Menyatakan Cinta!

4.7K 291 8
                                    


"Abi, dimana Ibram?"

Abi tersenyum mendapati sosok pria paruh baya yang begitu dikenalinya, ia berjalan mendekati sosok tersebut seraya menyalaminya dengan hormat

Padahal saat rapat tadi ia sama sekali tak melihat sosok yang begitu dikenal dan disegani di dunia bisnis itu, siapa  lagi kalau bukan pak Ryatama yang terhormat. Pria paruh baya dengan senyum menawan itu adalah Ayah dari sahabat bejatnya- Ibram

"Ibram gak bisa hadir Om, katanya pihak GM yang diutus untuk mewakilkan perusahaannya" jawab Abi sejujurnya,

Senyum menawan Ryatama surut setelah mendengaranya, pantas saja ia tadi melihat pria yang dulu bekerja sebagai ajudannya itu berdiri seorang diri kala nama perusahaan yang dinaungi putranya disebutkan

"Kemana pria dewasa nakal itu?"

Abi menahan tawanya, akan sangat tak sopan jika ia terbahak didepan ayah dari sobatnya itu

"Sepertinya pergi mengunjungi seseorang pak"

Ryatama berdecih, mengurut ujung hidungnya. Lagi-lagi Ibram berbuat semena-mena, kali ini apa yang bocah dewasa itu lakukan? Bukannya mengurus perusahaan malah berkeliaran

"Kamu tahu dia pergi kemana, mengunjungi siapa?"

"Maaf pak saya kurang tahu"

Ryatama mengangguk dan menepuk bahu Abi

"Baiklah kalau begitu, terimakasih atas infonya ya nak"

"Iya pak sama-sama"

Begitu Ryatama melenggang pergi bersama para ajudannya, Fahrezi pun yang baru saja selesai berbincang demgan salah satu koleganya kini ikut berdiri disamping Abi

"Kenapa muka kamu, seneng bangey kayanya?"tanya Fahrezi seraya menaikan salah satu alisnya, tampang Abi yang senyum-senyum gak jelas membuatnya curiga

"Ibram bakal kena damprat ayahnya nanti Hahaha... Muka pak Ryatama tadi kaya nahan kesel gitu"ujar Abi dengan kikikan gelinya

Fahrezi menggelengkan kepalanya, melihat sikpa Abi tidak sama sekali mencerminkan sosok pemimpin yang berwibawa

"Aku akan menelpon Ibram"celetuk Fahrezi

"Jangan! Apa kamu mau mengadukan tentang ayahnya tadi, bairkan saja bodoh!" Abi melarang Fahrezi seraya memegang pundaknya erat

Tanpa keduanya sadari, banyak pasang mata yang menatapnya aneh

Fahrezi tersadar dan risih seketika
"Lepaskan! Siapa juga yang ingin mengadu, aku hanya ingin memberitahu kalau besok kita semua harus terbang ke Singapura untuk menandatangani Saham perbagian, karena hal itu tidak bisa diwakilkan"

Abi mendengus setelah melepas cengkramannya

"Ish kufikir kau akan mengadu!"

"Kalau kau lupa, kita bukan lagi anak-anak. Biarkan Ayahnya bersikap apapun terhadap Ibram. Kita jangan ikut campur, dia sudah dewasa"
Abi mencebik tapi lantas mengangguk

**********

Dengan perasaan was-was Libra sesekali melirik kearah Ibram yang nampak santai dan begitu seru kala mengobrol dengan Pipihnya, ia takut jika pria itu akan berbicara yang tidak-tidak

Apalagi mengenai respon mimihnya yang begitu exited melihat penampilan serta wajah Ibram yang tampan tiada tara itu, Libra meringis mengingatnya

"Jadi nak Ibram ini bekerja di posisi apa? Dilihat dari penampilannya, sepertinya kamu bukan karyawan biasa seperti putri saya, nak" tanya Virgo, kembali bertanya di sela-sela obrolan khas pria

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang