Chapter 19 | Tertahan Dari Rasa Sakit

316 168 4
                                    

Now playing | Marion Jola, Rizky Febian - Tak ingin pisah lagi

Chapter 19 | Tertahan Dari Rasa Sakit

Kamu tidak pernah memedulikanku. Itu membuatku sakit hati. Dan ketika aku ingin keluar dari rasa sakit itu, kamu malah menahanku untuk tetap bersamamu. Jadi apa maumu?

***

Toska memberhentikan mobil Jeep nya di depan rumah megah berwarna putih tersebut. Tentu saja itu adalah rumah Toska. Seperti biasa, sebelum turun dari mobil, Toska membangunkan Fuchsia yang masih tertidur di sampingnya.

"Sya, hoy, bangun hoy," ucap Toska membangunkan Fuchsia yang sudah dua jam tidur di mobilnya. Iya, dua jam. Soalnya tadi macet dua jam mulai mereka keluar dari mall.

Fuchsia mengucek matanya. "Eh? Udah sampai? Bentar," Fuchsia langsung bangun dan menegakkan badannya. Dia menghela napasnya dan mengatur perasaannya yang baru bangun.

Fuchsia mengangkat wajahnya ke atas. Bagaimana ia tidak terkejut melihat rumah megah dan mewah yang bercat putih tersebut. Ia sangat yakin, ini benar-benar rumah Toska.

"Esta es realmente tu casa? (Ini benar-benar rumah mu?)" tanya Fuchsia dengan menganga. Seperti orang kampung saja.

"Kampungan lu," cibir Toska sambil tersenyum sinis.

"Kampungan gini juga gue sahabat lo!"

"Sahabat gue kampungan masa, berusaha jadi jangan kampungan, lah lo!"

"Susah amat ngurus idup orang, pengen kempungan kek, pengen gak kampungan kek, TERSERAH!"

Toska akhirnya mau tidak mau menyudahi adu mulut dengan Fuchsia. Ia malas untuk beradu mulut seperti anak kecil saja dengan Fuchsia.

Toska duluan turun dan tidak mengajak Fuchsia untuk masuk. Pikir Fuchsia, Toska tidak memasukkan mobilnya sampai kedalam? Masa hanya sampai diluar?

Toska mengetuk jendela Fuchsia. "Turun woi!" teriak Toska.

"Kakak nggak masukin mobil Kakak sampai ke dalem?" Fuchsia juga berusaha berteriak agar suaranya terdengar oleh Toska.

Toska mengalihkan pandangannya sebentar dan kembali ke Fuchsia. Dia langsung membuka pintu mobil dan hampir saja Fuchsia jatuh kalau Toska tidak menangkap gadis itu secepatnya.

Fuchsia memperbaiki rambut sedadanya yang tidak beraturan karena hampir terjatuh dari mobil. Untung saja tadi Toska bertanggung jawab karena menangkapnya.

"Ish! Rambut ku jadi jelek, kan!" teriak Fuchsia sambil mengentakkan kakinya dengan kesal.

"Sori, gue nggak sengaja tadi. Soalnya kesel gue sama lo. Gak turun-turun. Yuk, masuk," Toska memegang tangan Fuchsia untuk segera masuk.

Entah mengapa, Fuchsia merasakan ada getaran yang aneh tangannya karena di pegang seperti ini oleh Toska. Ah, mungkin Fuchsia sedang laper, makanya kena baper.

Fuchsia kagum ketika ia masuk kedalam rumah Toska. Dia duduk di sofa berwarna coklat dan Toska masih berdiri.

"Lo tunggu disini, jangan kemana-mana. Gue panggil Daddy dulu," ucap Toska untuk tetap menyuruh Fuchsia duduk di sofa miliknya.

Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang