(Nama) P.O.V
Aku membuka mata perlahan. Ruangan tempatku tertidur terasa lebih gelap dari sebelumnya, menandakan bahwa matahari telah terbenam dan malam telah tiba.
Aku melangkah mendekati Tokitou untuk membangunkannya. Saat Aku berdiri di samping Tokitou, Aku bisa melihat wajahnya yang tengah tertidur. Sangat polos.
Aku benar-benar merasa kasihan dengan Tokitou. Dia kehilangan seluruh keluarganya di umurnya yang masih terbilang sangat muda.
Sebuah senyuman tipis terukir di bibirku. Aku menggoyang-goyangkan tubuh Tokitou untuk membangunkan dirinya. Beberapa saat kemudian matanya terbuka secara perlahan.
"(Nama)-san? Sudah malam kah?"
Aku mengangguk pelan. Tokitou mencoba berdiri dan refleks Aku membantu dirinya, Aku membantu menopang tubuhnya. Sungguh Aku masih khawatir apakah Tokitou akan baik-baik saja?
Aku melangkah keluar dari rumah bersama dengan Tokitou. Malam benar-benar telah datang. Angin malam berhembus kencang, menerpa rambutku dan juga rambut panjang milik Tokitou.
Aku terkekeh pelan saat melihat rambutnya yang menutupi wajahnya sendiri. Tokitou terlihat malu, tapi dia hanya mendengus pelan.
Kami melangkah ke arah desa yang letaknya berada di luar hutan. Selama perjalanan hanya keheningan yang terjadi. Itu membuat diriku agak sedikit canggung.
Keheningan terus terjadi sampai akhirnya kami keluar dari hutan. Aku melepaskan rangkulanku dan Tokitou berusaha untuk berjalan tanpa di bantu olehku.
"Kau sudah bisa berjalan sendiri, kan?"
Tokitou menatapku datar, lalu mengangguk pelan. "Yang terluka tanganku, bukan kakiku."
Tokitou membalikkan tubuhnya, lalu berjalan pergi menjauh dari pandanganku. Tapi, baru beberapa meter ia berjalan, tubuhnya tiba-tiba gontai.
Tokitou kehilangan keseimbangannya, beruntung Aku dapat menangkapnya tepat waktu sebelum ia jatuh ke tanah.
Aku terkekeh pelan, lalu menatapnya sinis. "Kau bilang kau kuat untuk berjalan?" Ucapku dengan nada menyindir.
Tokitou berdecak kesal. Wajahnya memerah, mungkin karena malu. Sekali lagi ia berusaha berdiri dan menjaga keseimbangannya.
Aku melepaskan tubuhnya dan membiarkan ia melangkah semakin jauh. Semakin lama punggungnya semakin tidak terlihat dari pandanganku.
Namun, sebelum dia akhirnya menghilang, Tokitou kembali membalikkan tubuhnya.
"Aku harap kita bisa bertemu lagi, (Nama)-san." Ucapnya dengan nada seperti berteriak yang seketika membuatku membatu.
Jika saja Aku punya keberanian, Aku akan menjawab perkataannya itu.
"Ya, Aku juga sangat ingin kembali bertemu denganmu." Itu yang ingin Aku ucapkan, tapi Aku tidak bisa mengatakannya.
Setelah itu, Tokitou kembali membalikkan tubuhnya. Ia pergi menjauh dan kini ia tidak menghentikan langkahnya lagi.
Aku terdiam di tempat. Aku menatap ke langit malam yang gelap gulita, yang dihiasi oleh bulan purnama dan bintang-bintang yang bertaburan di sekelilingnya.
Aku tersenyum pahit saat mengingat jika Tokitou akan mati di umurnya yang ke 14 tahun. Sekarang berapa umur Tokitou? Apakah dia telah menjadi seorang pilar? Sayang sekali Aku lupa menanyakan hal ini.
Jika memang kedatanganku ke dunia ini adalah untuk menyelematkan Tokitou, langkah apa yang pertama kali harus Aku lakukan?
Sepertinya Aku harus bertemu dengan Iblis perempuan yang bernama Tamayo, mungkin dia bisa membantu diriku menghadapi masalah ini.
Aku sebenarnya juga ingin tahu apakah kutukan Muzan berfungsi kepada diriku, tapi Aku takut untuk memeriksanya. Bagaimana jika Aku mati saat melakukan pengujian? Itu pasti mengerikan mengingat bagaimana cara kutukan itu bekerja.
Aku tidak ingin tubuhku hancur berkeping-keping dihancurkan oleh buntalan daging seperti iblis pemain bola Temari saat menyebutkan nama Muzan. Kematian yang sangat tidak keren.
Aku kembali menatap jalanan yang telah di lewati oleh Tokitou. Aku menghela napas pelan, lalu membalikkan tubuhku untuk kembali ke kediamanmu.
