26 - Dinda pingsan

258 22 2
                                    

Pada voment dong :(


——————

Pernikahan sudah mereka lalui pagi tadi, tidak perlu ada yang banyak diceritakan karena mereka hanya mengundang saudara-saudara terdekat saja, hanya Jaemin lah teman yang mereka undang.

Malam ini Dinda dan Jeno diajak pulang ke rumah Jeno karena tempat mereka menikah lebih dekat jaraknya bila kerumah Jeno. Mereka disini hanya sementara karena nantinya mereka akan tinggal dirumah Dinda.

Dinda tidak mungkin meninggalkan Bundanya sendirian sementara ayahnya pegri kerja keluar kota. Keluarga Jeno untungnya dengan baik hati mengizinkan walaupun memang ada sedikit ketidak relaan.

"Kalian sekarang istirahat ya, sudah malam." Ayah Jeno memberikan pesan yang hanya diangguki oleh sang pengantin baru.

Kemudian Jeno menuntun Dinda masuk kedalam kamarnya. Dinda mendudukkan dirinya diatas kasur empuk Jeno, walaupun acaranya sederhana ia tetap merasakan lelah. Sedangkan Jeno merapihkan barang-barang mereka.

"Kamu mau mandi duluan?" Jeno menawarkan.

Dinda menggeleng,

"Enggak, kamu duluan aja nanti aku belakangan."

Jeno pun hanya mengangguk kemudian masuk lebih dulu kedalam kamar mandi.

Sembari menunggu, Dinda yang merasa kelelahan pun memilih untuk merebahkan dirinya dulu sejenak diatas kasur. Tanpa di duga ia yang awalnya hanya ingin memejamkan mata sesaat saja malah jadi ketiduran.

Jeno keluar dari dalam kamar mandi sudah mengenakan celana pendek dan kaos berwarna biru sembari menggosok rambutnya yang masih basah menggunakan handuk.

Matanya kemudian menangkap sosok Dinda yang sedang tidur diatas kasur, pasti istrinya itu merasa sangat lelah.

Jeno mendekat, ia kemudian berjongkok dipinggir kasur untuk melihat wajah sang istri yang tertidur.

"Hey, bangun... Mandi dulu nanti baru tidur." Jeno berucap lembut sembari mengusap kepala Dinda.

Dinda membuka matanya perlahan dan menangkap wajah Jeno yang tersenyum tepat dihadapan wajahnya. Tanpa sadar Dinda ikut tersenyum melihat Jeno.

"Radit ganteng banget."

Jeno yang tadinya senyum cerah seketika langsung gugup setelah Dinda berkata hal seperti itu, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal kemudian berdiri. Jeno terlihat sedang berusaha menghindar.

"Aku— mau bikin susu, kamu mandi dulu." Jeno kemudian keluar dari dalam kamar.

Dinda yang sudah dalam posisi duduk hanya bisa tertawa, ternyata Jeno bisa malu juga ya.

Selesai mandi Dinda keluar hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya, ia lupa membawa pakaian.

Tepat sekali Jeno masuk kedalam kamar dengan membawa dua gelas yang berisikan susu. Satu susu untukk ibu hamil dan satu lagi untuknya. Matanya seketika membesar saat melihat Dinda yang hanya terbalut kan kan handuk itu sedang memilih pakaian.

Jeno menelan ludah, ia meletakan gelas berisikan susu itu keatas meja belajar. Kemudian Jeno merasa ada yang mencolek pundaknya, ia dengan gugup menoleh karena Dinda.

Ineffable • Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang