatiku merasa jengkel. Mengapa dia dengan mudahnya berlutut di depan seseorang? Itu memalukan!
"Amelia?!" Teriakku dan berusaha membuatnya berhenti bersujud.
Aku tidak mungkin membiarkan sahabatku berlutut di tanah kotor. Kami memiliki kehormatan dan tidak akan Aku biarkan sahabatku menginjak-injak kehormatannya sendiri.
"KAU?! BAGAIMANA BISA KAU TIDAK MATI SETELAH MEMANGGIL NAMA IBLIS ITU?!"
"Aku dan (Nama)-san berbeda, jadi kumohon jangan bunuh kami! Aku ... Akan menceritakan semua yang Aku tahu tentang Muzan ..."
"Oh ... Baiklah," ucap Sanemi yang lalu menyarungkan nichirinnya.
Aku menatap Sanemi sinis sebelum akhirnya kembali berusaha untuk membuat Amelia berhenti bersujud. Untunglah, Amelia akhirnya kembali terduduk di tanah dan mulai menceritakan semua yang dia tahu. Tidak, sebenarnya dia tidak menceritakan semuanya.
"Muzan memiliki teknik darah iblis untuk berubah menjadi orang lain ..."
"BERUBAH MENJADI ORANG LAIN?"
Amelia mengangguk, " Yang Aku ketahui Muzan bisa berubah menjadi wanita dan anak kecil, tapi seperti yang kau ketahui dia adalah seorang pria."
"LALU?"
"Muzan ... Memiliki teknik darah iblis yang sangat hebat. Bahkan kalian para pilar akan sangat kesulitan saat melawannya ...."
"WALAUPUN BEGITU, JIKA KAMI PARA PILAR MELAWANNYA SECARA BERSAMAAN PASTI ....
"Tidak, beberapa dari kalian akan ada yang mati."
Aku hanya mendengarkan percakapan mereka dan sesekali membatin, "Sayang sekali Aku tidak melihat pertarungan Muzan dengan para pilar."
"APA KAU BERPIKIR KAMI INI LEMAH? KENAPA KAU BERPIKIR BEBERAPA DARI KAMI AKAN ADA YANG MATI?!"
"Tapi ... Memang itu kenyataannya ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone
Fanfiction[15+] "Walaupun Aku menyukaimu, tapi sepertinya kita tidak perlu bertemu lagi. Jadi, selamat tinggal." - (Nama) Malam itu, hati Tokitou terasa hancur. Ia sedih karena tidak bisa melakukan apapun. Ia tidak tahu bagaimana caranya untuk menarik (Nama)...