Aku harus segera pergi dari hutan ini. Jika Aku tetap di sini dan Tokitou memberitahukan keberadaanku, bisa-bisa Aku akan mati dibunuh oleh para pemburu iblis.
Aku bukan ingin berburuk sangka terhadap Tokitou, Aku hanya sedikit waspada. Siapa tahu dia masih menganggapku ini iblis jahat, kan?
"Selamat tinggal, Tokitou. Semoga kita benar-benar bisa bertemu kembali." Gumamku pelan, lalu berjalan kembali memasuki hutan.
Tokitou P.O.V
Aku telah berjalan cukup jauh dari lokasi (Nama). Kini Aku sudah berada di pintu masuk desa. Keadaan desa terlihat sepi dikarenakan desa ini hanyalah sebuah desa kecil.
Warga desa yang melihat kedatangan diriku langsung menghampiriku. Mereka juga menanyakan keadaanku dikarenakan melihat luka di lengan serta darah di bajuku.
"Nak, apakah kau baru saja di serang oleh beruang?"
Aku tidak menjawab, hanya terdiam. Aku tidak punya niatan untuk menjawab mereka dan tidak punya alasan untuk menjawab mereka.
Mereka menatapku dengan tatapan aneh, lebih tepatnya keheranan. Aku masih terdiam sebelum akhirnya mengangkat suara.
"Apakah ada kediaman wisteria di desa ini?"
"Kediaman wisteria?"
Aku mengangguk. "Kediaman dengan lambang bunga wisteria."
Salah satu dari mereka mengangguk dan bertanya apakah Aku mau diantarkan oleh dirinya. Aku menggeleng. Aku tidak perlu bantuan darinya.
Orang itu lalu memberi tahukan kepadaku lokasi kediaman wisteria yang ada di desa ini. Setelah itu Aku membungkuk dan berjalan santai ke tempat itu.
Para warga desa menatapku dengan tatapan khawatir, tapi hatiku terasa kosong. Tidak seperti waktu itu. Tatapan khawatir (Nama) terasa hangat.
Dia itu iblis, tapi anehnya jijik dengan darah manusia. Waktu itu dia bilang bahwa dia adalah kanibal, awalnya Aku memang tidak percaya tapi sepertinya dia tidak berbohong.
Memakan daging iblis, itu pasti lebih menjijikkan ketimbang memakan daging manusia.
Dalam beberapa menit akhirnya Aku sampai di kediaman wisteria. Aku mengetuk pintu kediaman mereka dan seorang wanita keluar sambil tersenyum sumringah.
Dia memberi hormat, lalu mengizinkan diriku untuk masuk ke kediamannya.
Saat Aku telah melangkah melewati gerbang kediamannya, tiba-tiba seekor gagak terbang mendatangi diriku.
Burung gagak itu hinggap di bahuku, lalu mulai bicara.
"Caww, Caww! Pesan! Pesan! Bawa gadis iblis yang kau temui tadi ke markas pusat!"
Refleks Aku membulatkan mataku. Ini sangat buruk, tidak Aku sangka Oyakata-sama akan langsung tahu tentang hal ini. Apakah Oyakata-sama mau membunuh (Nama)? Ini sangat buruk.
Tapi, Aku tidak bisa menolak perintah. Itu melanggar kode etik pemburu iblis. Tunggu, membiarkan iblis hidup sepertinya melanggar kode etik pemburu iblis.
Aku harus apa sekarang? Tidak mungkin Aku menyerahkan (Nama).
"Aku ... Aku tidak bisa melakukannya sekarang. Lukaku cukup parah, Aku butuh istirahat ..."
"Caww, Caww! Apakah kau sengaja mencari alasan? Ini perintah! Caww!"
Aku mencengkeram paruh burung gagak yang bertengger di bahuku. Suaranya benar-benar nyaring, membuat telingaku terasa sakit.
"Diam lah! Aku benar-benar merasa tidak kuat lagi untuk berjalan."
Aku mengusir gagak di bahuku dan langsung memasuki kediaman wisteria. Maafkan Aku, Oyakata-sama, tapi Aku benar-benar tidak bisa melaksanakan perintahmu.
Bersambung
Hmm ... Cerita sebelah (Kyoujurou X Reader) mentok nih. Yang punya saran bisa DM. Mungkin bisa jadi inspirasi. Wkwkwk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone
Fanfic[15+] "Walaupun Aku menyukaimu, tapi sepertinya kita tidak perlu bertemu lagi. Jadi, selamat tinggal." - (Nama) Malam itu, hati Tokitou terasa hancur. Ia sedih karena tidak bisa melakukan apapun. Ia tidak tahu bagaimana caranya untuk menarik (Nama)...