Tak terasa sudah masuk hari libur saja dan Libra tak mau menyia-nyiakannya dengan bangun kesiangan seperti orang pada umumnya di hari libur, ia bangun pada jam yang sama seperti hari kerja
Bagi Libra kalau bangun kesingan, waktu Libur nya akan semakin sedikit. Dan ia tak mau menginginkan hal itu. Bekerja dari pagi sampai sore atau malam, lalu mengindam-idamkan waktu libur. Dan saat tiba, waktu libur nya terpotong hanya karena bangun kesiangan.
No way!
"Li siramin tanaman di halaman sana, mimih mau bikin sarapan dulu!"Libra menoleh kearah Soraya yang tiba-tiba sudah menyuruh nya saja
Padahal renacana Libra bangun pagi ya untuk berleha-leha menonton serial kartun kesukaannya, tapi mimihnya dengan se enak jidat malah menyuruhnya
"Mih tapi Libra lagi nonton Tv, Yena atau gak Mino aja deh Mih." Libra mengelak tak mau diganggu
Soraya yang mengenakan celemek berjalan mendekati putrinya yang tengah asik menonton kartun bagaikan bocah berumur lima tahun, wanita paruh baya itu berdiri tepat didepan Tv. Menghalangi pandangan Libra
"Mimih gak nyuruh kamu bolak-balik kepasar, belanja ini itu, mimih cuman minta kamu siramin tanaman doang, Libra. Hitung-hitung sebagai hukuman kamu karena udah hilangin tupperware mimih dan sampai sekarang belum ketemu!"
Libra berdecak sebal, menggerutu dalam hati. Lagi-lagi membahas persoalan tempat makan keramat itu, padahal sudah tiga hari berlalu tapi masih saja di ulang-ulang
Dengan enggan, Libra tidak bisa menolak. Wajah mimih nya benar-benar tak bisa ia lawan, apalagi jika membawa-bawa kesalahannya beberapa hari lalu itu. Libra mengalah
"Iya iya, nih Libra siram"Libra beridiri dan berjalan cepat melewati Soraya, seraya misuh-misuh
Sementara itu, Yena yang diam-diam menyaksikan kegaduhan antara mimih dan sang kakak dari ujung tangga ikut menghela nafas lega. Pasalanya ia selamat dari perintah sang nyonya besar. Enak saja ia yang mau ditumbalkan oleh Libra, untung saja mimih nya itu punya senjata untuk mengalahkan kemasalan kaka nya
........
Di halaman, Libra tengah menyirami tanaman-tanaman cantik milik mimih nya dengan asal. Menggoyang-goyangkan selang kesana kemari, tidak tepat kearah pot-nya
"Bangun pagi salah, bangun siang salah. Nasib nasib jadi anak perempuan..."gerutu Libra
"Kamu niat nyiramin tanaman apa mau buat halaman banjir, Li"suara khas bapak-bapak yang begitu familiar mengintrupsi kegiatan Libra
Gadis itu mengerjap terkejut mendapati Virgo, pipih nya. Yang sepertinya baru pulang dari lari pagi keliling komplek dan mendapati kegiatan asal nya itu
"Nyiram tanaman lah Pih"jawab Libra sedikit tak selow, faktor dari hormon datang bulannya juga
Virgo menggelengkan kepalanya heran, berjalan kearah sang putri yang nampak memendam kekesalan
"kalo kamu gak ikhlas ya jangan di kerjain, nanti malah gak berkah"Ucap Virgo seraya meraih selang dari tangan mungil Libra
Libra cemberut, merasa tersindir akan ucapan pipih nya itu
Virgo mematikan keran air dan menyudahi kegiatan siram menyiram tanaman, beralih merangkul Libra dan menggiringnya ke bangku yang berada di halaman rumahnya
"Kenapa kok cemberut?"tanya virgo, terkekeh akan tingkah kekanakan Libra yang tak pernah hilang
"muka Libra emang gini, masih ditanya lagi"Libra menjawab dengan ketus
Virgo mengelus surai hitam pendek milik Libra dengan lembut
"Gimana pekerjaan kamu, lancar?" Virgo bertanya dengan topik lain
KAMU SEDANG MEMBACA
I Belong To My Boss
RomanceIbram tak menyangka jika takdir membawanya kedalam hubungan manis antara ia yang begitu posesif, dan emosional dengan seorang bawahannya yang begitu innocent, penuh tawa riang, dan senang menebar senyum Tak tahu awal mula perasaan terlarang itu tum...