16 Maret 2011.
Aku seperti terbangun dari sebuah mimpi buruk yang nyata ketika menyadari bahwa segalanya telah benar-benar berubah.
Awalnya, ku kira hidupku ku telah selangkah lebih maju setelah memutuskan untuk meninggalkan Alfar dan memulai hubungan baru dengan Ferry, seorang pria tampan dengan wajah Oriental yang usianya terpaut 3 tahun di atasku.
Dalam sebulan terakhir ini, sudah beberapa kali Ferry ku ajak ke rumah. Walau tidak berkomentar banyak, sambutan dari Ibuku sepertinya cukup baik.
"Mamah sih suka. Anaknya baik, cakep, suka bercanda. Mama liat-liat, kamu juga ketawa terus kalau lagi sama dia," ujarnya seusai aku cerita kalau Fery pernah aktif di DKM divisi stand up comedy waktu SMA.
Ya Ferry memang tipikal laki-laki yang suka bercanda, omongannya sering kali ngelantur, namun cukup membuatku terhibur. Di tambah lagi, dia juga termasuk tipe orang sangat mudah bergaul, dengan siapapun dan usia berapapun. Itulah mengapa tidak sulit bagi siapa saja untuk merasa nyaman dengannya.
Segalanya terasa baik-baik saja. Awalnya. Sebelum rasa penasaranku muncul begitu liar malam ini. Tiba-tiba saja terbesit niatan untuk melihat FB Alfaro setelah sebulan terakhir ini ku putuskan untuk menghilang dari kehidupannya.
Dengan tubuh terbaring di kasur, aku menghirup nafas panjang sembari menatap langit-langit dalam bimbang.
Aku sebenarnya ragu. Lebih tepatnya takut! Takut kalau nanti menemukan hal-hal yang tidak ingin ku lihat. Bukankah lebih baik kalau aku tidak tau, daripada tau tapi sakit hati?!
Tapi rupanya rasa takutku tidak lebih besar dari mental KEPO yang terlanjur mendarah daging. Aku ingin tahu, apakah foto-foto kami masih ada? Al sedang sibuk apa sekarang? Apakah tanpa aku hidupnya jadi lebih baik? Atau lebih buruk? Atau sekarang tambah tampan?
Ribuan pertanyaan berputar-putar di kepala ku. Aku butuh jawaban. Aku mau tau! Ketika sebenarnya, segala tentang Al kini sudah tak penting lagi.
Aku ini kenapa sih?
Tidak tahan lagi. Akhirnya, ku putuskan untuk mengecek FB Alfaro, dua-duanya.
Di FB-nya yang pertama, ku lihat belum ada yang berubah. Foto profilnya masih foto berdua denganku. Ini adalah foto yang di ambil saat dia nebeng buka puasa dirumahku, dulu sekali. Foto pertama kami. Juga hari pertama Al menginjakkan kaki di rumahku, sekaligus pertama kalinya Al mencium keningku dan membuat aku sangat sebal.
Rasanya baru kemarin aku menganggap setiap kali bertemu Al adalah tanda kesialan, entah bagaimana lalu akhirnya bisa dekat, hingga akhirnya kami kembali terpisah. Sungguh kehidupan, bisakah sedikit lebih ramah kepada ku?
Aku lalu menggeser kursor kebawah dan melihat Album foto di FB Al. Ternyata sebagian besar masih berisi foto-foto mesra kami dengan aneka macam gaya. Melihatnya, entah mengapa membuat aku senang. Segaris senyum tanpa sadar tergambar di wajahku. Apakah kamu masih berada di titik yang sama selepas ku tinggalkan Al?
Setelahnya, aku beralih ke FB Al yang ke-2.
Diam-diam aku berharap kalau Al juga masih menyimpan foto kami dan membiarkan chat-chat mesra yang pernah kami buat tetap tersimpan disana. Tapi ternyata semuanya sudah berubah. Garis senyumku seketika menghilang saat ku lihat status di FB nya kini telah berubah menjadi 'Berpacaran dengan Nhiasari Andini'. JGERR!!! Seperti tersambar petir tepat di pucuk kepalaku, membuat ruang udara di dadaku seakan meledak. Aku hancur.
Padahal aku yang telah melangkah lebih dulu. Aku yang sebulan terakhir ini telah memilih melanjutkan hidup bersama Ferry. Juga aku yang memutuskan untuk menghapus Al dari peta masa depan hidupku. Lalu, kenapa sekarang justru aku yang jadi lebih hancur?

KAMU SEDANG MEMBACA
Commuter Line
RomanceTerlahir cantik dengan deretan mantan di usia yang belum genap 22 tahun, bukan jaminan seseorang merasa bahagia. Sierra Salwa Nabila, justru menghadapi kehidupan yang rumit saat ia akhirnya jatuh cinta pada seorang pria cuek bernama Alfaro yang tanp...