Astaga .... Angkanya :v pengen nambah 1 chapter lagi biar gak jadi angka 13. Tapi, tidak deh.
Setelah ini Hiatus untuk beberapa waktu. Pada setuju, kan? 😂
Author P.O.V
Tokitou berhenti setelah jaraknya dengan tempat pertempuran sudah cukup jauh. Ia segera menurunkan (Nama) dari gendongannya.
(Nama) terdiam sejenak, senyuman masih terukir lebar di wajahnya. Itu membuat Tokitou sedikit risih karena menganggap ada yang aneh dengan (Nama).
(Nama) tidak memiliki kepribadian seperti ini sebelumnya. Ia berubah. Itulah yang dipikirkan oleh Tokitou.
"Kenapa kau membunuh orang-orang?" Tanya Tokitou dengan ekspresi datar.
"Kenapa? Tentu karena mereka mengambil sesuatu yang berharga bagiku. Jadi, Aku juga mengambil sesuatu yang berharga bagi mereka." Ucap (Nama) yang diakhiri dengan tawa.
"Kau berubah," ucap Tokitou.
"Benarkah?"
Tokitou menarik gagang nichirinnya dan mengarahkan ujungnya ke wajah (Nama). (Nama) tersenyum miring, ia tidak menganggap Tokitou sebagai sebuah ancaman.
Tidak, ia bukan (Nama). Ia hanyalah kepribadian yang muncul dari rasa sakit, penderitaan, serta keinginan (Nama) yang tidak tercapai. Keinginan untuk melindungi, kini telah tergantikan menjadi sebuah perasaan negatif.
"Ikut Aku ke markas pusat sekarang juga." Titah Tokitou dengan wajah masih sama datarnya.
(Nama) terkekeh pelan, ia menyentuh ujung nichirin Tokitou dengan telunjuknya. Saat ujung telunjuk itu ditekan, darah segar berwarna hitam langsung menetes dari lukanya yang terbuka.
Tokitou membelalakkan matanya. Tidak pernah sama sekali ia melihat darah berwarna hitam. Meskipun itu seorang Oni, darahnya tetaplah berwarna merah.
Bagaimana bisa (Nama) memiliki darah berwarna hitam? Sebenarnya dia ini siapa dan apa? Itulah yang sekarang dipikirkan Tokitou.
"Seperti yang kau tahu, Aku bukanlah (Nama)."
"Apa maksudmu?"
"Bisa dibilang kini Aku mengambil alih tubuhnya. Namun, Aku tetaplah bagian dari dalam diri (Nama). Kalau Aku mati, (Nama) juga akan mati."
"Lalu?"
"Kau tidak ingin (Nama) mati, kan?"
"Omong kosong."
Tokitou dengan cepat mengarahkan ujung Nichirinnya ke arah leher (Nama), membuat luka pada jari (Nama) semakin melebar karena tanpa sengaja tergores.
"Auch!" Ringis (Nama) pelan.
"Daijobu?"
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Tokitou membuat (Nama) lagi-lagi tertawa. Tokitou berdecak kesal karena merasa terhina.
"Kau lucu sekali, Muichiro-kun."
"Jangan memanggilku dengan panggilan Kun. Kita tidaklah begitu dekat."
"Tapi, Aku lebih tua darimu loh? Terserahlah."
(Nama) membalikkan badannya, tidak peduli dengan ujung nichirin yang masih terarah kepadanya. Tokitou memaksa (Nama) berhenti dengan intonasi suara yang cukup tinggi.
Namun, (Nama) tetap tak berhenti dan terus melangkahkan kakinya pelan. Kembali ke lokasi pertempuran.
"Berhenti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone
Fanfic[15+] "Walaupun Aku menyukaimu, tapi sepertinya kita tidak perlu bertemu lagi. Jadi, selamat tinggal." - (Nama) Malam itu, hati Tokitou terasa hancur. Ia sedih karena tidak bisa melakukan apapun. Ia tidak tahu bagaimana caranya untuk menarik (Nama)...