MTB||22. MUSUHAN ||

3.2K 210 22
                                    

"Jangan tiba - tiba berubah tidak peduli, aku tuh orangnya gampang kecewa."

^^^^^

13:00
H

abis dari kantor bang Deon, gue milih gak ikut pulang sama mamih dan bang Deka. Awalnya gue gak di bolehin, tapi karena gue maksa akhirnya boleh. Padahal gue juga gak tau mau kemana kayak kosong gitu otak gue mungkin karena gue belum makan kali ya.

Gue mendesah pelan dan duduk di bangku pinggir trotoar. Gue lemes banget mau beli makan atau minum gak cukup uang. Gila aja gue lari dari kantor D'Ent sampe ke jalan Pahlawan jauh bat dah.

"Ahh perut gue sakit," ringis Denzy memegang perutnya. Sepertinya maag nya kambuh. Karena dari kemarin ia selalu telat makan.

Terlintas dari idenya ia teringat Syeila sobatnya itu. Denzy merogoh sakunya mengambil hp dan menghubungi Syeila cepat.

"Hallo Cil!!! Cil, tolongin gue dong, gue di jalan Pahlawan deket tamannya."

"Hah? Kenapa Zi? Kok panik gitu?"

"Jemput gue please!!!"

Setelah itu sambungan telepon terputus karena pulsa Denzy habis. Gadis itu mendengus kasar kemudian melihat langit yang seperti nya akan turun hujan. Sama seperti hatinya yang saat ini sedang mendung hanya gara - gara manusia singa Deon yang berubah menjadi bunglon.

Gadis itu mengusap pipi nya yang masih terasa perih bahkan lecet sedikit. Tamparan orang dewasa lebih sakit di banding dengan tamparan Oliv waktu itu. Ralat. Tamparan tangan bunglon lebih sakit tepatnya.

"Ya Tuhan, tolong Baim." Gumam Denzy mengikuti acara sinetron.

Tak lama hujan turun dengan sangat deras membasahi seluruh tubuh Denzy. Denzy yang sudah tau hujan, tidak beranjak dari tempatnya ia hanya menikmati tetesan - tetesan air yang terjatuh di tubuhnya. Dan tanpa sadar bulir air mata ikut berjatuhan di pipi gadis itu. Ntahlah, rasanya ia sangat ingin menangis saat ini.

"Denzy!" Panggil Syeila lalu ia turun dari motor matic nya menghampiri Denzy yang sudah seperti gembel.

"Lo ngapain hujanan sih?! Kan lu bisa neduh, bolang!" Omel Syeila.

Tanpa mengatakan apa pun dan menghiraukan omelan Syeila tadi, Denzy langsung memeluk Syeila kencang.

"E-eh lo kenapa Zi?" cemas Syeila

"Gue seneng lo dateng. Gue laper banget soalnya." ujar Denzy dengan suara gemetar.

••••

"Gara - gara lo gue jadi mandi dua kali, kan."

"Kan lu pake jas hujan, Cil."

"Ya emang tapi lu meluk gue buat tudung nya ke tarik gitu aja, basah lagi dong."

"Heheh. Ya maaf, lo kan sahabat gue yang buaaaikk buangett," kata Denzy memberikan kedua jari jempolnya.

Syeila mencibir. "Ntar habis makan langsung mandi pake air anget. Bajunya ambil aja di lemari kayak biasa, masih ada baju lo juga disana." Syeila berkata sambil memainkan hp nya.

Denzy berdehem. "Gue kalau jadi cowok, kayaknya bakalan suka sama elo deh, Cil."

Buk'

Syeila memukul pundak Denzy kencang sehingga Denzy yang sedang meminum kuah sop harus tersembur.

"Cringe banget sih! Awas lo suka beneran sama gue. Pertemanan kita udahan sampai disini."

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang