Sudah lebih dari 2 minggu aku pergi dari rumah. Seminar proposalku bahkan sudah selesai dan lancar, tinggal melangkah ke tahap penelitian, dan aku akan segera lulus.
Selama aku pergi, Mama tidak pernah terang-terangan mencari aku atau bertanya kabar via telepon. Tapi beberapa kali, aku pernah memergoki ayahku tengah memata-matai tempat kerja ku dari mobil yang ia parkir di sebrang jalan. Aku tau, mereka hanya berpura-pura cuek agar terlihat keren. Percayalah, sebesar apapun kesalahan seorang anak, pintu maaf orang tua pasti akan selalu terbuka. Apalagi jika hanya karena masalah Andre, Mamaku tidak mungkin benar-benar marah.
Toko kue hari ini sepi. Ditha juga tidak masuk karena libur. Tambah sepi lagi karena aku tidak bawa laptop, mengingat seminar proposalku sudah selesai. Jadi ku putuskan untuk sedikit bersantai hanya dengan mainan Hp.
Cek WA lalu tutup aplikasi. Cek Fb, scroll up, scroll down, lalu close aplikasi. Lama-lama aku bosan, sementara Nurul tampak masih asik dengan Hpnya sendiri. Senyum-senyum sendiri, lalu tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan.
Nurul ini sama seperti ku, kasir sekaligus waitress. Sebelum aku masuk, Nurul adalah orang kepercayaan Bu Fitri karena dia karyawan yang paling lama bekerja di Amoretta. Tapi terakhir-terakhir, hubungan mereka jadi kurang baik karena Nurul seringkali tidak masuk tanpa kabar.
Secara fisik, Nurul tergolong cantik. Wajahnya oval, dengan rambut hitam panjang sepinggul dan kulit seputih susu. Dengar-dengar dari Ditha, Nurul ini pacarnya banyak. Tidak heran sih, cantik.
Melihat Nurul yang dari tadi cekikikan sendiri, aku mulai terganggu, dan jiwa kepo ku pun bergejolak, "kenapa sih Rul ketawa mulu?" tanyaku kemudian.
"Hihihi, sini deh," tangannya melambai sambil masih cekikikan. Dia menyodorkan layar hp nya yang memunculkan foto seorang pria yang ku tebak berusia sekitar 30-an.
"Siapa Rul? Pacar kamu?" Dia mengangguk cepat. Aku tersenyum. Walau terlihat dewasa, pacarnya ini memang lumayan tampan.
"Namanya Waluyo, dia koki di restoran sebelah. Ganteng kan?" Aku mengangguk cepat. Tapi tunggu. Waluyo? Rasanya nama itu tidak asing.
Buru-buru ku buka hp ku, mencari-cari pesan lama yang ku abaikan.
081282320808 : hi Nabila, aq Waluyo koki restoran samping Amoretta. Nanti mlm pulangnya aku anterin ya.
081282320808: Nabila cantik, ko ga bls sih?
Aku curiga, orang aneh yang mengirimiku pesan adalah Waluyo yang sama dengan pacarnya Nurul. Si koki restoran. Tapi mungkin minggu lalu dia belum jadi pacar Nurul, jadi masih sempat kirim pesan iseng padaku.
"Kamu udah lama sama dia?" Nurul melirik ke arahku, lalu tersenyum dan mengangguk, "udah 3 bulan Bil."
"Oh hehe, iya ya udah lumayan lama sih 3 bulan." Oemjeh,, mereka sudah pacaran lama, berarti Waluyo memang lelaki bangsat. Bisa-bisanya mengganggu perempuan lain saat dia sudah punya pacar. Dasar laki-lakiiiiiii. Bajingan!!
"Kamu sayang ya sama dia? Kliatannya seneng banget, hehe," tanpa melihat ke arah ku, Nurul mengangguk cepat. Aargh Nurul, poor you :(
"Kamu yakin Rul dia laki-laki baik?"
"Hihi," Nurul kembali tertawa kecil. Dia menoleh ke arahku, melihat lurus ke arah mataku, lalu menggeleng, "dia udah punya istri Bil."
"Astagfirullah Nurul, ko bisaaaa?" Gilaaaa! Aku kaget. Nurul pasti melihat mimik wajahku yang seketika berubah jadi tidak senang.
"Aku cinta bangeet sama dia Bil, dia ganteng, permainan ranjangnya juga enak banget. Nagih, hehe. Setan banget ya aku." Astagfirullah ternyata iblis betina dalam bentuk pelakor itu memang ada. Degup jantungku seketika bekerja lebih keras tak beraturan. Aku tak habis pikir, apa isi otak perempuan jalang di depan wajahku ini. Rasanya ingin ku tonjok!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Commuter Line
RomanceTerlahir cantik dengan deretan mantan di usia yang belum genap 22 tahun, bukan jaminan seseorang merasa bahagia. Sierra Salwa Nabila, justru menghadapi kehidupan yang rumit saat ia akhirnya jatuh cinta pada seorang pria cuek bernama Alfaro yang tanp...