♤ [39] ♤

78 4 0
                                    

♤♤♤

Ara memutuskan untuk membatalkan pernikahannya dengan Aditya. Karena Ara tidak ingin egois. Hanya karena dirinya, kakaknya jadi bangkrut dan karena dirinya, grandma membenci Aditya.

Maka dari itu, Ara memutuskan untuk menyelesaikan semuanya hari ini. Ara membuat rencana agar Aditya membencinya, jadi Aditya bisa meninggalkannya. Atau kalau Aditya tetap kekeuh tidak meninggalkannya, Ara yang akan meninggalkannya.

Ara meminta Aditya bertemu di taman biasanya. Ara sengaja tidak meminta dijemput agar Aditya mulai curiga terhadapnya. Cowok itu sebenarnya nekat menjemput Ara, namun Ara mengancamnya jika Aditya menjemputnya maka Raka akan menembaknya dengan pistol.

Aditya sampai lebih dulu di taman dan mencari bangku untuknya duduk.

15 menit kemudian, Ara tetap belum juga datang. Aditya jadi heran pasalnya Ara akan selalu tepat waktu jika akan bertemu dengannya.

Di sisi lain, Ara sedang memperhatikan Aditya dengan tatapan sendu. Ara sebenarnya memang sudah datang sedari tadi, namun Ara sengaja melambatkannya agar Aditya kesal padanya.

Satu setengah jam berlalu, Aditya masih setia berada ditempatnya sambil sesekali memainkan ponsel miliknya atau memperhatikan anak-anak yang sedang bermain ditaman bermain yang ada di taman itu.

Saat Aditya sudah mulai bosan, lelaki itu beranjak akan pulang saja. Karena gadisnya dihubungi pun tidak bisa. Ara memang sengaja mematikan ponsel nya agar Aditya semakin kesal padanya.

Saat Aditya berdiri, tiba-tiba Ara datang berlari menghampirinya. Nafas Ara tidak teratur. Ara mencoba mengatur pernafasannya.

"Huh, udah dari tadi? " tanya Ara tidak minta maaf agar menambah kekesalan Aditya.

"Iya"

"Hehe, tadi anu-itu-eum-an- macet, iya macet! Macet panjang banget dan aku di taxi tapi aku keluar duluan dan lari kesini" ucap Ara dengan sengaja terbata agar Aditya curiga.

"Oh" jawabnya singkat.

"Bener cuman macet aja? Gak ada yang lain? "

"Enggak beneran"

Aditya mangut-mangut saja dan saat Aditya ingin melanjutkan perkataannya. Seseorang tiba-tiba muncul sengan nafas tersengal-sengal seperti Ara tadi.

"Sa? Huh! Sayang kok ninggalin sih?! Capek aku tau ngikutin kamu! " rengek lelaki itu pada Ara.

Wajah Ara langsung pucat pasi, Ara khawatir Aditya akan berfikiran tidak-tidak. Namun memang itulah rencananya.

"Eh, em-Vin-lo-em ngapain disini" ucap Ara terbata.

"Sayang kok gitu sih? 'Kan tadi aku ke kamar mandi bentar eh tiba-tiba liat kamu lari keluar cafe ya aku ikutin kamu lari aja"

"Ih, kelvin! Bentar ya Dit" ucap Ara seraya menarik Kelvin agar sedikit menjauh dari Aditya.

Ara berpura-pura berbisik dan berdebat pada Kelvin agar seakan akan mereka sedang merahasiakan sesuatu.

Aditya yang curiga mendekati kedua dan membuat keduanya terkejut.

"Kalian ngomongin apaan sih? Kelvin ini siapa Ra? "

"Eh, anu-itu, dia bukan siapa-siapa kok. Cuman, cuman temen aja kok"

"Temen? Temen kok tadi manggil sayang? "

"Eh, enggak dia emang suka becanda gitu"

"Kok kamu gitu sih yang? " sela Kelvin dan langsung dibekap Ara.

"Kalian ada hubungan apa sih sebenernya? "

"Cuma temen"

"Ara pacar gue"

Ucap Ara dan Kelvin serentak.

"Kalian kalau ngomong yang bener! "

"Temen"

"Pacar"

Ucap keduanya lagi bersamaan membuat Aditya bingung lalu menarik Ara menjauh.

"Dia siapa sih? Kamu kenapa telat? Jujur sama aku! "

"Em dia bukan siapa-siapa kok sayang, aku telat ya tadi gara-gara macet. Aku udah jujur, maaf ya? "

"Kamu ini harus jujur sama aku, kita udah mau nikah. Dia siapa tiba-tiba muncul di hubungan kita? "

"Oke-oke aku jujur, iya dia pacar aku tadi kita kencan di cafe deket taman sini. Terus dia ijin ke kamar mandi bentar, pas dia ke kamar mandi aku langsung lari nyamperin kamu. Aku keinget aku mau ngomongin sesuatu sama kamu"

"Jadi kamu?! Kamu sama dia?! Kalian?! Argh! "

"Maafin aku"

"Terus kamu mau ngomong apa?! "

Ara sedikit terkejut dengan bentakan Aditya, pasalnya cowok itu tidak pernah memarahinya sampai seperti ini.

Ara menghela nafas panjang sebelum mengatakan kalimatnya pada Aditya.

"Jadi, maaf. Aku harus pergi, dia pacar aku. Kita sebenernya udah dijodohin sama mama waktu kita kecil dulu tapi baru ketemu sekarang dan aku harus ke luar negeri tahun depan buat ngurusin pernikahan aku sama dia. Maafin aku, kita harus pisah, batalin pernikahan kita. Aku tau aku salah, salah banget dan aku minta maaf ya aku cuman bisa bilang minta maaf segampang itu. Aku bodoh, aku bodoh udah ninggalin kamu, aku - aku gak pantes buat kamu, aku-" jelas Ara mulai menitikkan air matanya.

"Argh! Stop! Udah! Cukup! Kamu kok kaya gitu sih?! "

Aditya frustasi dan langsung menghampiri Kelvin dan memberikan bogeman mentah pada wajahnya hingga sudut bibir Kelvin langsung mengeluarkan darah.

"Adit udah! Dia gak salah, aku yang salah pukul aja aku, pukul aku! "

Aditya menghiraukan teriakan Ara dan terus memukul wajah dan perut Kelvin.

Ara dengan sedikit keberanian mencegah Aditya dengan berada ditengah mereka. Namun Aditya yang tidak tau kalau Ara akan melakukan itu sudah lebih dulu melayangkan bogemnya dan mengenai Ara.

Ara langsung terhuyung kebelakang dan seketika semua menjadi gelap. Kelvin yang menopang tubuh Ara langsung membawa Ara menuju mobilnya dan meninggalkan Aditya.

Aditya masih mematung di tempatnya menatap kepergian Ara dengan cowok itu.

Aditya benar-benar tidak sengaja mukul Ara hingga dia pingsan. Sungguh dirinya tidak berniat melukai gadisnya. 

Aditya sungguh merasa bersalah telah memukul Ara tadi. Bahkan melihat wajah gadis itu membuatnya semakin bersalah. Aditya benar-benar gagal menjaga Ara. Dirinya gagal menjaga calon istrinya. Dirinya gagal menepati janji dan amanah dari Raka.

Aditya mengacak rambutnya frustasi kemudian segera berlari menuju mobilnya dan menyusul Ara. Bahkan cowok itu beberapa kali memukul setir mobil karena masih sangat menyesal.

"Argh! "

"Bego! Lo bego Dit! Lo bener-bener bego! "

♤♤♤

Revisi : 11 September 2021
13.49

Broken Home || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang