•••
"Mama takut bang,"
"Mama tenang ya, Ara pasti baik-baik aja kok"
Ucapan Raka tersebut tidak sepenuhnya menggambarkan dirinya yang juga tenang. Pikiran Raka kacau. Lelaki tersebut memijat pelipisnya yang terasa pening.
Selang beberapa menit setelahnya, seorang dokter berjilbab keluar dari UGD. Raka beserta mamanya segera berdiri menghampiri dokter tersebut.
"Keluarga pasien? " tanya dokter tersebut.
"Saya mama nya"
"Bisa ikut ke ruangan saya sebentar? "
"Baik dok"
Kemudian, Diana - mama Raka dan Ara - bersama Raka mengikuti dokter yang menangani Ara menuju ruangannya.
"Silahkan duduk," ucap dokter tersebut mempersilahkan.
"Jadi bagaimana dok? " tanya Diana tidak sabar.
"Begini bu, ada serpihan kaca yang tertinggal di bola mata pasien hal ini juga bisa disebut dengan intraocular foreign body. Sehingga pasien harus melakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi atau CT-scan untuk mendeteksi keberadaan pecahan kaca di dalam bola mata," jelas dokter memberikan jeda.
"Lalu bagaimana dok? " tanya Raka mewakili mamanya yang terlihat tidak tenang.
"Hal ini dapat mengancam penglihatan sehingga pemeriksaan dan penanganan lanjutan untuk mengeluarkan serpihan kaca dalam bola mata harus dikerjakan oleh dokter spesialis mata"
♤♤♤
06.00
"Kami akan melakukan operasi kecil untuk mengambil serpihan kaca di mata pasien hari ini," ucap dokter setelah memberikan hasil CT-scan kemarin yang memperlihatkan ada 3 serpihan kaca yang tertinggal di bola mata Ara.
"Tepatnya jam berapa dok? " tanya Diana.
"Mulai sekarang pasien harus berpuasa sampai dilaksanakannya operasi jam 2 nanti, untuk cairan bisa mulai puasa jam 11 nanti," jelas dokter.
"Baik dok, terimakasih" ucap Raka diangguki dokter.
"Saya permisi," ucap dokter kemudian keluar dari ruangan Ara dirawat.
"Ma? "
Diana menoleh kebelakang dan segera menghampiri putrinya yang sudah bangun dan memanggilnya.
"Udah bangun sayang? " tanya Diana lembut.
"Gak tau ma, Ara mau tidur atau bangun sama aja gelap," balas Ara.
Sejak 3 hari ini setelah insiden pelemparan gelas yang mengenai pelipis Ara, kedua mata gadis itu ter- perban membuatnya tidak dapat melihat apapun. Memang hanya mata sebelah kirinya yang kemasukan serpihan kaca. Namun kedua matanya harus di perban.
"Mama minta maaf sayang, kamu boleh lempar gelas ke mama. Mama minta maaf,"
Kini hal itu yang selalu Ara dengar ketika dirinya bangun dari tidurnya tanpa membuka mata.
"Enggak ma, mama gak salah. Berhenti nyalahin diri mama sendiri," pinta Ara menundukkan kepalanya.
"Maafin mama udah bikin kamu jadi kaya gini," kemudian pelukan hangat dari sang mama membuatnya selalu nyaman setiap pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home || sfnauraaa ✔
Teen Fiction"Tante" panggil Ara. "Ya sayang? " sahut bunda Santi. "Ara boleh peluk tante? " tanya Ara meminta izin. "Sini sayang" Firman baru saja akan kembali bergabung, namun melihat istrinya memeluk Ara yang sedang menangis membuatnya seketika iba. Firman du...