Chapter 16

4.2K 682 23
                                    

Aku lupa bagaimana cara agar Aku bisa menemukan keberadaan mereka. Aku ingin mengikuti Zenitsu tadi, tapi mengingat Aku akan bertemu manusia yang berubah menjadi laba-laba .... Aku tidak ingin membayangkan melihat mereka secara langsung!

Aku terpaksa mengikuti jejak yang mereka (Tanjirou dan Inosuke) tinggalkan, bisa dilihat dari bekas pertarungan yang sebelumnya terjadi.

Aku berhenti sejenak, lalu menutup mata dan berkonsentrasi untuk menggunakan indra pendengaran milikku.

Semua yang ada di sekitarku terdengar begitu jelas. Tetes air embun yang jatuh ke tanah, serangga yang merayap, suara langkah kaki, serta suara pedang yang saling beradu.

Aku kembali membuka mataku setelah menemukan keberadaan Tanjirou dan juga Inosuke, begitupun dengan Zenitsu yang kini sedang berteriak histeris.

Rasanya Aku benar-benar ingin tertawa dengan keadaan Zenitsu yang sekarang ini. Amelia, harusnya kau tidak mati secepat ini. Jika saja para pemburu iblis sialan itu tidak mencari masalah dengan kita, kau pasti bisa melihat kejadian kali ini. Kau pasti bisa melihat kejadian ini bagaikan menonton pertunjukkan real action.

Aku kembali melangkahkan kaki ke arah Tanjirou dan Inosuke berada. Setelah itu jika Inosuke dan Tanjirou berpisah, Aku akan melihat Tanjirou bertarung dengan Rui. Itu pasti akan sangat hebat mengingat efek Teknik pernapasan Tanjirou yang sangat memanjakan mata.

"Ini pasti akan menarik." Gumamku pelan yang lalu melompat ke dahan pohon untuk mencari keberadaan mereka.

Aku menoleh ke sekeliling sambil sesekali mendengarkan suara di sekitar. Dari kejauhan, Aku bisa mendengar langkah kaki Inosuke dan Tanjirou serta melihat mereka berlari ke arah pasukan pemburu iblis yang tengah dikendalikan.

Mereka agak kesulitan membuat para pemburu iblis itu lumpuh dengan memotong benang-benang di sekitar mereka, tapi tak berhasil. Mereka juga berusaha membunuh laba-laba kecil yang menjadi sumber benang-benang pengendali itu.

Akhirnya, Tanjirou mengambil keputusan untuk melempar mereka ke dahan pohon supaya benang-benang itu tidak bisa mengendalikan para pemburu iblis.

Namun, sayang sekali kepala para pemburu iblis itu langsung dipatahkan oleh iblis pengendali dengan mudahnya.

Melihat itu, Aku tidak merasakan sedikitpun rasa iba. Hanya ada kehampaan. Aku menatap pembunuhan itu seolah sudah menjadi sesuatu yang biasa dan itu memanglah kenyataannya.

"Bulan saat ini begitu indah ya ...." Gumamku lagi sambil menatap ke arah langit malam.

"Ne ... Kamu sedang apa sekarang, Muichiro-kun?"

***

Muichiro memandangi langit malam di mana bulan bersinar terang tanpa ditutupi oleh awan. Sudah lama sejak peristiwa pertarungan antara (Nama) dengan pasukan pemburu iblis, tetapi dia tetap tidak bisa melupakan kenangan itu.

Sampai sekarang, (Nama) tetap menjadi buruan para pemburu iblis karena dianggap sebagai sebuah ancaman. Bahkan ada beberapa spekulasi yang beranggapan jika (Nama) memiliki hubungan dekat dengan Kibutsuji Muzan.

Walaupun begitu, Muichiro tidak pernah berpikir bahwa (Nama) memihak kepada Muzan. Lagipula jika memang benar begitu, (Nama) tidak akan menolongnya di saat terluka waktu itu.

Besok adalah hari di mana para pilar akan berkumpul dan menghadap Oyakata-sama di kediamannya. Muichiro entah kenapa sangat berharap agar keberadaan (Nama) berhasil ditemukan.

