Ini udah satu bulan setelah PAS selesai, kalau dihitung hitung dari kejadian mungkin sudah sebulan lebih, dan selama itu juga mereka tidak pernah ngobrol atau saling tegur sapa saat berpapasan.
Dinda terlalu takut untuk menyapa duluan, sedangkan Jeno? Dinda tidak tau kenapa orang itu terkesan seperti menghindar darinya.
Esa dan teman-temnnya juga sudah lama kembali ke Negara tempat mereka berkuliah. Tanpa berpamitan, Dinda juga tidak terlalu peduli. Ia sudah terlanjur kecewa.
Jam istirahat telah tiba, istirahat kali ini Dinda tidak pergi kemana-mana. Hanya berdiam diri di dalam kelas sembari mencoba untuk mengerjakan PR yang tadi diberikan oleh guru bahasa Indonesia nya.
Sejujurnya, ia malas kemana-mana ada alasannya. Ia merasa cemburu saat melihat snap Olla yang sedang bersama Jeno dikantin, terlebih di video itu Jeno terlihat sangat bahagia disamping Olla dan dikelilingi oleh teman-temannya.
Dinda cemburu? Tidak tau, tapi jujur dadanya sedikit sesak saat melihat Jeno bersama yang lain.
Terdengar bunyi bangku disebelahnya yang tergeser, Dinda pun menoleh dan tersentak saat melihat Jaemin duduk dibangku yang ada disamping.
Jaemin menopang dagu dengan tangannya dengan pandangan mata yang tertuju pada sesuatu yang ada diatas meja Dinda, "Ngapain sih? Fokus banget kayanya." Jaemin bertanya.
Dinda mendadak gugup, ia hanya bisa tersenyum kikuk. Suasana kelas yang sangat sepi semakin membuat Dinda gugup. Bayangkan, didalam kelas hanya ada dirinya, Jaemin, dan Ridho teman sekelasnya yang pendiam.
Jaemin menjatuhkan kepalanya diatas meja, ia lalu menghela nafas berat. "Sabar ya Din, Jeno mungkin butuh sedikit waktu buat berfikir, tapi gua akui dia emang brengsek." ucap Jaemin dengan suara pelan, takut ada yang mendengar.
Dinda terkejut dalam diam, degupan dijantungnya mengeras saat Jaemin berkata seperti itu. Apa jangan-jangan Jaemin mengetahui soal dirinya yang sudah melakukan 'itu' dengan Jeno?
Dinda tidak tau harus bagaimana lagi, ia pun segera merapihkan buku-bukunya yang masih berserakan diatas meja. Dengan gugup ia berkata, "A—aku mau ke sana dulu." tanpa mendengar jawaban dari Jaemin, Dinda langsung melangkah cepat keluar kelas.
"Dinda mau kemana?!" Jaemin berteriak, namun teriakannya yang menggema itu tak digubris sama sekali oleh Dinda.
Dinda melangkah cepat tanpa memperdulikan para pelajar lainnya, ia ingin menghampiri Lysa lebih dulu sekarang. Ia terus berjalan menunduk tanpa memperhatikan di depannya. Sampai kepalanya menabrak Dada seseorang.
Ia terdiam saat meliat siapa sosok yang ia tabrak.
Jaemin mengikuti Dinda, "Dinda!" Jaemin berseru saat melihat Dinda, namun ia langsung terdiam saat melihat Dinda yang sedang bersama Jeno di depan sana.
Dinda terdiam kaku menatap Jeno yang juga menatapnya, ia menelan ludahnya kasar memperhatikan tatapan elang Jeno yang tertuju padanya. Tak ada sama sekali senyuman untuknya.
Dari jauh Jaemin memperhatikan mereka dua, menanti hal apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Jeno." Dinda menyebut namanya tapi ternyata bersamaan dengan seseorang dari belalang Jeno yang juga memanggilnya, mereka pun menoleh untuk melihat ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • Lee Jeno
Teen FictionJeno dengan segala pesonanya yang terlalu hebat dan luar biasa untuk digambarkan dengan kata-kata. ... Awal emng aneh, tapi lanjut aja terus sampe tengah, siapa tau jd suka. Note : Suka ganti-ganti cover ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©yeloratchet ≈ 2019