Chapter 35 | Antara Marco & Fuchsia

298 127 24
                                    

Now playing | Cassandra - Bukan cinta palsu

Chapter 35 | Antara Marco & Fuchsia

Begitu banyak lelaki di dunia ini. Dan mengapa hanya kamu yang kupilih? Mudah saja, kau yang menarik hatiku duluan.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

SUARA tawa yang terdengar jam dua pagi dari kamar Fuchsia sukses membangunkan Renand di dalam kamarnya. Dengan mata yang sebenarnya sudah terpejam sempurna, Renand tetap ingin melihat adiknya. Kenapa habis tenggelam sudah gila seperti itu.

Renand bangun, dan memperbaiki baju kaos yang dia pakai. Dia membuka pintu, lalu langsung masuk ke kamar Fuchsia yang berada di depan kamarnya.

Ketika Renand masih mendengar tawa Fuchsia dari luar, ternyata pintu kamar Fuchsia terbuka sedikit. Jadi ada celah untuk Renand mengintip apa yang sedang dilakukan cewek itu.

Dia melihat Fuchsia memegang handphonenya sambil tertawa cekikikan. Renand ngeri sekaligus serem juga. Siapa yang gak serem kalau ada cewek, jam dua pula, ketawa sendiri? Gak jelas kan?

Renand akhirnya membuka pintu kamar Fuchsia walaupun dia merasa takut. Takut jika yang ketawa itu bukan Fuchsia.

Fuchsia mendengar pintu kamarnya di buka, dan dia melihat Renand di sana.

"Renand? Kok gak ngetuk dulu, sih?" ujar Fuchsia yang membuat Renand lega.

Renand menghampiri Fuchsia tanpa menghiraukan pertanyaan cewek itu kepadanya. Dia langsung memegang dahi Fuchsia, dan dia mengangguk-ngangguk.

"Udah gak panas kok," ujar Renand sambil membolak-balik tangannya di dahi Fuchsia.

Fuchsia memegang tangan Renand, dan menurunkannya. "Kenapa sih?"

"Lo kira gue nggak khawatir apa?"

"Ih, santai bro."

"Santai-santai, gigi lu santai. Gue tuh khawatir banget sama lo. Tau nggak, mulai dari Toska datang tadi, gue udah khawatir di situ. Pas gue bawa lo ke kamar, lo gak sadar-sadar. Pas sadar langsung ketawa sendiri, jam dua pagi pula." Renand kesal sambil mengernyitkan dahinya.

Fuchsia kembali tertawa. "Cie, tumben khawatir sama gue," Fuchsia mencolek lengan Renand.

Renand berbalik dan sinis melihat adiknya, "Dih,"

"Jadi gue pingsan lagi nih?"

"Jangan lah!" tukas Renand.

Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang