Now playing | Michael Learns To Rock - That's way you go away
Chapter 9 | Dibandingkan
Aku tidak pernah menyesal karena telah menjadi diriku. Yang kusesali adalah, haruskah diriku di bandingkan dengan orang yang hanya sederajat dengan diriku?
***
TIGA bulan Eyang sudah berada di rumah Fuchsia. Setiap hari, Fuchsia hanya bisa menjawab singkat, padat dan jelas jika Eyang sudah kembali membandingkan dirinya dengan Renand, ataupun Auristela, seorang cewek yang terlahir dari keluarga kaya raya, pintar, sopan dan seorang model dan aktris, yang juga ingin di jodohkan dengan Renand.
Dan kini, mereka berempat sedang makan malam di meja makan seperti biasa, tanpa ada yang berbicara terlebih dulu. Akhirnya, karena suasana hanya menjadi hening, Eyang memecahkan suasana tersebut.
"Fuchsia," panggilnya dengan pelan.
Fuchsia berbalik ke samping kirinya. "Iya, Eyang?"
"Besok Auris datang dari Amsterdam. Kamu jemput dia di bandara ya," kata Eyang dengan santainya tanpa melihat raut wajah Fuchsia yang sudah tidak memiliki selera makan.
"Hm, Eyang, kenapa bukan Renand aja yang jemput Auris besok?" tanya Fuchsia yang membuat Renand mengangkat wajahnya dengan kaget.
"Sya, apaan sih, lo aja," ucap Renand di depannya. Rachel memegang tangan putranya untuk jangan banyak bicara ketika Eyang sedang menyuruh adiknya tersebut.
"Jadi kamu nggak mau Fuchsia?" Kenapa Fuchsia selalu merasa serba salah jika mengobrol dengan Eyang? Bukan nya Fuchsia tidak mau menjemput Auristela besok, tetapi kenapa bukan Renand saja? Sedangkan besok Fuchsia sekolah.
"Bukan gitu Eyang, tapi--"
"Sudah. Pokoknya kamu yang jemput Auris besok. Eyang istirahat dulu." Eyang menyela ucapan Fuchsia yang belum selesai lalu dia beranjak dari kursi di samping Fuchsia.
Fuchsia mengepalkan tangannya dengan kesal. Ingin sekali rasanya dia membantah wanita tua tersebut karena tidak suka dengan ucapannya. Tetapi lagi-lagi Fuchsia langsung mengingat bahwa wanita tua tersebut adalah wanita yang telah melahirkan malaikat penyemangatnya, Papanya.
°°°
Fuchsia sudah menunggu sejak dua jam yang lalu di Tempat ini. Fuchsia memutuskan untuk menjemput Auristela dan izin untuk tidak bersekolah hari ini.
"Nah itu dia." Fuchsia melihat cewek berambut sebahu yang tersenyum ke arahnya.
Cewek itu melambaikan tangannya dari kejauhan. Dia memakai baju kaos berwarna krem dengan gambar malaikat yang beterbangan. Cewek itu tak henti-hentinya tersenyum manis saat sudah tiba di hadapan Fuchsia.
"Hello Fuchsia, long time no see," ucap Auristela sambil memeluk Fuchsia dengan erat. Fuchsia pun memeluk erat Cewek blasteran Indonesia-Belanda di depannya tersebut.
"I miss you, Ris," balas Fuchsia berbohong bahwa dirinya merindukan Auristela.
Auristela pun melepaskan pelukannya. "Oh, so sweet. Where's Renand? I'm not see him standing here with you," tanya Auristela dengan heran.
"Renand kan sekolah Ris," jawab Fuchsia sambil tersenyum.
"Lo? Lo nggak sekolah juga?" tanya Auristela dengan memegang tangan Fuchsia.
"No, I don't go to school today," jawab Fuchsia dengan jujur. Mereka berdua kemudian pergi ke arah taksi yang sedang tidak di tumpangi oleh penumpang. Fuchsia dan Auristela pun menaiki taksi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Walaupun terhalang dinding pembatas, hati kita tetap menyatu." *** Sejak bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, hidup Toska menjadi kelabu. Bagaimana tidak? Fuchsia, sahabatnya itu adalah cewek yang resek sepanjang hidupnya. Untungnya cewek...