Amarah Ryatama!

3.2K 193 14
                                    


Libra memejamkan mata nya kuat, ia tak mengira jika Ibram akan menahan kepergian nya. Ia fikir pria itu tertidur lelap dan tak mengetahui nya, tapi ternyata tidak begitu. Ibram seperti nya sudah mendengar semua ucapan nya tadi, bahkan perihal penyesalan nya

Apa yang harus Libra lakukan sekarang? Ia terlalu bingung harus berekasi seperti apa, terlebih takut jika Ibram akan kembali menyaktinya

"Libra..." suara Ibram kembali terdengar dengan nada parau, sementara pelukan di tubuh Libra kian mengerat

Libra membuka matanya merasa sedikit sesak sebab Ibram memeluk tubuh nya terlalu erat, entah apa yang akan pria itu lakukan kepadanya?

Apa mencoba membunuhnya?

Oh tidak!

Tapi jika telinga nya tidak salah dengar, ada suara isakan kecil yang berasal dari balik tubuh nya. Apa Ibram menangis?

Libra menoleh sedikit untuk memastikan, dan seketika mata nya membalak begitu ia mendapati Ibram tengah memejamkan mata dengan tetesan air membanjiri kedua pipi nya. Oh Tuhan! Pria itu menangis

"Mas... " Libra memegang tangan Ibram yang bertengger di pinggang nya, ia berupaya melepas nya perlahan agar tubuh nya bisa bergerak memutar menghadap sosok Bos besar nya itu

"Mas kenapa nangis?" tanya nya, Libra tidak memungikiri jika hati nya amat berdenyut melihat pria gagah yang amat ia sayangi tengah menangis, terisak pilu di hadapannya

"Jangan pergi Libra, sa-ya mohon!" dengan suara sedikit tercekat Ibram mengungkap kan keinginan nya sambil menatap lekat gadis mungil di hadapannya, ia tidak bisa membayangi jika dirinya tadi terlelap nyenyak dan tidak mendengar semua keluh kesah Libra. Mungkin ia akan kehilangan gadis itu untuk kedua kali nya

"Mas... "

"Enggak, Libra jangan katakan apapun! Saya mohon saya nggak akan siap kamu ninggalin saya!" Ibram memotong perkataan Libra dengan cepat dan langsung menubruk tubuh mungil gadis itu- memeluk nya erat seraya terisak

Ibram bahkan melupakan perkataan Ayah nya, jika pria dewasa tidak boleh menangis. Tapi apa daya, rasa takut nya mengalahkan nominal umurnya yang tidak lagi muda.

Tangan Libra terulur mengusap bahu Ibram pelan, ia mencoba menenangkan Bos nya yang mulai histeris. Ia tak boleh melupakan kejadian ini, Bos nya yang galak dan kasar itu ternyata bisa berubah cengeng juga hahah...

Jika Libra boleh jujur, ia sedikit merasa senang melihat Ibram menangis saat ini. Apa pria itu menyesal telah menyakiti nya tadi? Harus nya iya, jika Ibram tidak menyesal maka Libra takkan berfikir panjang untuk meninggalkan pria itu

Lima menit kemudian, mereka berdua masih berpelukan layak nya seorang anak dan ayah yang tengah melepas rindu. Pinggang Libra rasanya kebas, ia ingin mengurai pelukan itu tapi tidak bisa. Ibram sedang dalam mode bayi Koala, alias ingin di manja. Isakan Ibram sudah tidak terdengar, Libra menghela nafas lega. Ternyata lama juga pria bertubuh kekar itu menangis, apa sangking takut kehilangannya?

Mangkannya jangan kasar, baru ngomong mau di tinggal aja nangis nya lima menit. Gimana kalau beneran di tinggal, satu bulan juga air mata nya nggak bakal kering

Diam-diam Libra mencibir dalam hati seraya tersenyum

"Libra, saya lapar belum makan dari kemarin"

Ya terus maksudnya apa?

Minta Libra suapin?

Kebiasaan deh, orang emang kalau habis nangis bawaannya pasti lapar

"Nggak ada yang nyuruh mas buat nggak makan" Libra menyahut dengan cuek, ia sengaja ingin membalas perbuatan Ibram

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang