NOW PLAYING | Doja cat - Say so
Prolog
Kamu itu bagai burung elang. Di luar dan di dalam sama. Persis. Tetap ganas dan tidak bersahabat.
***
"KITA putus aja ya, Sya," pinta cowok yang berjaket biru navy tersebut, yang sekarang sudah resmi menjadi mantan terindah Fuchsia.
"Kenapa, No? Tega banget sih lo mutusin gue di malam jumat gini," kata Fuchsia dengan sebal sambil memutar kedua bola matanya.
"No reason. To be honestly, gue bosan sama lo Sya," ungkap mantan Fuchsia dengan tersenyum sinis.
Fuchsia menganga tak percaya mendengar pengakuan Aldino. Dia pun menggebrak meja di Kafe dan seketika itupun Aldino terkejut atas sikap Fuchsia.
"Kurang ajar banget lo ya jadi cowok! Udah putusin cewek secantik gue di malam jumat, malah ngaku sikap lo yang sekarang lagi," kata Fuchsia sambil berkacak pinggang.
Aldino menghela napasnya."Fine. Tell me, what do you want now?" tanya Aldino dengan pasrah kepada Fuchsia.
"Gue setuju kita putus, tapi ada syaratnya. Dan syaratnya, gue yakin lo bisa kabulin,"
"Iya apa syaratnya?" tanya Aldino lagi yang sudah mulai ilfeel dengan Fuchsia.
"Syaratnya, kembaliin semua barang-barang lo yang berasal dari pemberian gue." Siapa yang tidak terkejut dengan permintaan Fuchsia tersebut? Tentu saja Aldino menolak mentah-mentah.
"Anjir, nggak-nggak. Lo itu ngasihnya ikhlas nggak sih?"
"Ya dulu gue ngasihnya ikhlas, banget malah. Tapi sekarang gue kan udah jadi mantan lo. Gue tunggu barang-barang pemberian gue besok di sekolah!" Fuchsia mengucapkan hal tersebut dengan penuh emosi.
Aldino jadi ikutan berdiri dari kursinya. "Gue nggak mau. Atau kita balikan aja lagi. Mau nggak?"
"Ogah balikan sama mantan kaya lo. Mending juga gue balikan sama tikus daripada balikan sama lo," jawab Fuchsia dengan penuh percaya diri.
"Dasar nih cewek ya. Oke, gue bakal kasih semua barang pemberian lo besok ke gue di sekolah. Di depan lapangan. Malu nggak lo?" tanya Aldino dengan sinis.
"No way, buat apa seorang Fuchsia yang famous di sekolahnya malu ngambil barang pemberiannya dulu ke mantannya."
"Oke. Kita liat aja besok. Kalau sampai lo malu, lo harus balikan sama gue."
"Dasar, kampungan banget lo jadi cowok. Mentang-mentang barang yang gue kasih barang-barang branded."
Aldino meninggalkan Fuchsia di meja Kafe tersebut. Dia akan merasa takut besok. Apakah Fuchsia akan merasa malu di lapangan atau biasa saja? Kita akan lihat besok.
"Dasar cowok matre, untung dompet gue tebel," kata Fuchsia yang sudah membayar total makanan dan minumannya dan Aldino di Kafe.
***
Hoila Guys! Jadi, before u next in another chapter, ada baiknya kalian berkenalan dulu sama Tokoh-tokoh Cielo & Tierra ini.
Oh iya, mohon di perkenalkan dirinya Fuchsia.
Fuchsia Leandra Damian
-Lo itu bumi, tempat gue berpijak saat ini. Tapi Tuhan yang menentukan. Apakah lo bakal tetap jadi tempat berpijak gue atau nggak.-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)
Novela Juvenil"Walaupun terhalang dinding pembatas, hati kita tetap menyatu." *** Sejak bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, hidup Toska menjadi kelabu. Bagaimana tidak? Fuchsia, sahabatnya itu adalah cewek yang resek sepanjang hidupnya. Untungnya cewek...