♤♤♤
Ara, Ara Natalia Saputri. Gadis cantik yang sudah tak mempunyai orang tua. Saat ini dirinya sedang menangis tak karuan di samping makan ibunda tercintanya. Yang dikuburkan disamping makan ayahnya.
Ara sedang sangat terpuruk sekarang. Sudah ditinggal ayahnya dan sekarang ibundanya juga menyusul ayahnya.
Ara berfikir dunia tidak adil karena sudah mengambil semua orang yang dicintainya.
Hari ini, ibunda Ara sudah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Tepatnya kemarin pada pukul 17:24 ibundanya sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Ara membenci takdir. Kenapa takdirnya seperti ini? Dengan ayah dan ibunya meninggalkannya, Ara tentu belum bisa menerima kenyataan itu.
Ara benar-benar terpuruk sekarang. Dirinya tidak mempunyai siapapun lagi kecuali kakaknya dan kekasihnya.
"Dek, udah, pulang yuk? "
"Enggak bang, kenapa bang? Kenapa takdir gak adil? Kenapa bang?! "
"Sayang, tante turut berduka ya? Sudah ini sudah takdirnya. Kamu harus ikhlas nak, mama udah tenang disana, mama pasti gak suka lihat kamu seperti ini sayang. Kamu harus kuat, banggain mama, buat mama tersenyum ngelihat kamu dari atas sana"
Ara mendengar ucapan mama Santi tersebut langsung memeluknya. Ara terisak begitu kencang, Aditya yang melihatnya hanya bisa terdiam ikut berduka.
♤♤♤
Ara sedang berbaring diranjangnya, tepatnya di rumah kakaknya. Bukannya Ara tidak mau tinggal sendirian dirumah orang tua nya. Namun, Ara tidak ingin tinggal disana dengan semua memori kenangan bersama orang tuanya.
Ara sempat hampir pingsan tadi karna sudah lelah menangis dan belum makan sejak kemarin sore.
Sekarang saja saat kakaknya membawakan makanan ke kamarnya, Ara tetap tidak ingin memakannya.
Ara memang sudah sangat lemas sekarang, kepalanya sangat pusing. Namun Ara tidak memiliki nafsu makan.
"Dek makan dulu yuk? " tanya bang Raka.
"Enggak"
"Sayang makan dulu ya? " tanya mbak Nana.
"Enggak, aku udah bilang 'kan kalau aku gak laper"
Raka dan Nana sudah bingung bagaimana cara membujuk adiknya itu. Seketika Raka memiliki ide cemerlang.
Raka menelfon kekasih adiknya itu dan memintanya datang kesini.
Tidak lama kemudian, Aditya datang membawa mie ayam kesukaan Ara.
Aditya langsung diminta Raka menghampiri adiknya itu. Saat sampai didepan pintu kamar Ara, Aditya mengetuknya. Namun tak ada respon.
Raka yang melihatnya memberikan kode kepada Aditya agar langsung masuk saja. Saat Aditya masuk, Ara masih meringkuk sambil menangis.
Aditya menghampiri Ara dan duduk disamping gadisnya itu.
"Sayang, makan yuk? "
"Sayang makan ya? "
"Aku mohon makan ya? Aku suapin, aku udah bawain mie ayam kesukaan kamu loh"
"Sayang pliss lah, aku takut kamu sakit. Aku gak mau kamu sakit, aku khawatir banget sama kamu"
"Dua minggu lagi kita nikah sayang, kamu harus makan ya? "
"Aku mau pernikahan kita dimundurin"
"Loh? Kenapa? Kita udah siapin semuanya"
"Aku lagi berduka Dit, plis ngertiin aku"
"Tapi, semuanya udah si-"
"Aku minta kamu keluar dari kamar aku"
"Ra? Aku ngerti kamu lagi berduka, tapi plis jangan kaya gini. Oke aku akan keluar tapi kamu makan dulu, aku gak akan keluar dari sini kalau kamu belum mau makan. Aku sayang sama kamu, aku gak mau kamu kenapa-napa, aku takut kamu sakit. Bukan masalah pernikahan kita, oke kalau kamu mau pernikahan kita diundurin gak papa, nanti aku yang urus gampang. Tapi ini masalah kalau kamu gak mau makan aku khawatir kamu sakit. Kamu itu berharga buat aku. Aku bakal turutin semua permintaan kamu, asal kamu gak kenapa-kenapa aku udah seneng, lihat kamu senyum aja aku udah seneng banget"
Ara yang mendengar penuturan dari Aditya langsung memeluknya dan terisak kembali.
