°•°•°•°
°•°•°•°
Pagi ini keluarga Jeno dan keluarga Dinda dihubungi oleh sekolah untuk datang menemui kepala sekolah. Tak perlu mengatakan apapun lagi karena tak lain tak bukan pasti kasus itu. Bunda Diana hari ini datang seorang sendiri tidak seperti Bunda Karina yang datang bersama suaminya.
Mereka datang bersamaan, Jeno dan Dinda juga turut hadir hari ini karena diminta oleh Ibu kepala sekolah yang ingin memastikan apakah dua anak itu benar-benar sudah menikah dan Dinda benar-benar hamil.
Sepanjang jalan menuju ruang kepala sekolah ribuan anak murid menatap kedatangan mereka. Sepanjang jalan pula Jeno menjaga Dinda dengan begitu intens. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang Dinda yang sudah tidak ramping lagi itu dan tidak membiarkan istrinya menjauh barang satu langkah saja darinya.
"Jen... malu tau." Dinda menggerutu dengan nada sebal, apalagi saat melihat sekeliling dan mengetahui bahwa semua orang menatap dirinya dan Jeno.
Jeno tidak menjawabnya dia malah menggoda Dinda dengan semakin menarik tubuh Dinda menempel dengan tubuhnya. Astaga, Jeno memang benar-benar menyebalkan.
Tiba di depan kantor kepala sekolah mereka sudah disambut oleh beberapa guru dan dipersilahkan untuk masuk. Sampai sini tidak ada yang aneh hanya saja Jeno merasa terganggu dengan Pak Nampartin guru matematikanya yang terus menggoda Jeno dengan tatapannya. Ada apa dengan gurunya yang menyebalkan itu? Jeno hanya menggedikan bahunya acuh kemudian masuk kedalam ruang kepala sekolah.
"Halo... selamat pagi." Sapa Ibu kepala sekolah dengan begitu ramah kepada mereka, "Ayo silahkan duduk."
Mereka kemudian duduk di tempat yang sudah disediakan. Hanya ada empat bangku, Jeno memilih untuk berdiri supaya Dinda bisa duduk. Jeno berdiri dibelakang Dinda sembari memegang kedua bahu istrinya itu.
"Bagaimana keluarga semua sehat?" Tanya Ibu kepala sekolah yang bernama Marini.
"Alhamdulillah sehat." Jawab orang tua mereka serempak.
Disini Dinda sudah mulai merasakan jantungnya yang berdebar, ia sudah memprediksi hal-hal apa yang akan terjadi setelah ini. Ia merasa takut walau pun sebenarnya ia sudah siap menerima apapun yang akan terjadi.
"Begini ya Bu, Pak sepertinya tidak perlu dijelaskan lagi kita semua juga sudah tau apa yang ingin kita bicarakan." ucap Ibu Marini serius namun berusaha untuk membuat suasananya menjadi santai.
"Pertama-tama saya boleh lihat bukti pernikahan mereka, apakah secara sah atau hanya siri saja."
Dengan segera Bunda Diana membuka tas yang Ia bawa dan mengeluarkan surat-surat serta buku nikah milik Dinda dan Jeno yang sudah disatukan di dalam sebuah map kepada Ibu Marini. Kemudian map itu pun di buka dan dilihat juga bersama wali kelas Jeno dan Dinda beserta Pak Nampartin yang merupakan guru kesayangan Jeno, Ah ralat, sepertinya terbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • Lee Jeno
Novela JuvenilJeno dengan segala pesonanya yang terlalu hebat dan luar biasa untuk digambarkan dengan kata-kata. ... Awal emng aneh, tapi lanjut aja terus sampe tengah, siapa tau jd suka. Note : Suka ganti-ganti cover ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©yeloratchet ≈ 2019