Prolog Arc 2

4.3K 734 4
                                    

Reader P.O.V

Beberapa tahun telah berlalu. Aku tidak yakin berapa lama Aku bersembunyi dari para pemburu iblis yang terus menerus mengejarku.

Beberapa tahun setelah kejadian itu, Aku tetap tidak bisa melupakannya. Setiap Aku tidur, kenangan itu selalu berubah menjadi mimpi buruk.

Aku takut, Aku marah, Aku benci, dan yang paling penting .... Aku merasakan kesedihan yang tidak pernah sekalipun Aku rasakan sebelumnya. Hatiku rasanya terkoyak dan entah sejak kapan, Aku sudah tidak bisa tersenyum lagi.

***

Kulangkahkan kakiku menyusuri jalanan hutan. Semilir angin menerpa rambutku dan membuatku harus kembali menyelipkan anak rambut yang berantakan ke daun telinga.

Aku bersenandung. Bukan senandung riang, melainkan senandung kesedihan. Lagu yang Aku senandung membuat suasana hutan yang gelap terasa lebih mencekam.

Sebuah suara muncul dari balik semak-semak. Aku menoleh tanpa membalikkan tubuhku dan sesosok pria bersetelan jas keluar dari kumpulan semak-semak belukar itu.

"Akhirnya Aku menemukanmu." Suara serak serta mengintimidasi itu, Aku dengan jelas tahu siapa orang yang ada di belakangku.

"Tidak Aku sangka bisa bertemu dengan iblis sepertimu, Kibutsuji Muzan."

Dia terkekeh pelan, "Jadi kau benar-benar bisa menyebut namaku? Kau juga tidak pernah bertemu denganku, lalu bagaimana bisa kau tahu namaku? Menarik. Setahuku kita tidak pernah bertemu, kan?"

"Mungkin." Dari tangan kananku, dalam sekejap muncul sebuah nichirin dengan mata pedang berwarna putih. Nichirin itu mengkilap, memberitahukan bahwa itu sangatlah tajam.

"Maaf, tapi Aku tidak berniat bertarung."

"Lalu, kau mau apa, heh?"

"Ayo membuat kesepakatan, (Nama)-san."

Aku menatap tajam ke arah Muzan. Membuat kesepakatan katanya? Kenapa dia berpikir bahwa Aku akan menerima kesepakatan itu?



[Leave Me Alone : Arc 2]

Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang