♤ [08] ♤

220 12 0
                                    

•••

"Jangan lo pikir kita percaya semua omongan lo! Lo itu licik Fel! "

"Iya, sekarang kita emang percaya sama lo. Tapi bukan berarti kita gak waspada, kita kerja sama buat selesaiin ini semua! "

Felicia meringis mengetahui kenyataan tersebut. Tapi mau bagaimana lagi? Toh ini karna ulahnya sendiri yang tidak langsung mengatakan pada mereka langsung. Jadi dirinya harus menanggung semua resikonya sekarang.

"Gapapa Dit, bang"

"Oke, jadi Tasya itu temen SMP nya Ara? " tanya Raka.

"Sahabat lebih tepatnya," koreksi Felicia.

"Iya sahabat, berarti emang udah deket banget. Jadi gimana rencananya? " tanya Aditya.

Sekarang ini 3 orang (Felicia, Aditya, Raka) sedang berada di taman rumah sakit. Setelah Felicia menjelaskan bahwa dirinya disuruh saat di ruangan Ara, Raka datang dan ikut menginterogasi Felicia.

Mereka pindah ke taman rumah sakit karna Diana sudah datang dan tidak enak jika membahasnya di depan ibu dari anak yang mempunyai kasus yang akan di bicarakan ini.

"Gue belom ada rencana," ucap Felicia kelihatan berfikir.

Raka menyesap kopi panas yang di belinya tadi sambil melihat beberapa pasien yang juga sedang berada di taman.

"Gue punya ide, gimana kalau lo tetep gangguin Ara kaya biasanya sesuai permintaan Tasya tapi jangan berlebihan. Kalau ada lagi suruhan dari Tasya lo langsung lapor ke kita dulu," usul Aditya.

"Boleh juga, tapi lo juga harus ngawasin dia sama Tasya"

"Iyalah bang"

"Yaudah kita balik lagi ke kamar Ara, lo mending pulang. Firasat gue bilang kalo Tasya bisa aja kesini buat cari informasi tentang Ara," ucap Raka diangguki Felicia.

♤♤♤

"Udah jam 5 loh, kamu janji mau bangun jam segini. Ayo bangun, Ra" pinta Aditya.

"Yaudah mungkin kamu masih ngantuk, aku mau cerita aja ya"

"Aku tadi sekolah, masa ya si Bima makan di kantin tadi soto nya tumpah semua gara-gara liatin cewek," ucap Aditya mulai bercerita.

"Kalo aku sih gak akan gitu ya, kan aku setia sama kamu. Mau ada atau gak ada kamu di sekolah aku tetep bucinnya sama kamu kok, gak percaya tanya Putra coba,"

"Tapi aku tuh sedih, Ra. Aku kesepian di sekolah sendirian terus, akhir-akhir ini juga aku di sibuk in sama osis. Bentar lagi ulang tahun sekolah, sebelum ujian tengah semester tepatnya"

"Aku emang di bantu sama sekretaris tapi sama aja, tetep semua bebannya yang nge handle aku"

"Udah deh lupain aja, bunda Diana lagi sama bang Raka sama mbak Nana katanya mau ngurus nikahan. Kamu tau gak sih, Ra? Aku tuh udah cinta mati sama kamu, walaupun kita masih SMA aku udah siap kok kalo mau nikahin kamu"

"Nikah yok, Ra"

"Heh! Sembarangan banget kamu main ngajak-ngajak nikah,"

Aditya tersentak kaget saat tiba-tiba Ara berbicara, "Ra? Kamu udah siuman? Ih kenapa baru ngomong! Sejak kapan? Gak ada tanda-tanda banget kamu bangun, kan aku jadi malu ngoceh panjang lebar tadi"

Broken Home || sfnauraaa ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang