Kanvas Kehidupan

1.6K 178 1
                                    

Tatapan mata Shofi memandang Ali yang terburu buru keluar ruangan ketika Zahra telah duduk disamping Raihan.

Sebaiknya dia juga harus pergi. Shofi beranjak mengikuti arah langkahnya. Dia mengikuti Ali sampai keruang musik.

Cowok itu duduk sambil memangku gitar.

"Mengapa kau mengikutiku?". Tanya Ali ketika melihat Shofi.

"Tidak ada alasan bagiku untuk tetap tinggal dan mendengar semuanya". Shofi menarik kursi dan duduk didekat jendela.

Diluar sana bunga bunga pohon wungur mulai berguguran diterpa angin. Indah memang tapi bukankah itu menyakitkan bagi bunga yang berpisah dengan pohonnya, tersapu angin hingga jauh sampai ranah tak bertuan dan kering.

"Hey bisakah kau bermain musik untuk kesunyian ini?".

Shofi menyilangkan tangan didepan dada sambil menatap Ali seraya berucap bermainlah.

"Ah baiklah". Ali mulai memetik senar gitarnya. Jemarinya menari diantara list gitar menciptakan sebuah melodi pilu.

Dia menyanyikan sebuah lagu cinta sejati versi arab. Lagu yang pernah dinyanyikannya bersama Zahra.

إِذَا كَا نَ قَلْبِي يَحْمِلُ نَفْسِي فِى أَحْلَامِي
Manakala hati menggeliat mengusik renungan.

 تَعُوْدُ ذِكْرَاتِي مَتَى الْحُبُّ يُلَقِى الْحُبَّ
Mengulang kenangan saat cinta menumbuhi jiwa.

Shofi terbuai dengan lagu itu. Lagu cinta yang damai namun tidak sedamai yang dihadapinya, sebuah cerita cinta yang rumit dan berakhir dengan deraian air mata.

مَحَبَّتُنَا تَصْوِيْرُ التَّوَارِيْخ

Cinta kita melukiskan sejarah.

 تَنْشُرُ قِصَّةً تَمْلَأُ بِرَحْمَةِ 

Menggelarkan cerita penuh suka cita.

حَتَّى كُلَّ وَاحِدٍ مِنَ الْإِنْسَانْ

Sehingga siapapun insan tuhan.

 أَنْ يَعْرِفُوْا ..... اَنَا حُبَّنَا خَالِصْ

Pasti tau. . . Cinta kita sejati.

"Kau bahkan memainkan lagumu begitu baik di pentas tadi, dihadapan semua orang, tapi ternyata kau juga rapuh sama sepertiku, dasar bertopeng". Ucap Shofi dalam hati.

Dia melihat butiran air mata yang menetes pada Ali. Cowok itu masih memainkan gitar dan hanyut dengan suasana yang ada.

Brak. . .

Pintu ruang musik terhempas sangat keras menampilkan Nathan yang lemas disana. Cowok itu bersandar menenangkan dirinya yang bernafas naik turun tidak karuan.

"Ada apa sih?". Shofi menghampiri Nathan dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Kiai Arsyad. . .".

"Apa sih? Tenang dulu napa?".

"Nih minum dulu baru cerita". Ali membuka tutup botol air dan menyodorkannya kepada Nathan.

Dear SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang