Kabur Dari Kurungan!

4K 262 12
                                    


Semburat merah tercetak jelas di pipi bulatnya selepas bibir pink nan ranum miliknya di kecup oleh pria dihadapannya yang nampak puas akan kelakuannya itu, air matanya menggenang dipelupuk- tak percaya jika pria yang berstatus sebagai bos nya itu baru saja merenggut kesucian bibirnya

"Rasanya manis..." tanpa berdosa pria itu- Ibram malah asik berkomentar

Sedangkan Libra- gadis cantik itu kini menundukkan kepalanya dalam, merengkuh tubuh bocah di pangkuannya erat. Merasa takut dan kalut dengan apa yang terjadi kepadanya barusan, seumur hidupnya baru kali ini ia mendapat perlakuan tak senonoh seperti itu. Apalagi oleh Bos nya sendiri, pria yang begitu di hormati seantero perusahaan tempatnya bekerja

"Apa aku membuat mu takut?" melihat raut wajah kekasihnya yang nampak begitu syok, Ibram pun tersadar akan perilaku bar-barnya. Harusnya ia sadar, Libra bukan lah wanita seperti mantan-mantan kekasihnya terdahulu- yang dimana akan ketagihan jika mendapat hadiah ciuman darinya

Libra diam, namun kepalanya mengangguk pelan. Ibram mendesah, lalu mengusap wajah sedikit menyesali perbuatannya- tapi jujur ia tak bisa melupakan sensasi berbeda bibir kekasihnya itu

"Maaf kan aku, bukan kah itu hal wajar. Kita kan sepasang kekasih" bukannya mencoba meminta maaf, Ibram malah memberikan pengertian menurut versinya, tidak bagi versi hidup Libra yang dimana 'ciumannya hanya diperuntukan oleh suaminya kelak'

"Itu tidak wajar, status kita..."

"Cukup Libra! Berapa kali saya ingatkan kalau kamu itu kekasih saya, calon istri saya! Apa mau kamu saya hukum? Atau mungkin akan lebih baik jika saya beritahu siapa sosok gadis misterius yang bersama saya di foto itu kepada seluruh karyawan di kantor? Biar mereka tahu kalau kamu itu milik saya"

Libra menatap wajah Ibram dengan pandangan yang tak terbaca, dugaannya ternyata benar. Ibram lah sosok penyebar foto tersebut

"Kenapa bapak melakukan itu?" dengan sedikit rasa sabar yang tersisa Libra bertanya- padahal rasanya ia ingin sekali menerjang pria itu dan memukulinya dengan kunci inggris sampai babak belur

Ibram menyunggingkan senyum iblisnya, tubuhnya yang besar semakin menjepit tubuh mungil Libra yang rerpojok di ujung sofa seraya mengelus pipi yang memerah merona Libra dengan lembut

"Itu hukuman untuk mu sayang" tukas Ibram dengan tatapan yang terus menyusuri wajah gadisnya

Dengan tubuhnya yang terhimpit Libra mencoba melemparkan tatapan intimidasi kepada Ibram agar menyadarkannya dari sikap bejatanya itu, namun sepertinya hal itu hanya sebuah kesia-siaan melihat Ibram malah semakin tertarik mendekatkan wajahnya

Sial! Libra takut di cium lagi

"Aku t-tidak berbuat salah" seingatnya memang Libra tidak berbuat salah

"Aku senang kamu sudah mau ber aku-kamu" kekeh Ibram dan pipi Libra kian memerah. Menggemaskan sekali

Menyadari kebodohannya itu Libra pun memalingkan wajahnya dan memukul bibirnya pelan, merutuki perkataannya

"Kamu gak inget ya kemarin kamu udah berani gandeng tangan laki-laki di depan mata kepala aku sendiri, kamu juga acuhin pesan aku"

Libra diam, mencoba mengingat perkataan sang bos yang entah kenapa sedikit lebay itu

"Aku gak ingat!"

"Really? Kamu sewaktu pulang kemarin sore rangkul-rangkulan tangan sama teman kamu yang gak ada ganteng-gantengnya itu, kamu jalan tanpa nyadarin kalau saya lihatin kamu, beberapa detik kemudian saya kirim pesan dan kamu masih mengabaikannya juga"

Libra mengerjap, tatapan wajah Ibram nampak serius dan tajam, ditambah penggunaan kata 'Saya' jelas sekali pria itu tengah marah

"Terus salah saya dimana pak? Dia kan teman saya, wajar kan?"

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang