MTB|| 27. MALAM SABTUAN pt.2||

3.2K 221 31
                                    

Yuk ngabuburit nya sambil baca MTB^_^

⭐ nya nyalain jangan lupa:*

Happy Reading 🌠


"Gak sama abang, gak boleh pergi!" ujar Deon bernada memerintah yang tak bisa di ganggu gugat.

Gue ngerengek dengernya, masa iya gue nyuruh si Juna balik lagi kan kasian, gak rela juga gue.

"Bang kasian dong Juna udah kesini,"

"Biarin aja, suruh siapa dia jemput kamu."

"Ih abang apaan sih, masa kayak gitu. Juna temen aku bang," Denzy mendengus keras.

"Si Juna yang waktu itu di UKS yang bawa elo kan?" tanya David tiba - tiba.

Denzy mengangguk.

"Gak boleh! Dia nyari kesempatan kali tuh, sama elu Zi."

"Astaga, mulutnya gak mikir dulu!" Kesal Denzy.

Ttok ttok tttok petok!!

Suara ketukan pintu terdengar, mungkin itu Juna yang sudah lelah menunggu Denzy yang malah asik berdebat dengan ketiga abangnya.

"Biar gue yang bukain," ucap Deka melangkah membuka pintu.

"Abang ih! Plis yaaaa plisss Denzy nangis nih!" Ucap gue memohon sama bang Deon. Coba aja mamih belum balik ke luar kota lagi, pasti gampang buat ia keluar.

"Jangan kasih bang, biar abang atau gue aja yang anter." Kata David memanasi

"Abang mau liat dulu si Jono gimana," Deon melangkah keluar untuk bertemu Juna dan Deka.

"Namanya Juna bang,"  sahut Denzy.

"Jono lebih bagus, Zi." David mengacak rambut Denzy lalu mengikuti Deon keluar.

Denzy mendengus sebal mengikuti keduanya. Ketiga abangnya sangat menyebalkan padahal ia sedang terburu - buru saat ini takutnya paha ayamnya sudah keburu orang lain.

"Jadi kamu yang namanya Jono?" tanya Deon menimbrung Deka dan Juna yang sedang sesi tanya jawab.

Juna meneguk salivanya kasar. Mengapa ia jadi gugup begini. Ia pikir menjemput Denzy akan mudah karena kedua abangnya sudah tau dirinya. Tapi, ternyata menjadi sulit karena muncul satu spesies lagi.

"Nama saya Juna, bang." Jawab Juna dengan senyumannya.

"Ohh"

"Iya"

"Ohh"

"Iya"

"Ohh--"

"Abang! Udah ya. Ezi pamit sama Juna."

"Siapa bilang kamu boleh pergi?" Ucap dingin Deon.

Denzy mendesah pelan. "Bang ih berhenti, nantinya Ezi telat ...!!!" Frustasi Denzy menghentakkan kakinya.

"Gue yang anter" kata David. "Apa Lo liat - liat!?" Lanjut nya ketika melihat Juna yang sedang melihat kearahnya juga.

"Gak bisa!" keukeuh Denzy.

"Saya janji kok, bakal bawain Denzy dengan selamat sentosa tanpa lecet." Ucap Juna biar urusannya beres.

Deon memicingkan matanya, bergerak mendekati Juna. "Mana nomor hp."

"Hah?"

"Cepetan!" Deon melotot ke arah Juna.

Juna mengambil hp nya buru - buru dan menyebutkan nomornya pada Deon.

My Three Brothers [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang