Harapan diatas sejadah

2.7K 194 2
                                    

"Bagaikan ulat yang menjijikkan dan menjadi kupi kupu yang cantik, begitulah jalan hidup manusia, harus berproses dan berusaha untuk senantiasa bertakwa kepada Allah".

💕💕

Seusai melaksanakan sholat tahajjud Ali berkeliling asrama, dia melangkah sambil terus melantunkan sholawat.

Sunyi. Sepi. Para santri masih terlelap dalam tidurnya. Dia melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 01.00 pagi.

Hingga tatapan matanya menatap pada seseorang yang tengah melaksanakan sholat di masjid. Siapakah dia?.

Seseorang yang membaca takbir dibalik mukenah putih yang menyelimutinya.

Ali terus memperhatikannya hingga dia mengenali sosok yang sedari tadi di perhatikan nya.

"Oh tuhan, apakah kau mengizinkan hamba untuk menjadi imam sholatnya kelak?, Jika tidak berikanlah dia imam sholat yang baik".

Ucapnya dalam hati yang tersenyum menatap Zahra.

Seusai sholat Zahra berdoa, menengadahkan kedua tangannya keatas, sambil meneteskan air matanya, tiada yang tau isi doanya.

Diakhir doanya Zahra kembali sujud dan membiarkan air matanya jatuh diatas sejadah putih miliknya.

Segera Zahra menghapus sisa air matanya dan menoleh.

Zahra melihat Ali yang berdiri dibelakangnya. Dia tersenyum ditengah getaran hati nya yang berdegup kencang, apakah benar Zahra jatuh cinta?

"Ya Allah mengapa aku selalu merasa begini jika didekatnya? Apa aku jatuh cinta? Jika iya biarkan aku menyimpannya sendiri dan lindungilah aku dari perbuatan zina". Ucap batin Zahra.

"Ali, apa kau mencari ku?".

"Ah tidak, hanya saja kebetulan lewat sini, maaf aku lancang memandangmu".

Suasana kembali menjadi hening. Zahra menunduk menyembunyikan pipinya yang bersemu merah.

Ali yang merasakan keheningan pun angkat bicara.

"Baiklah sampai nanti".

Ucapnya kemudian berlalu meninggalkan Zahra.

Getaran itu masih terasa padahal dia sudah tidak bersama Ali lagi.

"Astagfirullah haladzim". Zahra mengelus pelan dadanya sambil tersenyum.

Sebenarnya Ali cukup penasaran atas doa Zahra hingga membuat Zahra menangis.

Dia tidak mengharapkan Zahra harus menjadi jodohnya tapi dia berharap doanya dan doa Zahra sama.

Menjalin hubungan yang diridhoi oleh Allah dunia dan akhirat.

"Aish aku mikirin apa sih".

Ucap Ali sambil menepuk pelan keningnya.

"Neng Aisyah, begitu indah namamu seindah perangai dan parasmu".

Sayup sayup Ali mendengar suara itu, sebuah alunan lagu yang diiringi oleh petikan gitar.

Siapa lagi jika bukan Nathan?, Dia sangat tergila gila kepada Aisyah.

"Kau adalah putri kiai, sedangkan aku adalah pemuda yang hina, bisakah aku menjadi imam sholat mu?".

"Dum Tek Dum Tek Dum Tak Tuk Tak Dum"

Nathan menghentikan lagunya mendengar suara berisik yang menurutnya menjadi polusi suara untuk lagu romantisnya.

Dia melihat Ali yang masih dengan santainya bersuara berisik sambil sedikit bergoyang menikmatinya.

Dear SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang