Entah apa yang aku pikirkan saat akhirnya mengiyakan ajakan Alfar untuk menginap di kosannya di daerah Sersan Bajuri.
Maka disinilah aku sekarang. Didalam kamar kostnya, sambil memegang laptop Alfar dan membuka-buka file foto di dalamnya, hingga kemudian menemukan sebuah folder bernama "TEUING", yang ternyata isinya adalah puluhan foto Alfar bersama seorang wanita yang jika dilihat dari backgroundnya, aku tau, kalau foto-fotonya di ambil di kosan ini.
Ada sekitar 48 foto dengan beraneka ragam gaya. Ada foto mereka sedang melakukan ekspresi tertawa, saling bersandar, menutup mulut, saling pandang, menutup mata, berpelukan, hampir berciuman, and you know what? I'm jealous! Damn!!!
Alfaro mendekat, mengambil alih laptopnya dari pangkuanku. Ku tebak, dia pasti akan marah karena aku usil membuka file-file pribadinya. But, ya sudah lah! Marah saja sana! AKU NGGAK PEDULI!! Tubuhku seketika menghangat karena emosi.
Di hadapanku, Alfar lalu keluar dari folder itu, kemudian mengklik tepat di folder TEUING dan menekan tombol Shift + Del pada keyboard. Permanently deleted.
"Itu Inggrid!" Ok! Begitulah cara Alfaro menjelaskan, singkat dan tidak jelas. But, thanks Al, I feel better now.
"Aku nggak nyuruh kamu buat hapus loh," aku mencoba meluruskan tanpa meminta penjelasan lebih jauh. Takut sakit!!
Alfar mengangkat bahu, "it's Ok Ra! Udah nggak penting juga. Sini cium!" Dan CUP, bibirnya sudah berada di bibirku, membuat tubuhku shock seperti tengah di aliri arus listrik 9200 volt! ALFAR! Kurang ajar! Tapi, ko enakkkk?? Pengen lagi boleh? Hanya saja aku tak berani bergerak, persis kayu mati.
"Enak ya? Sini yank, ayo lagi!" IH, AKU NGGAK MAU, DASAR CABUL!! Tapi yang terjadi, aku justru diam saja dan menikmati. Ya, aku menikmati, as always, seolah tak pernah punya energi untuk menolak setiap ajakan Alfaro. Apa aku di pelet?
Posisiku kini sudah persis mepet ke tembok. Kemudian turun lebih rendah hingga kami terbaring di kasur.
Aku merasa jantungku kini memiliki kekuatan berdegup begitu keras hingga bisa terdengar ke seluruh dunia, sampai-sampai aku harus bernafas pelan-pelan.
Gugup, takut, dan penasaran kini bergabung menjadi satu, mencari jawaban tentang apa yang akan Al perbuat malam ini, dan CUP, bibir kami menempel satu sama lain
Oemji Nabilaaaaaa, what are you doing? Aku lalu terpejam. Merasakan Al kini tengah berbaring di sampingku.
"Kita mau ngapain Al?" Tanyaku sambil bergerak cepat memunggunginya.
Al lalu memelukku dari belakang. Menyelundupkan tangannya kirinya ke bawah perutku, sementara tangan kanannya ia gunakan untuk membelai rambutku yang panjang.
"Menurut kamu ngapain Ra? Bikin cimol anti meledak? Sini donk, ngadep ke aku. Aku pengen liat cantiknya Sierra," aku makin deg-deg an, pipiku kembali menghangat, galau, berbalik jangan?
Entah bagaimana aku secara naluriah telah berbalik sebelum bersepakat dengan diriku sendiri untuk berbalik atau pura-pura mati. "Boleh ga?" Alfar berbisik lirih.
"Aku belum siap. Aku belum pernah ngelakuin ini sebelumnya," ucapku setengah berbisik.
Alfar lalu berbaring di sampingku. Selama beberapa saat kami tidak melakukan gerakan apapun, tidak berbicara juga, sampai akhirnya Al berkata, "jadi pacarku ya Ra!" dengan nada yang lebih terdengar seperti perintah di banding pertanyaan.
Tanpa menungu jawabanku, Ia lalu menyalakan TV, dan menarik tubuhku untuk berbaring dalam dekapannya.
"Kan kamu tau Al, aku punya pacar." Al lalu memelukku erat.
"Maafin yang tadi ya Ra, aku kebawa suasana. Sebenernya aku juga belum pernah ko Ra, sumpah! Abis ini jangan ngilang ya Ra. Plisss!" Alfar memohon tanpa sedikitpun membahas tentang aku yang sudah punya pacar. Ffiiuuh.
Buat yang mau menghujat. Waktu dan tempat dipersilahkan di kolom komen ya :)
![](https://img.wattpad.com/cover/211284556-288-k728927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Commuter Line
Roman d'amourTerlahir cantik dengan deretan mantan di usia yang belum genap 22 tahun, bukan jaminan seseorang merasa bahagia. Sierra Salwa Nabila, justru menghadapi kehidupan yang rumit saat ia akhirnya jatuh cinta pada seorang pria cuek bernama Alfaro yang tanp...