Chapter 9

4.7K 1K 109
                                    

Ternyata benar kalau memang banyak silent Reader di sini. Mau tahu kenapa saya bilang begitu?

Apa saya harus memberi syarat update hanya agar kalian memberikan Vote? :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apa saya harus memberi syarat update hanya agar kalian memberikan Vote? :(

Saya tahu saya membuat cerita ini hanya untuk bersenang-senang dan juga membuat kalian senang, tapi tetap saja rasanya ....

Aku tidak tahu cara menjelaskan perasaan ini.

Sudahlah, langsung saja baca. Maaf kalau kata-kata saya menyinggung kalian.

 Maaf kalau kata-kata saya menyinggung kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






***

Kelima orang berseragam hitam-hitam segera menggunakan jurus pernapasan mereka. Amelia berteriak histeris dan sepertinya tanpa ia sadari tangannya telah berubah menjadi sulur-sulur daging setajam silet.

Salah seorang pemburu iblis terkena serangan Amelia, tapi keempat yang lainnya berhasil lolos. Pemburu iblis yang terkena serangan Amelia tiba-tiba meronta kesakitan dan beberapa saat kemudian tubuhnya meledak.

Itu hebat sekaligus menjijikkan. Aku tak tahu jika Amelia memiliki teknik darah iblis sekuat itu. Aku iri karena dia bertemu dengan Muzan, Amelia jadi memiliki teknik darah yang hebat.

Aku menajamkan kuku jariku dan melesat ke arah sang nenek tua. Walaupun sudah tua, dengan cepat nenek itu dapat menghindari seranganku. Tidak buruk untuk nenek tua.

Aku mempercepat gerakan menyerangku dan nenek itu sudah nampak kelelahan. Entah itu karena faktor umur atau karena dia memang seorang pemburu iblis yang tidak handal.

Pernapasan air : Bentuk pertama : Irisan permukaan air.

Ini dia yang Aku tunggu! Teknik pernapasan air yang digunakan oleh Tomioka Giyuu. Namun, teknik yang Giyuu gunakan tentulah lebih hebat.

Aku dengan gesit menghindari serangan sang nenek dan melompat ke arah belakang tubuhnya. Saat sudah berada di belakang sang nenek, Aku menendang punggungnya dengan cukup keras hingga ia terpelanting hingga menabrak tembok.

Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang