*
*
Pagi - pagi udah aja terdengar suara yang menggelegar seisi ruangan. Siapa lagi kalau bukan bang Deondorant a.k.a bang Deon yang terhormat.
Gegara Denzy yang susah bangun daritadi, membuat cowok itu kesal sampai ke ubun-ubun.
"Eziii bangun."
"..."
" Ezi anak papih Dadang bangun woy!"
Masih tidak ada jawaban ataupun membuka mata. Gadis itu masih setia di dalam mimpinya.
"EZI KALO LO GAK BANGUN BANGUN JUGA SEKARANG, GUE POTONG UANG JAJAN LO!"
"HAH?! JANGAN ABANGGG!!" Jerit Denzy terbangun kala abangnya itu menyangkut pautkan dengan uang jajannya. Kalau sampai uang jajannya terpotong dia tidak bisa membeli merchandis idolnya lagi. Jadi, uang adalah yang terpenting bagi Denzy.
"GILIRAN DENGER DUIT AJA LANGSUNG MELOTOT. CEPET MANDI, LO MAU SEKOLAH KAGAK?!" Deon masih teriak, masih kesal pada adiknya yang satu ini.
"IYAAA IH. GAUSAH TERIAK TERIAK GITU NGAPA NGOMONGNYA, GUE UDAH BANGUN!"
"LO JUGA TERIAK"
"LO YANG MULAI DULUAN!" balas Denzy tak mau kalah
Baru saja Deon ingin berucap kembali, sebuah suara mengintrupsi dirinya agar tidak melanjutkan ucapannya.
"Mau sampe kapan kalian ribut terus, hm? Gak sakit apa itu tenggorokan?" Ujar David di ambang pintu.
Keduanya mendelik satu sama lain. Lantas Denzy melengos dan mengambil handuknya lalu pergi ke kamar mandi.
"Haduuhh punya adik cewek ribetnya minta ampun. Apalagi ntar gue punya anak ya?" Gumam Deon sambil memijit pelipisnya.
"Baru juga satu Minggu kerja udah mikirin anak," celetuk David menyindir Ucapan Deon yang tadi dia dengar.
"Apaan sih! Udah sana sarapan! Ganggu aja." Deon melengos pergi melewati David yang masih di depan pintu.
"Yee ambekkan dasar."
•••
Di kelas Denzy sedang mengerjakan tugas nya. Tugas yang sangat sulit menurutnya. Pelajaran Mat adalah hal yang dibencinya. Karna Selama pelajaran itu berlangsung dia harus melatihkan otaknya agar bisa berfikir dengan maksimal yang membuatnya kepanasan, pusing, mual, dan lapar. Makannya dia benci pelajaran tersebut membuat capek badan nya. Begitulah menurut Denzy."Ah sial. Ini apaan sih jawabannya?! Anjir dah gua kesel lama lama!" Ucap Denzy frustasi.
Sedari tadi hanya dia saja yang paling ribut di kelas. Sementara murid murid yang lain tetap tenang mengerjakan tugas nya.
"Acil bantuin kek! Lo jadi temen gak boleh pelit napa."
Acil. Teman satu bangku Denzy sebenarnya nama dia bukan Acil tapi Syeila namun karna Denzy yang tak ingin ribet memanggil nya Syeila, akhirnya Denzy memanggilnya dengan sebutan Acil. Dan di terima pasrah saja oleh Syeila nya sendiri.
"Masa yang gini aja lo masih gak bisa Zi? Ini gampang, bego."
"Menurut gue ini susah, dodol."
"Ya emang dasar elo nya aja yang otak nya kea biji nangka." Ejek Acil
"Ah tai lu! Sok pinter bilang aja lo juga belum."
"Nah itu tau. Gue juga daritadi nyari gak dapet dapet!"
"Anjing lo dasar!"
Tak hilang akal, gadis itu berbalik untuk meminta jawaban dari teman lain. Kali aja ada yang mau ngasih padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Three Brothers [Terbit]
Humor(Chapter masih ada) kebayang gak punya ketiga Abang yang super overprotektif banget? mau ngapain aja susah, kemana - mana harus bareng salah satu dari mereka. Makan harus yang sesuai. Pokoknya apa - apa harus mereka yang ngatur. kalau lo jadi gue, k...