Ia ingin bertanya banyak sekali hal kepada (Nama). Siapa (Nama) sebenarnya? Apakah benar (Nama) berhubungan dekat dengan Muzan? Kenapa waktu itu (Nama) menolong diriku, bahkan saat pertempuran antara dia dengan para pemburu iblis, (Nama) tidak membunuh diriku. Itulah yang dipikirkan oleh Muichiro selama ini.

Sebenarnya, Oyakata-sama tahu kejadian yang dialami oleh Muichiro. Namun, Oyakata-sama tetap menyembunyikan itu dari para pilar dan anggota pemburu iblis karena takut malah akan membuat orang-orang beranggapan bahwa Muichiro adalah seorang pengkhianat.

Muichiro juga tahu bahwa Oyakata-sama telah mengetahui hal itu, tapi memilih untuk tetap diam.

***

(Nama) menonton semua pertarungan yang dilakukan oleh Tanjirou dan juga Inosuke. Pada akhirnya Tanjirou pergi, meninggalkan Inosuke bertarung dengan Oni kekar berkepala laba-laba.

(Nama) juga sudah menonton adegan pemenggalan kepala sang Ibu laba-laba. (Nama) menganggap adegan itu sungguh sangat hebat!

(Nama) akhirnya turun dari atas dahan pohon, lalu berlari ke arah Rui—Iblis bulan bawah ke-5—berada. Ia harus sampai ke tempat Rui sebelum Tanjirou sampai agar bisa menemukan tempat yang cocok untuk menonton.

(Nama) berlari dengan lincah hingga akhirnya sampai di dekat lokasi pertarungan Tanjirou dan Rui akan berlangsung.

Seperti yang ada di dalam anime ataupun manga, Tanjirou datang di saat Rui tengah menghukum kakak perempuannya. (Nama) bersembunyi di antara semak-semak dan tentu dia mengambil jarak yang cukup jauh, tapi dapat menonton dengan jelas agar keberadaannya tidak ketahuan.

"Kau lihat ke mana? Ini bukan sebuah tontonan." Ucap Rui sambil memandang ke arah Tanjirou yang baru saja datang.

(Nama) terkekeh pelan. Meskipun Rui berkata demikian, dia tetap lah menganggap situasi di depannya memang sebagai sebuah tontonan.

"Apa yang kau lakukan? Bukankah di sekutumu?" Tanya Tanjirou yang melihat bahwa Rui sedang melukai gadis alias Kakak perempuan di sampingnya.

"Sekutu? Hubungan kami tidak selemah itu."

"Kami keluarga. Kami memiliki ikatan yang kuat. Lagipula ini masalahku dan Nee-san."

"Jika kau ikut campur dalam urusan ini, Aku akan mencincangmu."

"Baik keluarga maupun sekutu, sama-sama memiliki ikatan yang kuat. Kedua hal itu benar-benar berharga. Walau tak memiliki hubungan darah, itu tetap merupakan hubungan yang kuat!" Ucap Tanjirou dengan ekspresi tak suka.

"Selain itu, orang-orang yang memiliki ikatan kuat, memiliki bau kepercayaan. Tapi, kalian ... Ketakutan, kebencian, dan busuk. Hanya itu yang bisa Aku cium. Bagiku, tidak ada ikatan apapun di antara kalian! Hubungan kalian tidak nyata. Semuanya palsu!"

Tak lama, seorang pemburu iblis lainnya datang. Ia tersenyum, berpikir bahwa kini ia mendapat sebuah tangkapan.

Namun, dengan cepat tubuhnya terpotong-potong saat mendekati Rui. Dalam sekejap tubuhnya tercabik-cabik oleh benang yang dikendalikan Rui.

"Kau bilang apa tadi?" Tanya Rui dengan nada tak suka.

"Barusan kau bilang apa?"

Tanjirou menggenggam gagang nichirinnya erat, lalu menjawab dengan mantap pertanyaan Rui.

"Aku akan mengatakannya berulang kali! Ikatan kalian itu palsu!"







Bersambung ....

Halo-halo, Author Bin di sini.

Halo, teman-teman. Sudah lama saya tidak Update dan saya berterima kasih untuk para Reader yang masih mengikuti fanfiction ini.

Saya sudah sedikit lupa dengan alur ceritanya, jadi kalau ada kesalahan tolong diberitahukan ^^

Bye-bye 💕

Leave Me AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang