Sanksi!

3.8K 247 6
                                    

"Ba-bapak ngomong apa sih! Jangan bercanda mulu, mendingan bapak pulangin saya ke kantor. Nanti teman-teman saya khawatir, la-lagian saya itu udah punya pacar tau"tukas Libra berusaha menutupi kegugupannya, pernyataan Ibram barusan membuatnya bagaikan tersambar petir. Dadanya bahkan kini terasa sedikit nyeri karena berdetak cepat terus-menerus, ditambah dengan kebohongannya yang tercetus begitu saja

Aduh! Dasar mulut sialan!

"Oh ya? Lebih tampan siapa kalau begitu, pacar jadi-jadian kamu itu atau calon suami kamu ini?"sahut Ibram, seringai menggodanya membuat Libra menelan salivanya cepat

"Je-jelas pacar saya lah"Libra terus saja melanjutkan kebohongannya itu, semoga saja dengan ini Ibram takkan mengganggunya lagi

Ibram berdecih, melirik kearah Libra sejenak. Apa ia sebodoh itu tak menyadari kebohongan wanitanya, bahkan dari hal terkecil tentang Libra, Ibram semuanya tahu. Dan Libra sepertinya masih menganggap jika ucapan dan perlakuan Ibram selama ini hanya candaan semata.

"Baiklah kalau begitu, pertemukan calon suami mu ini dengan pacar tampan jadi-jadian mu itu"

DUAAARRR....

Libra membeku, jemarinya meremat seragam kerjanya dengan kuat. Tidak mungkin! Apa bos nya gila, Libra mana punya pacar terus dia disuruh nunjukkin wajahnya pula. Gimana dong? Fikirannya terus berteriak

Ibram diam-diam tertawa melihat kegelisahan wanitanya itu, memangnya ia bisa gitu di kibulin. Coba lihat nanti sampai kapan kekasih mungilnya itu akan mengakhiri kebohongannya

"Sudah sampai, ayo sayang kita turun!"

Libra mengangkat kepalanya, menatap lurus kearah restoran mewah yang berdiri kokoh di depan mobil bosnya yang tanpa ia sadari sudah terparkir rapih

Melihat keterdiaman Libra, Ibram pun beringsut membuka sabuk pengamannya- begitu juga dengan meraih sabuk pengaman kekasihnya itu. Membuat gadis itu sanggup menahan nafasnya saat tubuh kekar Ibram menghimpit tubuhnya, aroma cologne yang menguarkan aroma kayu-kayuan serta aroma khas pria menyambut indra penciumannya

"Jangan tahan nafas mu Darling, tidak baik"celetuk Ibram di barengi dengan senyum jenakanya, seketika pipi Libra memerah setelah mendengarnya

Uughhh... Ibram ingin sekali mencubiti pipi chuby kemerahan alami itu dengan gemas

"Ayo turun!"

Ibram bergerak cepat dan membukakan pintu untuk Libra bagaikan seorang puteri, pria itu memang benar-benar tahu cara memanjakan seorang wanita. Bahkan beberapa pasanga mata yang tak sengaja melihat adegan itu merasa terkesima melihat pasangan yang begitu romantis

"Ma-makasih pak... Eh tapi tunggu!"tanpa sadar kini lengan Libra memegang lengan kokoh milik bos nya itu

"Kita mau makan di sini?"Ibram menaikan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Libra yang nampak kebingungan

"Tentu saja Darling" mendengar jawaban Ibram, Libra seketika panik. Oh yang benar saja, ia sudah terjebak dengan pria satu itu lalu di culik dan dibawa ke restoran mahal super lezat itu. What the hell, ini masih tengah bulan bung! Tanggal gajian masih cukup lama, tapi untung ia masih membawa uang di sakunya

"Pak tapi ini kan restoran mahal, mendingan kita makan di warteg aja deh... Eh enggak-enggak, pak Ibram aja yang makan saya lebih baik cari war... Pak!!!"Libra memekik dan perkataannya terpotong begitu saja setelah Ibram langsung menariknya masuk

Ibram merangkul pinggang Libra mesra, ia bahkan tak perduli dengan rengekan gadisnya yang ketakutan karena tak mampu membayar makanan di restoran yang sebenarnya adalah milik keluarga besar Ibram ini

I Belong To My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang