Sudah menjadi ritual setiap atau sehabis ulangan selesai pasti diadakan Classmet disekolah manapun. Termasuk SMA 64 ini.
Hari ini mereka menggelar acara classmeet dengan 3 macam permainan, yaitu bola basket, futsal, dan volly. Kelas mana yang ingin ikut dalam pertandingan bisa daftar lebih dulu ke para pengurus osis.
Pukul 07.00 dinda tiba disekolah dengan mengenakan baju olahraga, sebenarnya kalau hari biasa mungkin ia sudah terlambat dan tidak diizinkan untuk masuk. Tapi karena ada acara seperti ini ia jadi bebas masuk jam berapa pun.
Dengan perasaan gembira ia masuk kedalam kelas yang sangat kosong, karena semua anak berkumpul dibawah. Senyuman terus mengembang indah diwajahnya, ia bahkan rasanya ingin berteriak kegirangan karena tadi pagi tumben-tumbenan bundanya ngasih uang jajan besar.
Biasanya per hari cuma 20.000 buat sekolah. Tapi tiba-tiba pagi tadi bunda nya memberikan ia uang jajan 50.000 ribu. Katanya sih akan terus begini sampai jangka waktu satu bulan, karena ayahnya dapat bonus besar. Siapa yang tidak merasa senang jika seperti ini.
Sebenarnya ia sedang merasa kurang sehat, entah kenapa Seminggu ini ia merasa cepat lelah padahal ia tidak melakukan pekerjaan berat apapun. Sepertinya ini karena lelah sekolah dan hatinya yang akhir-akhir ini tidak beres karena Jeno. Makannya ia merasa badannya aneh gini.
Baru saja ia duduk merapihkan tas nya, seseorang mengetuk pintu dan menyebut namanya. Dinda menoleh kearah pintu dan menemukan seorang perempuan yang berdiri diambang pintu dengan atribut yang cukup menunjukan bahwa dia anak pmr.
"Kenapa dek?" tanya Dinda bisa tau itu adik kelas, karena saat memanggilnya tadi dia menggunakan embel-embel 'kak'.
"Itu- kak.. Em... Sebelumnya maaf lancang." perempuan itu masuk kedalam kelas menghampiri Dinda, "Aku Mona PMR kelas 10, mau minta tolong sama kakak boleh nggak?"
Dinda mengangguk sembari menampilkan senyum ramahnya, "Boleh
.. Mau minta tolong apa emang?""Emm... Itu- anak-anak PMR kan sekarang lagi pada berangkat lomba jadi yang jaga uks buat acara sekarang cuma aku kak, anak kelas 12 udah nggak diizinin buat jaga sama bu Dona." jelas perempuan yang diketahui bernama Mona itu dengan takut-takut.
"Terus?"
"Kakak mau nggak? Nemenin aku jaga di UKS? Denger-denger kan kakak pernah jadi anak PMR dulu..."
Dinda sedikit tersentak, walaupun dari awal ia memang sudah ada pikiran akan diminta untuk jaga uks. Tapi ia tidak menyangka bahwa hal itu benar-benar terjadi.
"Kayanya.. Nggak bisa deh, aku... udah lama keluar juga, kenapa nggak minta mantan pmr yang lain aja?" Dinda menolak secara halus. Bukannya tidak mau, cuma ia merasa tidak pantas karena hanya memiliki sedikit ilmu tentang ke-PMR an.
"Yang lain mukanya jutek-jutek kak... Kak Dinda doang yang keliatan baik, makannya aku minta ke kakak."
Dinda menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung, haruskah ia menerima tawa adik kelasnya ini?
"Ayolah kak... Tolongin aku." Mona memohon dengan wajah penuh harapan membuat Dinda jadi merasa tidak enak.
"Yaudah ayo." Akhirnya Dinda memutuskan, lagi pula tak ada salahnya membantukan?
Mona bersorak kegirangan berkali-kali ia mengucapkan terimakasih pada Dinda. Mereka kemudian pergi ke uks yang terletak dilantai dasar berbarengan.
Tiba di uks, Dinda merasakan kembali rasa yang dulu pernag ia rasakan. Setahun lalu, ia selalu berada disini setiap hari senin pagi. Menangani dan merawat orang-orang yang tidak enak badan, merapihkan obat-obatan dan ranjang ketika sudah digunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • Lee Jeno
Teen FictionJeno dengan segala pesonanya yang terlalu hebat dan luar biasa untuk digambarkan dengan kata-kata. ... Awal emng aneh, tapi lanjut aja terus sampe tengah, siapa tau jd suka. Note : Suka ganti-ganti cover ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©yeloratchet ≈ 2019