"Udah kamu nangis aja gak papa, sepuasnya tapi sekarang kamu harus makan dulu ya? "
Ara mengangguk membuat Aditya lega. Lalu Aditya langsung menuangkan mie ayam dan jus kesukaan Ara pada tempatnya.
Aditya menyuapi Ara perlahan karena Ara makan dengan sangat lambat. Hal itu tidak membuat Aditya emosi atau kesal karena Aditya tahu posisi Ara sekarang.
Setelah selesai makan, Ara sudah tidak terlihat lemas dari sebelumnya. Ara duduk bersila di atas kasur menghadap Aditya.
Aditya membersihkan sisa makanan yang ada di bibir Ara menggunakan ibu jarinya.
"Kenyang? " tanya Aditya dan Ara mengangguk.
"Yaudah pernikahannya mau dimundurin jadi kapan? "
"Enggak"
"Maksudnya? "
"Enggak mau di undurin, udah gak papa lanjutin aja persiapannya"
"Kamu beneran? "
"Iya, gak papa kok. Aku gak bisa egois gini minta kamu mundurin pernikahannya terus"
"Iya, kalaupun kamu minta mundurin juga gak papa kok, aku tunggu kamu sampai siap"
"Enggak, gak papa. Aku udah siap, jangan di undurin pernikahannya"
Aditya bahagia melihat Ara yang sudah kembali ceria walau memang masih ada wajah sedihnya karena ditinggal ibunda tercintanya.
Aditya tahu Ara gadis kuat, dia kehilangan kedua orang tua nya dan dia tetap masih bisa tersenyum seperti Ara yang selalu ceria dan tidak bersedih.
"Yaudah kebawah yuk? Kasihan tadi bang Raka sama mbak Nana pusing mikirin kamu" ajak Aditya.
"Masa aku bikin mereka pusing sih? "
"Iya, mereka khawatir sama keadaan kamu. Yaudah kita turun ya biar mereka gak khawatir lagi"
Ara mengangguk dan mengikuti Aditya turun kebawah.
Saat turun, Ara melihat kedua kakanya itu sedang berjalan mondar-mandir. Ara tahu pasti mereka sedang gelisah sekarang.
"Bang, abang ngapain sih? Gak jelas banget mondar-mandir gitu"
"Astaga Ra, lo tuh ya bikin abang khawatir tau nggak. Dari kemarin belum makan, baru juga sembuh masa mau sakit lagi? Gak bosen apa lo sakit mulu? "
"Hehe iya-iya bang, maafin Ara ya udah bikin abang khawatir. Ara gak papa kok bang, maaf ya mbak hehe"
"Iya gak papa dek, sekarang mau apa? Mbak bikinin susu ya? "
"Gak usah mbak ngerepotin"
"Udah gak papa tunggu bentar"
Nana membuatkan Ara susu rasa coklat karena itu rasa susu kesukaan Ara. Nana juga memberikan beberapa potongan es batu didalam susu itu.
Nana kembali menghampiri mereka yang ada di ruang tamu. Nana juga membuatkan Aditya dan suaminya kopi.
"Ini, di habisin ya dek"
"Iya mbak makasih ya"
"Iya udah gak papa. Habis itu kamu istirahat ya, biar enakan"
"Iya mbak"
Ara menghabiskan susunya, setelah habis, Aditya mengantarnya kembali ke kamar untuk beristirahat.
♤♤♤
Revisi : 10 September 2021
23.03
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home || sfnauraaa ✔
Teen Fiction"Tante" panggil Ara. "Ya sayang? " sahut bunda Santi. "Ara boleh peluk tante? " tanya Ara meminta izin. "Sini sayang" Firman baru saja akan kembali bergabung, namun melihat istrinya memeluk Ara yang sedang menangis membuatnya seketika iba. Firman du...