MTB ||34. RUMPI THE SECRET||

2K 179 21
                                    

>>Playing Day6-i loved you<<

Denzy dan Syeila kini berada di taman belakang sekolah. Mereka mengganti acara rumpi di kafe dengan di sekolah saat istirahat. Itu karena Syeila akan pergi saat pulang sekolah nanti. Ntah dengan siapa, yang jelas Syeila tampak senang saat mengucapkan nya.

"Jadi, lo mau bahas apa?" Syeila bertanya sambil meneguk minumannya. "Gue berasa jadi artis, gini."

Denzy menyengir lebar saat melihat Syeila tidak semurung hari kemarin. Ia yakin, ini waktu yang tepat untuk ia bertanya.

Tapi sebelum itu, gue nginget - nginget lagi aksen mc dari acara itu. Biar lebih realistis gitu.

Kreatif kan gue?

"Oke! Kita mulai dari pertanyaan pertama, JENG JENG JENG!!!" Ucap Denzy berirama mc ala ala rumpi.

"Biasa aja kali, Zi. Nanti keburu masuk," sahut Syeila

Denzy cengengesan lalu mulai mendekat ke arah Syeila. "Oke, oke. Jadi, belakangan ini lo sering galau, kenapa?"

"Gue gak galau, cuma lagi mikir aja."

"Cih. Tumbenan lo mikir."

"Yang kedua. Gue waktu itu denger Lo bilang cemburu. Lo cemburu sama siapa?"

"Hmm ...." Syeila tampak berpikir panjang.

"Dan sebagai sahabat yang baik, lo, gue, tuh gak boleh ada rahasia rahasiaan. Jadi plis, lo jelasin aja." Ucap Denzy kali ini serius.

Syeila menatap Denzy lurus. "Oke, gue bakal cerita sama lo. Serius."

"Anjay. Tumbenan lo serius. Jangan serius - serius lah ntar gue baper." Denzy serius itu langka ternyata.

Syeila berdecak. Dan mulai menarik Denzy agar lebih dekat lagi.

"Gue mau curhat."

Denzy berdehem mengiyakan.

"Jadi tuh sebenarnya ...."

"Hm???"

"Sebenarnya gue ...."

"Heehm lanjutkan," sahut Denzy mulai geram

"Sebenarnya gue ...."

"Stop! Jangan bilang kalau lo mau nembak gue Cil. Lo suka sama gue?!"

"GAK LAH! AMIT - AMIT!"

"Terus?"

"Dengerin dulu makannya!"

"Lu ngomong aja sebenarnya, sebenarnya, mulu!"

"Kalau lo terus - terusan bilang 'sebenarnya', gue balik nih." Cetus Denzy

"Oke, oke."

"Zi," panggil Syeila. Gadis itu menarik nafas panjang sebelum ia berucap kembali.

"Sebenarnya, gue suka sama Juna!" Ucap Syeila cepat.

Deg!

Denzy terdiam. Matanya melebar sempurna, terkejut mendengar pengakuan Syeila. Jadi selama ini ia galau karena Juna?

Mengapa saat ia sudah yakin dengan perasaannya pada Juna, harus pupus karena Syeila juga menyukainya.

"Tap--" Syeila ingin melanjutkan ucapannya namun, terpotong karena seseorang yang memanggilnya.

"Syei!"

Keduanya menoleh mendapati Juna yang berada tak jauh dari mereka.

"Jun?" gumam Denzy

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang