MTB||25. MELODRAMA ||

3.6K 221 23
                                    

"Hidup memang tak selalu indah, karena hidup adalah sebuah perjuangan yang harus kita jalani. Bukan untuk kita tangisi apalagi bunuh diri."

_quoteme_

⬇⬇⬇⬇


Deon pov

Gue bener bener gak fokus sekarang. Denzy mau ke rumah sakit dan gue malah ke kantor karena ada meeting penting sama klien gue yang emang udah ada janji dari bulan lalu. Jadi, gue gak enak kalau tiba - tiba ngebatalin gitu aja.

"Jadi, bagaimana pak Deon?"

"Hah? O-oh iya saya setuju." Gue jawab langsung. Bukan karena gak paham tapi gue pengen cepet-cepet selesai. Soal isi meeting ini sih, gue udah tau betul.

"Baiklah kalau begitu, saya akhiri meeting ini. Terimakasih atas kerjasama nya," Gue bales menjabat tangan tersebut dan segera keluar dari ruangan.

Gue akan berusaha untuk minta maaf sama Denzy gimana pun caranya. Dan gue akan memberikan apapun agar hati si Denzy luluh.

Gue buka hp dan ngehubungi seseorang yang bisa bantu gue. Semoga aja dia mau. "Deka, lo lagi free gak?"

"Luak whitecoffe paswordnya?" jawab Deka

"Bacot. Cepetan, lagi free gak?!" Ujar Deon galak.

"Sekarang sih gue free, dua jam lagi ada kelas sih, ada apa bang?" jawab Deka di sebrang sana.

"Bantuin gue. Gue jemput sebentar lagi."

"Lah, apaan lo. Bantuin apaan?! Heh, gue masih ngambek ya tentang si Denzy!"

"Ntar gue jelasin, ntar gue traktir lo makan juga, tungguin gue di gerbang depan. Gak terima penolakan!"

Gue matiin hp gue, dan mulai tancap gas. Si Deka juga malah ikutan ngambek lagi sama gue, dobble ini mah pengeluaran gue.

Deon pov end~

Deka yang sudah menunggu Deon di gerbang kampus nya menggerutu sebal. Dia tidak bisa menolak Deon dan tidak akan pernah bisa menolak ucapan Deon yang terdengar dingin dan bossy.

Tin!

"Buruan!" Titah Deon, mobilnya sudah berada di depan Deka.

Deka pun langsung naik tanpa bicara apapun lagi.

"Bang serius kita kesini? Ngapain?" tanya Deka ketika mereka berada di sebuah mall besar yang berada di pusat kota yang lumayan jauh tempat nya.

"Gue mau ngasih hadiah buat si Denzy biar dia maafin gue. Udah beberapa hari dia diemin gue terus."

"Ya lagian lo nya brengsek," celetuk Deka

"Gue jual lo disini."

"Sekarang cariin apa aja yang jadi kesukaan si Ezi!" perintah Deon

"Traktir makan dulu, dong" Deka menaik turunkan kedua alisnya.

***

Denzy merebahkan tubuhnya di sofa saat mereka sudah kembali dari rumah sakit. Ia semakin pusing jika ia berdiri sedikit pun, di tambah bau rumah sakit yang masih terngiang - ngiang di kepalanya membuat Denzy terus saja bergidik mual.

Apalagi tadi ia sempat akan di suntik gegara Dadang yang menyuruhnya untuk di rawat di rumah sakit. Tentu saja Denzy menolak, membayangkan nya saja sudah membuat ia ngeri.

"Ayo di minum obatnya." kata Desi memberikan segelas air putih dan obat.

"Nanti aja mih, masih capek nih."

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang