End?

10.9K 296 44
                                    


Tit.. Tit.. Tit..
Suara monitor terdengar semakin keras ditelinga Marcel.

Marcel menggenggam jemari tangan Keyra erat, seakan tidak ingin melepasnya.
Marcel benar benar hancur, hancur jika benar Keyra pergi meninggalkan Marcel.

"Kumohon Keyra.., Jauhkan keinginanmu untuk pergi meninggalkanku. Kamu bisa Keyra.., Jangan membuatku takut seperti ini.., Kau pasti bisa untuk membuka matamu kan, lihatlah aku Keyra.., Mataku sangat merindukan senyuman mu.., Mata cantikmu.., Aku mohon.. Hiks.., Maafkan aku.., jangan membuatku takut seperti ini.., jangan tinggalkan ku.." lirih Marcel

"Silakan untuk keluar, saya akan menangani pasien." Ucap Dokter yang masuk bersama beberapa suster.

Marcel menyadari ucapan seseorang, membuatnya menatap Dokter dan beberapa suster.

"Saya mohon.., Buat gadis saya kembali.., Saya tidak ingin dokter mengatakan gadis saya tiada setelah ini., Saya akan menunggu diluar ruangan. Berikan yang terbaik untuk Keyra. Jangan biarkan dia pergi.."
Ucap Marcel yang diangguki oleh dokter.

Marcel menatap Dokter lekat, sebelum langkah kakinya keluar ruangan ICU.

"Apa Keyra baik baik saya Marcel?" Tanya Davin yang melihat Marcel keluar ruangan ICU.

Marcel menundukkan kepalanya, tidak menjawab pertanyaan Davin.

"Jawab Marcel!!, Jangan diam saja!. Saya bertanya!, Apa kau menjadi Laki laki lemah sekarang?!, Jika benar itu. Saya benar benar kecewa telah membuatmu bersama Keyra.,"
Ucap Davin membuat Anna mematung, mendengarkan ucapan suaminya Davin.

"Davin.., Kumohon.., Jangan membuat suasana kembali menjadi kacau lagi. Marcel tidak tahu apapun. Jangan membuatnya semakin buruk, Lebih baik Kita berdoa untuk Keyra," Ucap Anna menenangkan Davin yang masih menatap Marcel tajam.

Marcel meneteskan air matanya, Semua ini memang salahnya.
Seberapa banyak Anna mengatakan bahwa Bukan salah Marcel, tetap saja kenyataan yang ada menyatakan Marcel yang salah.

Jikapun Keyra benar benar pergi, Marcel tidak akan berfikir panjang untuk juga mengakhiri hidupnya.
Tidak ada yang disayangkan didunia ini, Marcel tidak tahu harus bagaimana memulai kembali kehidupan nya.
Semua seakan asing untuk Marcel, asing tanpa kehadiran Keyra.
Jika untuk kembali membuat Keyra semakin kesakitan, dan juga ketakutan, Marcel akan senang hati menemani Keyra di kehidupan selanjutnya.
Gila?, Mungkin memang benar.
Marcel terlalu kalut dalam pemikirannya yang mengingatkan akan ucapan Keyra dimimpinya.

Marcel tidak tahu harus percaya lagi akan keadilan yang Tuhan berikan atau tidak.
Marcel merasa semua ini sangat berat untuknya.
Seakan sulit untuk menggapai kembali gadisnya, seakan tidak bisa membuat gadisnya untuk tetap tinggal bersamanya.
Membuat Marcel tidak bisa menghentikan air matanya.
Kenapa terasa sakit sekali..,
Jika Keyra berhenti sampai disini, Marcel juga akan sama, sama untuk menghentikan semua ini.
Kenapa Tuhan mempermainkan hati Marcel untuk menerima semua yang bahkan sangat berat untuknya.



Diruangan putih, dengan alat alat yang masih tetap setia di wajah, dan juga tubuh seorang gadis dengan kulit putih pucatnya,
Dokter masih berusaha menormalkan jantung Keyra,

"Jantung pasien melemah Dok." Seru suster yang sibuk memeriksa jantung Keyra.

"Naikkan Defibrilator sekarang." perintah dokter yang diangguki oleh beberapa suster.

"Masih tetap sama. Naikkan lagi suster." Ucap Dokter.

"Tidak bisa Dokter.., Ini sudah di angka teratas. Tidak bisa dinaikkan lagi." Ucap salah seorang suster membuat Dokter menggelengkan kepalanya.

𝐏𝐨𝐬𝐞𝐬𝐢𝐟 𝐁𝐨𝐲𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝  (BELUM DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang