MTB• PROLOG •

29.4K 989 51
                                    


🎈🎈🎈

Semua orang dilahirkan tidak sempurna. Namun, menurut ku, engkau sudah terlahir sempurna sebagai seorang kakak.

°°°°

Menurut gue, kakak itu seperti sahabat yang selalu ada anytime, anywhere. Dia yang paling bisa mengerti kita daripada orang lain.

Kehidupan gue berasa berwarna kalau ada mereka. Rumah terasa lebih hangat. Dan gue, gak kesepian.

Tapi bisa juga mereka menyebalkan. Gue punya ketiga kakak cowok dan gue disini sebagai anak bungsu cewek sendiri.

Jadi abang abang gue itu selalu aja protektif sama gue. Serasa gue itu masih anak kecil.

Pagi-pagi selalu aja ribut. Karna gue susah kalau di bangunin.

"Denzy! Cepetan bangun, lo mau kamar Lo gue bakar?!"

Teriakan yang gak aneh lagi setiap pagi. Suara bang Deon. Kakak tertua gue.

"IYAA ABANG!!" Gue bangun dan langsung mandi.

Sementara itu Deon menghela nafasnya lelah. Sudah beberapa tahun ia seperti ini. Namun Denzy masih tidak berubah.

Emang mau berubah jadi apaan ya? Jennie Blackpink? Wkwk.

Deon turun dari kamar Denzy dan duduk di meja makan. Kedua orang tua mereka sedang tidak ada di rumah karna urusan pekerjaan yang harus selalu bulak balik keluar kota atau keluar negeri.

Jadi Deon lah yang harus bertanggung jawab menjaga adik - adiknya. Terutama Denzy, karna ia satu satunya adik perempuan, dari sekian adiknya.

"Deka, lo masak apaan sih? Dari tadi masa belum selesai." Ucap Deon yang memperhatikan Deka, adik keduanya bergulat dengan alat - alat dapur. Ia sedang memasak.

"Gue bikin sarapan lah! Kali ini menu sarapannya beda."

"Terus apa? Telor ceplok pake bawang?" Tanya David adik kedua Deon. Cowok itu menghampiri Deon dan duduk di samping nya menunggu makanan yang dibuat Deka.

"Bukan dong, gue bikin ... NASI GORENG PLUS TELOR CEPLOK!!" Ucapnya ria sambil membawa makanan itu di meja makan.

David dan Deon hanya menatap diam. Ia kira akan ada menu spesial. Nyatanya ini sama saja seperti kemaren.

"HAHAHAHA biasa aja dong mukanya!" Ujar Deka.

Denzy keluar dari kamarnya dan langsung duduk di meja makan.

Setelah ia sudah sarapan. Mereka pun berangkat. Denzy berangkat bersama David karna mereka satu sekolah. David membawa mobil. Karna dia tidak mau membawa motor soalnya, ia tidak mau nanti Denzy masuk angin.

Lebay? Iya. Mereka kan overprotektif banget. :)

"Ezi. Belajar yang bener ya. Kakak gamau lo pacar pacaran, gamau lo merasakan sakitnya cinta, gak mau lo salah pilih. Jadi, kalau ada yang suka sama lo, dia harus langkahin gue dan kedua Abang lo. Oke?" Ujar David.

Keduanya seperti orang yang berpacaran. Jelasnya, David yang menjadi pacar posesif Denzy. Selalu serba tidak boleh.

"Iya kak David ... Serah dah." Ucap Denzy malas.

Ribet banget sih... Itu kan harusnya urusan cinta gue sendiri. Masa iya harus dipilihin sama abang abang gue sih. Kan norak!

.

|||

Haiii!!! Maaf ya, tiba - tiba aku datang membawa cerita baru kayak gini padahal work sebelah belum tuntas. Hehe😅

Gapapa kan?

Aku gak akan lupa kok sama cerita2 aku, pasti aku bakal up. Tapi....

Gak terjadwal

Hehehehe😅

So, semoga suka sama cerita aku yang baru. Disini ceritanya beda dari cerita sebelumnya.

Semoga nge feel ya😊

Oke see you😘

Jangan lupa votment 🎈

Jihanazh

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang