Gak kerasa hari udah Minggu aja. Hari yang paling buat gue seneng sekaligus santuy bisa rebahan di rumah sama abang - abang tercinta.
Hari ini komplit banget dirumah. Bang Deon lagi libur, papih mamih juga ada, dan bang Deka juga udah pulang dari KKN nya.
Walaupun, belum selesai.
Katanya, dia lebih suka tidur disini daripada di kosan nya. Menurut cerita yang dia bilang, kosan nya itu banyak setan nya, yang suka gangguin dia sama temen - temen nya. Ngeri banget asli!
"Kamu yakin mau pulang pergi aja? Bukannya, Bogor jauh ya dari sini?" Tanya Dadang pada Deka.
"Iya pih, abisnya setan nya centil banget sih. Kayak si Denzy," jawab Deka santai menikmati kacang polongnya.
Denzy melempar bantal sofa, yang segera Deka cegah dari wajahnya.
"Gue potong bibir lu, bang!"
"Potong aja kalau berani, wle!" Ejek Deka, lalu tubuhnya bersembunyi di balik punggung Deon.
Deon melayangkan tatapan nya agar mereka berhenti. Denzy pun, yang tadinya hendak mengambil pisau tidak jadi karena tatapan Deon padanya.
"Ya udah lah kalau itu kemauan kamu, Papih bisa apa? Kamu kan, bedegong."
"Dih papih gak boleh gitu napa."
"Hahaha bedegong!" ejek David mengulang kembali perkataan Dadang.
Deka menyentil kecil bibir David yang mengatainya. Ia bukan bedegong, hanya saja keras kepala.
"Tapi, dengan satu syarat. Mobil baru yang papih kasih, jangan di bawa sama kamu."
"Lah terus, aku nanti gimana, pih?"
"Pake mobil lama, lah!"
"Dih, gak asik ah! Pokoknya, Deka tetep pake itu mobil. Buat apa coba kalau gak di pake, mau di simpen di lemari pajangan?" Sahut Deka keras kepala.
"Tuh kan, pih. Bener banget bedegong nya, teh." Kata Deon mencibir.
"Zi, kamu gak main sama Acil?" Tanya mamih tiba - tiba di pertengahan mereka debat.
Denzy terdiam sejenak, lalu menggeleng kecil. "Nggak mih, Acil nya aja gak ngechat aku." Tunduk Denzy melihat hp nya yang tidak ada satu pesan pun dari Syeila.
Terakhir mereka chating adalah saat di sekolah. Itupun hanya sepatah dua kata.
"Oh ... Ya udah, temenin mamih yuk!"
"Kemana?"
"Pasti nonton drakor," sahut Deon dan Dadang bersamaan, yang sudah hapal dengan Desi.
Desi menyengir lebar, memberikan jempol pada keduanya. Yang dibalas tatapan malas.
Sebenarnya gue lagi gak mood banget buat nonton. Tapi, daripada gue bosen banget nontonin ftv di tv. Mending, gue maraton drakor aja kali ya.
"Tapi mih, Denzy gak ada drakor yang baru lagi."
"Tenang aja, mamih punya kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Three Brothers [Terbit]
Mizah(Chapter masih ada) kebayang gak punya ketiga Abang yang super overprotektif banget? mau ngapain aja susah, kemana - mana harus bareng salah satu dari mereka. Makan harus yang sesuai. Pokoknya apa - apa harus mereka yang ngatur. kalau lo jadi gue, k...