Definisi Posesif!

3.4K 199 17
                                    

Ibram tak benar-benar fokus menyetir jika gadis yang duduk di kursi samping nya terus terdiam dengan wajah lesu, ia tentu saja merasa khawatir. Semenjak meninggalkan perusahaan Libra sama sekali tak membuka suara, terlebih dengan tatapan yang kosong

"Sayang. Kamu gak lagi kerasukan, kan?" entah apa yang tengah Ibram fikirkan sehingga satu pertanyaan semacam itu meluncur begitu saja

Libra melirik Ibram seraya mendengus dan kembali dengan kegiatan sebelum nya, mode diam. Melihat reaksi Libra, Ibram tentu tak merasa tenang dan berinisiatif menepikan mobil nya ke pinggir jalan- takut dirinya hilang kendali

Mobil mewah milik Ibram berhenti tepat di bahu jalan, Libra mengernyit lalu menatap wajah Bos sekaligus kekasihnya itu

"Mas mau nurunin Libra di pinggir jalan?"

Astagfirullah!

Ibram menepuk dahi nya seketika, kenapa Libra bisa berfikir seperti itu?

Ia mencoba sabar, mengalah daripada ikut terusulut dan mereka kembali bertengkar hanya karena masalah spele. Untung saja hari ini Ibram tidak dalam mode senggol bacok

"Enggak, sayang. Mas gak ada niatan nurunin kamu disini. Mas cuman mau tanya, kamu kenapa? Apa yang mengganggu fikiran kamu?" dengan nada se adem ubin masjid, Ibram bertanya. Tangannya terulur mengelus surai kekasihnya, berniat memberi ketenangan

Libra mendelik sebal, berdecak sekali dan memalingkan wajah nya ke samping- tak berani menatap wajah Ibram. Jika ia berkata jujur maka Ibram mungkin akan berbalik marah, rasa khawatir dan takut jika rekan kerja nya tahu pasal status nya ini  sebaiknya ia pendam saja dalam hati. Karena seyogya nya Ibram memang jelas berniat mengumbar hubungannya, tapi tidak dengan dirinya

"Libra cuman pengen cepet sampe rumah, mas. Cape" Libra menyahut, perkataan nya ini jelas hanyalah sebuah alibi. Libra harap Ibram mengerti dan tak curiga, ya semoga saja pacar nya itu tak mengamuk

Mendengar itu Ibram pun mengangguk singkat, menarik tangannya dari surai ke kasihnya- mengalihkan nya ke kemudi mobil. Ia tak mau banyak berbicara, dirinya sudah cukup paham. Bahkan lebih dari yang gadis itu ketahui

Mobil mewah itu kembali melaju cepat membelah jalan, untung saja sore ini jalanan tidak terlalu di padati pengendara lainnya sehingga Ibram hanya memerlukan waktu sepuluh menit untuk mengantar kekasih nya pulang dengan selamat

"Makasi ya mas atas tumpangan nya, Libra masuk dulu"

"Tunggu!" pergerakan Libra terhenti, gadis itu mengurungkan niatannya turun dari mobil mewah itu

Perasaan gadis dua puluh satu tahun itu mulai was-was, jangan bilang jika Bos nya itu minta ganti uang bensin?

Hahaha... Konyol, bisa-bisa nya ia memiliki fikiran gila itu. Ibram itu salah satu pria loyal, bahkan jika  Libra meminta mobil yang di tumpangi nya ini mungkin tanpa berfikir dua kali Ibram akan langsung memberikan nya

Daripada menduga-duga dan hatinya makin kacau balau, Libra pun menoleh dan langsung terkejut begitu mendapati ekspresi dingin pria tampan itu dengan tatapan tajam nya

"Saya gak mau cuma karena masalah spele seperti ini nantinya kamu minta putus. Besok, saya mau denger semua alasan dari sikap aneh kamu ini, atau hukuman sebagai ganti nya"

Libra menelan ludah nya susah payah, ia harus nya sadar jika Ibram bukan pria yang mudah di bodohi. Pria itu memiliki kepekaan tingkat dewa, dan tolol nya ia melupakan hal itu

Astaga! Baru balikan seminggu, tapi masalah sudah kembali menerpa mereka berdua. Benar-benar ya pacaran itu ternyata melelahkan. Mau langsung kawin saja rasanya Libra

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang