Cover by : Cutputrikh
Di cerita ini, Kalian akan bertemu dengan perempuan cantik, barbar, tidak tahu malu yang memperjuangkan dan bahkan menunggu seseorang selama Bertahun-tahun.
Kalian juga akan bertemu dengan lelaki tampan yang terlambat menyatak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Bagaimana kau masih bisa menyukainya, padahal dia tidak pernah membalas perasaan mu. Apa karena kau merasa bahwa kau menyukai dia, perasaanmu akan dibalas suatu hari nanti?'
-Jevin Arya Arkana-
***
(Happy Reading) 👸
"Apa lagi yang kamu lakukan Xazella?!"
Suara melengking milik Bu Ersa itu memekak-kan telinga Xazella. Saking kencang nya suara teriakan itu, Xazella berjengit di kursinya.
"Kamu itu murid yang pintar, cantik dan berbakat. Tapi kenapa kamu selalu membuat masalah?" Ucap Bu Ersa.
"Kenapa kamu sampai berantem sama anak baru itu?" Sambung Bu Ersa.
"Dia ngambil orang yang saya suka buk," Jawab Xazella enteng dengan gaya songong.
"Ya ampun Xazella, hanya karena itu?" Ucap Bu Ersa menggelengkan kepala tidak percaya.
"Coba ibuk di posisi saya, Pasti ibuk akan melakukan hal sama seperti yang saya lakukan." Ucap Xazella.
"Saya tidak akan melakukan hal gila seperti itu," Sindir Bu Ersa.
"Ibuk kaya ga pernah muda aja deh." Ucap Xazella dengan menunjukkan sikap pongah tanpa hormat dan tidak perduli.
"Diam kamu!" Teriak bu Ersa.
"Lebih baik kamu merubah sifat kamu! Sebenarnya kamu jauh lebih pintar dari Earlyn. Hanya saja sifat buruk yang kamu miliki membuat kami, para guru menurun kan nilai kamu." Tegas Bu Ersa.
Xazella terdiam. Sudah berpuluh kali Bu Ersa mengucapkan kalimat itu.
"Sekarang kamu keluar dan hukuman untuk kamu tidak berat, hanya membersihkan Perpustakaan saja." Ucap Bu Ersa santai.
Xazella membulat kan matanya, 'membersihkan Perpustakaan?' adalah hal yang paling melelahkan. Kalau Perpustakaan nya hanya beberapa meter tidak masalah, yang jadi permasalahannya Perpustakaan itu sangat luas.
Xazella menutup pintu ruang BK keras dan mendengus. Ia berjalan menuju Perpustakaan setelah sebelumnya berhasil menendang Pot bunga kesayangan milik Bu Ersa masuk ke dalam tong sampah.
***
"Hacuh,"
Xazella berdecih kesal, debu-debu kotor membuat Xazella bersin beberapa kali.
