MTB|| 33. HEYHO KAFE ||

2.2K 173 8
                                    


Jangan lupa votment 😘

[H a p p y r e a d i n g]


"Kak, emang bang Deka berapa bulan disana?" Tanya Denzy. Tangannya masih sibuk menggali emas di hidungnya.

"Paling sebulan dua bulan."

"Gak satu taun aja?"

"Begayaan satu taun. Dua hari aja, lo udah kangen duluan." Nyinyir David, dengan bibir yang ia maju kan ke depan.

"Heheh" Denzy menyengir lebar. Memang benar apa yang dikatakan David. Baru saja dua hari, Denzy sudah sering menelepon Deka, sampai - sampai ia sering terkena marah oleh nya.

Lagi pula tak ada salahnya kan seorang adik kangen dengan abangnya. Tapi, yang paling Denzy rindukan adalah masakan Deka saja. Karena, selama Deka tidak ada, Denzy hanya bisa makan ceplok telor, pesen gofood, dan masak mie.

Denzy menatap sudut - sudut ruangan kantor Deka di kafe nya yang dipenuhi mainan - mainan robot kesayangan nya. Dari dulu, Deka memang suka dengan robot. Ah bukan, lebih tepatnya ia sangat suka mainan.

Mereka kini berada di kafe HeyHo milik Deka. Kafe ini murni dari hasil kerja keras Deka. Pegawai nya pun adalah teman - teman Deka, yang memilih bekerja paruh waktu untuk biaya sekolah.

Tak hanya teman - teman Deka, bahkan siswa atau siswi SMA pun bisa bekerja paruh waktu di tempat ini. Asalkan bisa membagi waktu dengan disiplin.

Seharusnya ia datang kesini dari kemarin - kemarin. Tapi, baru bisa tersampaikan​ sekarang. Karena kemarin, setiap David mengajak nya, Denzy pasti terlelap di mobil. David tak tega jika harus membawa Denzy ke kafe, makannya ia bawa pulang saja, agar adik nya istirahat di rumah.

"Lo ngapain bang?" Tanya Denzy yang sedang mengupil di sofa.

"Ngitung pemasukan kafe."

"Ah ribet. Gue gak mau bantu."

"Ya udah sono, pergi. Dari pada gabut, ntar lu gangguin gue," sahut David yang sedang serius dengan beberapa kertas.

Gue ngikutin omongan kak David, pergi dari ruangan kerja. Biasanya gue kalau lagi gabut suka ikut - ikut jadi pelayan kafe disini. Dan sekarang, gue lagi gabut parah.

Dan denger - denger di kafe ada anak baru yang kerja di sini. Dia bagian sore. Dan gue juga pengen tau orang nya kayak gimana. Kali aja ganteng, bisa gue gebet ntar. Kalau cewek, bisalah ntar gue jadiin asisten gue. Wkwk

"Kak Rere, Ezi mau bantu dong. Gabut nih."

"Eh, gak papa nih?"

Denzy mengangguk mantap dan mulai mengambil alih pesanan yang di bawa oleh Rere.

"It's okay. Aku gabut soalnya." Kata gue yang bedegong ini.

"Ya udah makasih ya, kakak harus ke pelanggan yang lain dulu nih. Kafe lagi rame sekarang." Ucap Rere ramah

"Itu pesanan meja no 15 ya, Zi."

"Okay kak Re!" Balasnya dan langsung pergi ke meja tersebut. Sebenarnya gak cuma ada kak Rere doang tapi ada juga yang lain. Hanya saja, Denzy lebih kenal dengan Rere dan Hendri. Kak Hendri ini adalah asisten bang Deka. Jadi gak heran lagi kalau Denzy dekat dengan nya.

Cring~

Suara pintu terbuka menandakan bahwa ada yang datang. Denzy menaruh pesanan tersebut, kemudian ia berbalik dan terkejut seketika, ketika melihat siapa seseorang yang sedang memakai celemek di balutan seragam kafe ini.

"Jadi, dia anak baru itu?" Gumam Denzy. Lalu perempuan itu beranjak mendekat dengan senyum jail nya.

"Dor!" Seru Denzy pelan.

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang