Pengakuan Libra!

3.6K 228 5
                                    


Tring!

Tring!

Bunyi notifikasi pesan di ponselnya terdengar, Libra yang awalnya tengah asik menonton Tv serial drama istri versus pelakor terpaksa mengalihkan perhatiannya itu. Tangannya terjulur meraih ponsel di atas nakas tepat di sebelah ranjangnya, dengan lincah Libra melihat siapakah yang mengiriminya puluhan pesan itu

"Siapa kak? Rame amat notifnya?" tanya Mino penasaran, remaja yang sama tengah asik menemani Libra menonton Tv pun beralih melirik sang kakak

"Ke-to-the-po... KEPO!"tukas Libra

Mino mendesis sebal mendengarnya, remaja itu pun mencoba tak perduli dan kembali melanjutkan kegiatannya itu. Menonton Tv

Sementara Libra, gadis itu kini meneguk ludahnya kasar setelah melihat barisan pesan yang dikirimkan Ibram kepadanya. Ia tak percaya jika bos- petinggi perusahaan yang amat terkenal bisa-bisanya membuang waktu berharga hanya untuk mengetikkan pesan berisi pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya terlalu lebay dan sangat random

Sayang! Kamu sudah makan?

Sayang, sedang apa?

Apa kamu sedang tertidur?

Bagimana kondisi mu, apa benar sudah membaik?

Aku merindukan mu? Sebentar lagi aku akan pergi mengunjungi mu

Sayang, maaf. Ada meeting mendadak, tapi aku janji setelah selesai aku akan langsung mengunjungi mu

Mau kubawakan sesuatu?

Dan seterusnya, Libra masih tak percaya sungguh. Apa benar ini sosok  bos nya yang terkenal angkuh, garang, arogant, dan... Ah tak taulah! Pria itu memang aneh, fikirnya

"Dia memang gila..." gumam Libra seraya men-scroll pesan Ibram sampai akhir

Tapi sejujurnya, ia tak munafik jika bibirnya tak bisa menahan senyum saat melihat puluhan pesan tersebut. Oh ayolah! Seumur hidupnya, Libra tak pernah mendapatkan pesan penuh perhatian dari seorang pria. Kecuali, pipih nya dan Irwan

"Pipi kakak kenapa merah? Kakak alergi lagi?" Libra mengerjap terkejut saat melihat Yena yang baru membeli beberapa camilan di kantin rumah sakit lalu tiba-tiba mempertanyakan perihal pipinya yang tiba-tiba memerah

Mino yang mendengar itu pun ikut menoleh
"Eh iya loh bener merah, apa mau Mino panggilin dokter kak?" tawar Mino dengan nada khawatirnya

Libra berdecak dan menolak, pipinya memerah bukan karena alergi tapi karena hal lain. Untung saja kedua adiknya itu masih polos

Yena dan Mino duduk saling berdampingan, kedua remaja itu mulai membongkar beberapa camilan dan memakannya tanpa menawari Libra

"Kalian pelit banget sih, masa kakak gak ditawarin!" protes Libra membuat kedua adiknya itu menoleh bersamaan

"Kakak kan gak boleh makan kaya ginian dulu, nanti sakitnya kambuh lagi" ucap Yena dan kembali memasukan keripik kentang kedalam mulutnya, Libra yang melihatnya bahkan sampai meneguk ludahnya

"Siapa yang bilang? Kakak gak kenapa-napa kok kalo makan keripik kentang doang" Libra masih mencoba membujuk kedua adiknya itu agar memberinya camilan

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang