Pasangan Sempurna!

3.8K 271 10
                                    


"Nih bekalnya... Awas ya tupperware mimih hilang lagi, jaga baik-baik!"

Libra mencebik melihat mimihnya yang sudah menyiapkan bekal makanan satu tas berukuran sedang beserta segelas teh manis hangat, ia bukannya tidak bersyukur mendapatkan itu. Hanya saja pesan terakhir mimihnya itu loh, menjengkelkan sekali. Padahal baru satu kali ia menghilangkan tempat makan laknat itu, tapi dibahasnya sampai berhari-hari atau mungkin ber bulan-bulan. Ah ini sudah terhitung yang... Pokonya banyak sekali mimihnya itu berceramah tentang tempat makan itu sampai telinga dan memori otaknya over load

"Iya iya Libra bakal jaga baik-baik harta berharga mimih ini, makasih bekalnya ya mih" dengan sedikit ogah-ogahan Libra mengambil tas bekal tersebut, sebenarnya ia malas membawa bekal karena diperusahaan pun selalu disediakan makan siang. Tapi entah kenapa hari ini mimihnya malah memberikannya bekal dengan isi yang gila-gilaan, bahkan Libra kurang yakin bisa menghabiskannya. Mungkin ia akan membagikannya kepada rekan kerja nanti

"Iya, jangan lupa dihabiskan loh! Mimih sengaja masak makanan kesukaan kamu itu" Libra hanya mengangguk kemudian menyalami punggung tangan sang ibu dengan takjim. Tak mau membuat mimihnya kecewa karena menolak hasil kerja keras wanita paruh baya itu

"Libra pamit dulu ya mih"

"Kamu hari ini gak lembur kan?"Libra menggelengkan kepalanya, mimihnya masih berniat menahan kepergiannya. Pasti ia akan terlambat

"Mih bentar lagi Libra telat nih kalau masih ditahan terus, udah gak ada yang ditanyain lagi kan? Libra berangkat ya" Soraya berdecak melihat putri pertamanya itu

"Kamu ini, tenang aja toh gak bakalan telat kok. Kan masih jam setengah tujuh, kamu masuk jam setengah delapan kan" Tukas Soraya dengan gaya bicara khas ibu-ibu yang tidak mau tahu

"Mih kalau Libra yang nyetir sih iya cuman setengah jam doang, tapi ini Pipih yang nganter Libra. Bisa makan satu jam" cerocos Libra nampak tak terima jika pagi ini Pipihnya lah yang akan mengantarnya bekerja, mengingat kendaraannya tengah di servis dan tak ada pilihan lagi selain menumpang dengan Pipihnya yang kebetulan ada jadwal mengajar pagi ini. Untung saja Yena adik keduanya itu tengah libur sekolah

"Iya iya, yaudah sana berangkat. Pulang kerja langsung pulang loh ya, jangan nongkrong dulu. Gak baik!"

"Baik nyonya, Inem berangkat dulu ya. Bye..."

Soraya berkacak pinggang hendak memberi jitakan kepada Libra namun gadis itu keburu pergi dengan berlari heboh keluar rumah

"Aku kasih nama bagus-bagus malah diganti Inem, aneh anak itu!"

..........

Dugaan Libra tak meleset, ia telat lima menit lantaran cara menyetir Pipihnya yang amat mentaati rambu lalu lintas serta menggunakan kecepatan dibawah standarnya, ia sudah pasrah jika nanti namanya akan terpampang sebagai salah satu karyawan yang tidak tepat waktu di minggu ini.

Kakinya melangkah tergesa memasuki area lobby tuk absen melalu alat Finger print, ia beruntung kali ini karena tak ada antrian yang malah membuatnya semakin terlambat. Dengan cepat ia menempelkan jari jempolnya dan suara operator yang berterimakasih membuatnya melega karena telah berhasil absen. Saat kakinya hendak melangkah menuju ruangan teknisi, tak sengaja matanya melirik kearah beberapa orang karyawan yang tengah mengerubuni papan pemberitahuan dekat pintu lift

"Mereka ngapain sih ngumpul-ngumpul begitu?" tanya Libra pada dirinya sendiri

Rasa penasarannya begitu mendominasi, melupakan akan tujuan utamanya. Apalagi ditambah ia melihat sosok Irma dan karyawan wanita lain yang terdengar begitu ceriwis mengomentari sesuatu

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang