MTB||•9. PENGAKUAN JELAS•||

4.7K 309 2
                                    


"Ada yang bilang mungkin sulit menanggung beban dan melakukan nya sendiri. Namun, jika kita bersama mungkin akan ada jalan. "

Jangan lupa vote⭐

"DENZY!"

"Lo apa - apaan sih?!" Ucap Juna yang berhasil menerobos masuk kedalam kelas.

"Gak usah ikut campur lo. Gue kakak kelas disini, Inget ya lo tuh bawahan gue!"

"Kalau lo kakak kelas, gak seharusnya lo ngelakuin hal rendahan kayak gini." Bukan Juna yang mengatakan itu namun Syeila lah yang mengatakannya.

Oliv merasa terpojokkan sekarang. Tanpa mengucapkan apapun​ ia langsung pergi diikuti dengan antek- anteknya.

"Eziiii!!! Lo diapain astaga, muka lo berdarah gitu." Syeila menunjuk ke arah luka bekas cakaran Oliv tadi. Pantas saja Denzy merasa perih.

"I-ini--" ucap Denzy terbata

Juna menarik tangan Denzy untuk segera ke UKS diikuti juga dengan Syeila di belakangnya.

****


Rendi berlari kencang hingga sampai ke arah David yang sedang mengerjakan soal latihan untuk Olimpiade besok.

"Vid!"

"Apaan sih? Kecilin suara lo, ini perpustakaan." Ucap David pelan setengah berbisik.

"Tadi gue liat huhh huft--" Rendi mengatur nafasnya dan memilih duduk di depan David, dimana tempatnya pas sekali dekat AC.

"Jangan setengah - setengah kalau ngomong."

"Tadi gue liat si Oliv habis dari kelas si Denzy. Kayaknya dugaan gue bener, pasti si Denzy habis di labrak."

"Tadi juga gue liat si Denzy acak acakan banget. Terus dia dibawa sama cowok yang jadi penyel-" belum sempat Rendi menceritakan semuanya, David sudah lebih dulu pergi.

"Woy kampret lu ninggalin gue, David!" Teriak Rendi yang langsung di tegur oleh penjaga dan seisi perpustakaan.

David berlari kencang ia sangat khawatir pada adiknya tersebut. Kenapa masalah nya semakin ruwet begini. Ia kira masalah ini sudah selesai. Jikalau terjadi apa - apa dengan Denzy, ia tidak akan memaafkan dirinya dan orang yang telah melukai Denzy.

Setelah sampai di depan UKS, David agak ragu untuk masuk. Baru saja ia membuka sedikit pintu, lelaki itu lalu menutup nya kembali dan pergi dengan rahang yang mengeras dan wajah yang memerah.

****

"Cil plis ya, kalau kak David nanyain
soal ini, jangan kasih tau apa apa, ya." Pinta Denzy

"Lah ngapa? Gue gak terima lah lu diginiin sama kak Oliv itu. Biarin aja gue kasih tau kak David biar mereka tau rasa!"

"Ih gak boleh, udah biarin aja. Gue khawatir sama kak David" Rengek Denzy

"Kalau lo ada masalah, cerita aja sama kita. Lo bisa berbagi beban lo sama gue ataupun Acil, mungkin."

"Nama gue Syeila!" Protesnya

Juna tidak menghiraukan Syeila dan lanjut untuk memberikan motivasi kepada Denzy yang kini terduduk lesu

"Mungkin sulit untuk lo jalani sendiri. Tapi kalau bersama, mungkin akan ada jalan penyelesaian nya. Semua tergantung lo nya sendiri." Ujar Juna lembut sambil mengusap kepala Denzy.

Tak sadar gadis itu menitikkan air matanya. Cepat cepat ia menghapus jejak air tersebut dan tersenyum ceria seolah tidak terjadi apa - apa.

"Apa sih lo puitis banget." Ucap Denzy tertawa sumbang

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang