Ibram tak benar-benar fokus menyetir jika gadis yang duduk di kursi samping nya terus terdiam dengan wajah lesu, ia tentu saja merasa khawatir. Semenjak meninggalkan perusahaan Libra sama sekali tak membuka suara, terlebih dengan tatapan yang kosong
"Sayang. Kamu gak lagi kerasukan, kan?" entah apa yang tengah Ibram fikirkan sehingga satu pertanyaan semacam itu meluncur begitu saja
Libra melirik Ibram seraya mendengus dan kembali dengan kegiatan sebelum nya, mode diam. Melihat reaksi Libra, Ibram tentu tak merasa tenang dan berinisiatif menepikan mobil nya ke pinggir jalan- takut dirinya hilang kendali
Mobil mewah milik Ibram berhenti tepat di bahu jalan, Libra mengernyit lalu menatap wajah Bos sekaligus kekasihnya itu
"Mas mau nurunin Libra di pinggir jalan?"
Astagfirullah!
Ibram menepuk dahi nya seketika, kenapa Libra bisa berfikir seperti itu?
Ia mencoba sabar, mengalah daripada ikut terusulut dan mereka kembali bertengkar hanya karena masalah spele. Untung saja hari ini Ibram tidak dalam mode senggol bacok
"Enggak, sayang. Mas gak ada niatan nurunin kamu disini. Mas cuman mau tanya, kamu kenapa? Apa yang mengganggu fikiran kamu?" dengan nada se adem ubin masjid, Ibram bertanya. Tangannya terulur mengelus surai kekasihnya, berniat memberi ketenangan
Libra mendelik sebal, berdecak sekali dan memalingkan wajah nya ke samping- tak berani menatap wajah Ibram. Jika ia berkata jujur maka Ibram mungkin akan berbalik marah, rasa khawatir dan takut jika rekan kerja nya tahu pasal status nya ini sebaiknya ia pendam saja dalam hati. Karena seyogya nya Ibram memang jelas berniat mengumbar hubungannya, tapi tidak dengan dirinya
"Libra cuman pengen cepet sampe rumah, mas. Cape" Libra menyahut, perkataan nya ini jelas hanyalah sebuah alibi. Libra harap Ibram mengerti dan tak curiga, ya semoga saja pacar nya itu tak mengamuk
Mendengar itu Ibram pun mengangguk singkat, menarik tangannya dari surai ke kasihnya- mengalihkan nya ke kemudi mobil. Ia tak mau banyak berbicara, dirinya sudah cukup paham. Bahkan lebih dari yang gadis itu ketahui
Mobil mewah itu kembali melaju cepat membelah jalan, untung saja sore ini jalanan tidak terlalu di padati pengendara lainnya sehingga Ibram hanya memerlukan waktu sepuluh menit untuk mengantar kekasih nya pulang dengan selamat
"Makasi ya mas atas tumpangan nya, Libra masuk dulu"
"Tunggu!" pergerakan Libra terhenti, gadis itu mengurungkan niatannya turun dari mobil mewah itu
Perasaan gadis dua puluh satu tahun itu mulai was-was, jangan bilang jika Bos nya itu minta ganti uang bensin?
Hahaha... Konyol, bisa-bisa nya ia memiliki fikiran gila itu. Ibram itu salah satu pria loyal, bahkan jika Libra meminta mobil yang di tumpangi nya ini mungkin tanpa berfikir dua kali Ibram akan langsung memberikan nya
Daripada menduga-duga dan hatinya makin kacau balau, Libra pun menoleh dan langsung terkejut begitu mendapati ekspresi dingin pria tampan itu dengan tatapan tajam nya
"Saya gak mau cuma karena masalah spele seperti ini nantinya kamu minta putus. Besok, saya mau denger semua alasan dari sikap aneh kamu ini, atau hukuman sebagai ganti nya"
Libra menelan ludah nya susah payah, ia harus nya sadar jika Ibram bukan pria yang mudah di bodohi. Pria itu memiliki kepekaan tingkat dewa, dan tolol nya ia melupakan hal itu
Astaga! Baru balikan seminggu, tapi masalah sudah kembali menerpa mereka berdua. Benar-benar ya pacaran itu ternyata melelahkan. Mau langsung kawin saja rasanya Libra
KAMU SEDANG MEMBACA
I Belong To My Boss
Любовные романыIbram tak menyangka jika takdir membawanya kedalam hubungan manis antara ia yang begitu posesif, dan emosional dengan seorang bawahannya yang begitu innocent, penuh tawa riang, dan senang menebar senyum Tak tahu awal mula perasaan terlarang itu tum...