Now playing | Arsy Widianto, Brisia Jodie - Dengan caraku
Chapter 5 | Almost
Tidak mudah untuk mencuri hatimu. Harus memerlukan waktu dan beberapa tahap.
***
TOSKA sedang menatap layar laptopnya setelah pulang sekolah. Dia sangat serius menghapus beberapa aplikasi yang tidak penting yang telah bersarang di laptop hitamnya tersebut.
Tiba-tiba, dering telepon terdengar begitu nyaring di meja belajar Toska di depannya. Toska pun dengan malas beranjak dari atas tempat tidurnya, kemudian dia langsung menjawab telepon tersebut tanpa melihat nama yang tercantum di sana.
"Halo?" panggil Toska dengan suara malas.
"Assalamualaikum dulu dong, Kak. Baru Halo," jawab orang di seberang sana sambil tertawa senang.
Toska merasa sangat familier dengan suara ini. Di turunkannya handphone birunya tersebut kemudian dia menghela napasnya.
"Hm. Assalamualaikum, Fuchsia cantik," ujar Toska dengan terpaksa.
"Ih! Kak Toska jangan bikin baper, ah. Malu di gituin sama Kakak," pekik Fuchsia.
Toska menghela napasnya dengan kasar. "Ada apa nelpon gue?" tanya Toska yang mengalihkan ucapan Fuchsia tadi.
"Nggak aja, kangen sama Kak Toska. Oh iya, by the way yang ngasih nomor Kak Toska ke gue Mawar. Gak apa-apa, kan?" tanya Fuchsia dengan polos.
"Gapapa. Udah dulu, Sya. Gue mau mandi," kata Toska agar Fuchsia cepat mematikan sambungan telepon.
"Oh, Oke Kak. I love you everytime."
Apa? Toska tidak salah dengar dengan ucapan Fuchsia barusan? Toska berusaha tidak kaget atas perkataan Fuchsia.
"Lo bilang apa tadi, Sya?" tanya Toska kembali dengan penasaran.
"I love you everytime. Gue gak mau bilang i love you three thousand, udah gak jaman. Kalo emang kita bener-bener mencintai seseorang kan gak pake di hitung," jawab Fuchsia sebelum dia duluan yang langsung mematikan sambungan telepon.
Toska mengernyit. Sebesar itukah sayang dan cinta Fuchsia terhadapnya? Atau hanya sebagai seorang sahabat yang sudah bersamanya sejak kecil? Entahlah. Toska tidak memikirkan hal tersebut.
°°°
Fuchsia sudah mematikan sambungan telepon Toska dengan wajah memerah, sangat memerah. Bahkan saat ini wajahnya seperti kepiting rebus. Fuchsia tadinya sangat malu untuk mengucapkan hal tersebut kepada Toska. Tapi entah mengapa mulutnya tidak bisa di kendalikan saat Toska ingin mematikan sambungan telepon duluan.
"Kenapa sih kamu, Sya?" tanya Rachel dengan wajah keheranan karena melihat putrinya sedari tadi merutuki dirinya sendiri.
Fuchsia tersadar dengan tingkah absurd nya. "Ng-nggak kok, Ma."
Renand yang ikut menonton TV di samping Rachel pun ikut menimpali Fuchsia. "Sejak kapan Toska buat lo sebaper itu sama dia?" timpal Renand yang langsung membuat Rachel dan Fuchsia berbalik dengan terkejut.
"Siapa Ren? Toska?" tanya Rachel dengan tidak percaya.
Renand mengangguk. "Iya, Ma. Toska anak yang super sibuk kalo di depan laptopnya itu ketemu lagi sama Fuchsia. Makanya Fuchsia tambah gila gitu abis ketemu lagi sama Toska," jelas Renand sambil memperbaiki posisinya di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Walaupun terhalang dinding pembatas, hati kita tetap menyatu." *** Sejak bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, hidup Toska menjadi kelabu. Bagaimana tidak? Fuchsia, sahabatnya itu adalah cewek yang resek sepanjang hidupnya. Untungnya cewek...