Reject!

3K 202 11
                                    



"PUNTEN PAKET!!!"


Teriakan nyaring dari balik pagar rumahnya seketika menarik perhatian seorang Ryatama. Pria paruh baya yang tengah menikmati masa liburnya dengan menyiram tanaman itu pun terpaksa menghentikan kegiatannya, kedua netranya bergulir memperhatikan petugas keamanan yang baru saja mengambil alih sebuah kardus berukuran sedang dengan sebuah note berisikan info alamat dari tangan seorang kurir

Dengan ke kepoan tingkat Dewa, Ryatama pun melangkahkan kakinya menghampiri Joni sang petugas keamanan

"Dari siapa, Jon?"

Joni tersenyum sungkan seraya menyerahkan paket tersebut kepada Ryatama
"kata abang kurirnya dari Himawari, untuk mas Ibram, pak" jawabanya

"Himawari?" gumam Ryatama  sementara kedua tangannya terus membolak balik paket yang entah berisi apa, pria paruh baya itu berusaha mencari nama sang pengirim, namun nihil tak ada satu pun nama yang ia temukan selain nama putra ketiganya

"Yasudah, kalau begitu saya bawa kedalam ya" tukas Ryatama sambil membawa paket misterius yang di kirim oleh seseorang untuk Ibram- putranya

Kedua tangannya kini mendekatkan paket tersebut ke telinganya sambil sedikit mengguncang
"Jangan bilang ini dari mantan pacarnya, biar kaya di film-film gitu ngasih pembuktian kalau dia hamil anak si Ibram. Awas aja!!!" gumam Ryatama setelah mendengar suara isi paket tersebut

Behubung putranya itu tidak singgah di rumahnya, alhasil Ryatama pun mengambil ponselnya untuk memotret paket itu lalu mengirimkan nya kepada Ibram

Ayah mau nganterin paket, katanya buat kamu tapi malah di kirim kerumah Ayah. Kamu gak habis ngehamilin anak perawan orang kan, Bram? Awas ya jangan macem-macem kamu!!!

Send


Setelah selesai memberitahu Ibram, Ryatama pun bersiap mengambil kunci kendaraan roda empatnya. Sambil menenteng kardus di tangannya, pria paruh baya itu pun bersiul santai melangkahkan kakinya keluar rumah

"Ayah mau kemana?" pertanyaan yang berasal dari mulut wanita paruh baya yang tak lain adalah istrinya, membuat pria itu sontak menghentikan langkah kakinya

"Apart Ibram, Ayah mau sidak!"

Estefania yang tengah menyesap se cangkir teh pun langsung berdiri dan segera meletakkan minuman hangatnya itu di tas meja bundar di sampingnya

"Bunda ikut ya?" Ryatama tak langsung mengangguk, teringat suatu hal yang di katakan samg istri beberapa jam yang lalu

"loh kamu bukannya mau kerumah Samy, bantu-bantu dia mempersiapkan Pesta?"

Mendengar pertanyaan suaminya itu membuat Estafania- wanita paruh baya berwajah bule itu merubah ekspresinya menjadi cemberut

"nanti kan bisa setelah dari apart Ibram, Bunda mau minta maaf masalah yang kemarin"

Ryatama tersenyum setelah mendengar alasan Estefania, pria itu pun langsung melambaikan tangannya- menyuruh sang istri menghampiri nya

Sambil bergandengan tangan mesra, pasangan tersebut pun berjalan beriringan keluar rumah. Sesekali Estefania dengan usilnya mengayun-ayunkan gandengan tangannya dengan Ryatama. Membuat siapapun yang melihat akan terkekeh geli melihat sikap kekanakan pasangan tak muda itu

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang