Now playing | Jonathan Groff - Lost in the woods
Chapter 10 | Auristela, Si Cewek Sempurna
Melihatmu membuatku penasaran. Apakah dirimu sesempurna itu, sampai orang-orang tidak lagi melihatku?
***
AURISTELA masih setia menunggu Fuchsia di depan sekolahnya. Kenapa Auristela? Karena sejak satu jam yang lalu sebelum dia kesini, Renand sudah pulang bersama Sheryl dan Mawar. Tetapi tidak mengajak Fuchsia pulang bersamanya karena katanya Fuchsia ingin pulang sendiri.
Jadinya Auristela harus menunggu di depan sekolah Fuchsia sambil melihat-lihat murid-murid yang telah keluar dari dalam.
Auristela akhirnya melihat cewek berpenampilan baju seragam yang keluar dari rok krem yang dikenakannya. Auristela tak habis pikir. Fuchsia seharusnya bersyukur karena di anugerahi wajah yang manis dan tubuh ideal untuk menarik perhatian cowok. Tetapi jika seseorang melihat dari sisi lain Fuchsia, pasti seseorang itu akan merasa ilfeel.
Fuchsia tersenyum dari jauh setelah melihat mobil Jeep Auristela terparkir di depan sekolahnya. Fuchsia pun menghampiri tempat Auristela memarkirkan mobilnya.
"Halo Ris," sapa Fuchsia ketika dia sudah masuk ke dalam mobil Jeep milik Auristela.
Auristela tersenyum kecil. "Halo," sapa baliknya yang mulai menyalakan mesin mobilnya. Fuchsia pun membuka cepolan rambutnya sambil membuka bagian atas kancing baju seragamnya.
"Hey, jangan dibuka kancing bajunya," kata Auristela sambil memegang tangan Fuchsia yang membuka kancing bagian atasnya.
Fuchsia tertawa kecil. "Emang kenapa?" tanya Fuchsia dengan wajah kelelahan. "Jangan bilang nanti Eyang bakal marahin gue lagi sampai di rumah."
"That you already know." ujar Auristela sambil tersenyum sinis.
"Bisa nggak sih lo atur kehidupan lo aja sendiri? Sok sibuk banget urus kehidupan orang, kehidupan sendiri aja nggak beres," Entah darimana Fuchsia mendapat keberanian untuk mengungkapkan emosinya secara terang-terangan kepada Auristela.
Bahkan Auristela pun masih tak percaya bahwa Fuchsia mengatakan hal tersebut kepadanya.
Auristela melihat orang-orang yang berlalu-lalang di depan mobilnya yang berhenti sejenak karena lampu merah. "Hidup gue emang beda jauh sama Lo, Sya. Tapi ingat satu hal. Lo itu, hanya penghalang bagi gue dan Renand."
Loh? Auristela jadi membahas ini? Baiklah, Fuchsia akan membalasnya. Auristela menjalankan kembali mobilnya tetapi dengan kecepatan maksimal.
Fuchsia tidak merasa takut ataupun terkejut dengan Auristela yang menjalankan mobilnya dengan kecepatan maksimal. Sudah beberapa kali Fuchsia menjemput Auristela dari bar dengan keadaan mabuk. Dan biasa Auristela pun yang mengendarai mobil Jeep nya dengan membawa Fuchsia.
"Heh, gue ini adeknya. Jangan mimpi kalau Renand bakalan mau sama lo. Renand itu lebih nurut sama gue tau nggak," balas Fuchsia pada saat lampu merah sudah menjadi lampu hijau.
"Emang kalo lo adeknya, dia bakalan nurut terus sama lo gitu?" Auristela mendengus, "nggak mungkin, Sya."
Fuchsia sudah tau memang sifat asli cewek ini. Tetapi dia selalu menyembunyikannya kepada Eyang dan Mama, apalagi Renand. Diberi tau juga pasti yang paling tidak percaya itu Eyang. Sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Walaupun terhalang dinding pembatas, hati kita tetap menyatu." *** Sejak bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, hidup Toska menjadi kelabu. Bagaimana tidak? Fuchsia, sahabatnya itu adalah cewek yang resek sepanjang hidupnya. Untungnya cewek...