19:Partner in crime

366 24 0
                                        

Eto tersenyum puas setelah seharian berkeliling untuk membunuh beberapa tikus liar milik Clown.

"Baiklah, kita sudahi dulu hari ini! Lagipula sekarang sudah tengah malam, besok aku ada acara.Kita pulang dulu hari ini!"

Kaneki menghela nafas lega lalu memasukkan Katana ke tempatnya.

"Ah Kaneki-san"

Kaneki menoleh masih dengan tatapan dingin.

"Kita masih bergerak untuk beberapa bulan kemudian, kuharap kau tidak cari-cari kesempatan untuk kencan ya"

Deg

Kaneki hanya diam mencoba untuk tetap tenang dan berbalik pergi meninggalkan Eto yang terkikik puas.

"Karena kalau kau melawan, kau tahu akibatnya kan sayang?"

Kaneki mendecih kesal.

"Aku tahu"

Ayato memandangi Kaneki sinis, untung saja Hinami bukan hal yang bisa di pertaruhkan dalam pekerjaan keji mereka ini.

Kaneki berjalan gontai menuju apartemennya sepertinya mau tidak mau Kaneki memang harus lost contact dengan Touka untuk beberapa bulan ke depan dan Kaneki tak yakin dia bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengan Touka.

Eto tersenyum puas karena saat ini Eto bisa memonopoli Kaneki untuk tetap dalam lingkup, Eto menyalakan ponselnya untuk menelpon partner in crime nya.

Setelah beberapa menit terdengar suara sambungan, akhirnya terdengar suara berat menjawabnya singkat.

"Kyaaa~ Arima-kun aku berhasil melakukan bersih-bersih di sekitar distrik 10!!".

-o0o-

Arima memijat-mijat pelipisnya untuk mengurangi rasa pening di kepalanya karena semalaman lembur mengerjakan banyak laporan kejahatan di kantor kepolisian pusat, ditengah rasa pusingnya tiba-tiba saja ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk dan tanpa melihat siapa yang menelponnya Arima langsung menempelkan ponselnya di telinganya.

"Moshi-moshi.."Ucapnya malas dan bukannya membalas dengan nada santai si penelpon justru berteriak kegirangan hingga Arima harus sedikit menjauhkan ponselnya agar tidak sampai merusak gendang telinganya karena suara Eto.

Sahabat sejak SMPnya itu benar-benar memiliki volume suara yang gila.

"Bisa kau kecilkan volu-"

"TENTU SAJA TIDAK! AKU SEDANG SANGAT SENANG HARI INI!!!"

Arima menghela  nafas berat lalu sedikit menjauhkan ponselnya dan memilih diam karena tidak ada gunanya dia melarang gadis itu untuk berhenti teriak-teriak di sambungan mereka.

"Jadi, kau mau aku bagaimana?"Tanya Arima cepat membuat Eto terkikik karena menyadari betapa pekanya teman manusia es tanpa ekspresi itu.

"Ayo kita jalan-jalan lagi! Aku ingin mencoba toko manisan yang baru buka di distrik 10"

Arima kembali menghela nafas berat lalu memandang jam dinding di ruang kerjanya, jalan-jalan?bahkan Arima sudah melewatkan sarapan serta makan siangnya karena tugas sedang bertumpuk.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang