Now playing | Maudy Ayunda - Cinta datang terlambat
Chapter 49 | I Miss Him
Aku merindukanmu. Segala hal tentangmu. Kuharap kau cepat kembali, karena aku akan tetap menanti.
***
***
"EH, pulang sekolah ke mall yuk?"
Kalimat ajakan itu. Berhasil membuat Fuchsia kembali mengingat cowok yang meninggalkannya ketika di acara prom night malam itu. Dengan sikapnya yang berubah, dia juga memberi Fuchsia kenangan yang tak akan Fuchsia lupakan.
"Woi, diem aja." Sheryl yang saat itu sedang makan gado-gado dari rumahnya, menyikut lengan Fuchsia.
Meski sudah beberapa kali lamunannya di buyarkan oleh kedua temannya, Fuchsia masih tetap tak bergeming di tempatnya. Dia merasa kesepian. Baru saja dua minggu yang lalu, ia sudah merasa ditinggalkan dua tahun.
"Sya..." panggil Mawar sembari menyodorkan Fuchsia sepiring gado-gado yang sengaja ia bawakan untuk temannya.
Fuchsia mencium bau aroma makanan kesukaannya. Ternyata ada gado-gado di depan wajahnya. Dengan masih memikirkan hal yang sama, Fuchsia menerima gado-gado tersebut.
"Makasih. Btw siapa yang bawa?" tanya Fuchsia.
Mawar menunjuk dirinya. "Gue," jawabnya, "soalnya, pas mau ke sekolah gue liat ada warung makanan baru buka, terus jualan gado-gado. Jadi gue beliin deh."
"Makasih, War." Fuchsia mengucapkan terima kasih lalu dia melahap makanan kesukaannya tersebut.
"Sya, udahlah, gak usah lo pikirin Kak Toska lagi." Tiba-tiba Sheryl menyebutkan nama itu.
Fuchsia kan jadi tidak selera makan kalau begini. Apalagi gado-gadonya sisa setengah di piring itu. Kan mubazir kalau tidak dihabiskan. Jadi, Fuchsia akan tetap menghabiskannya walaupun sekarang ia sudah tidak memiliki selera makan.
Mawar tentu saja mencubit lengan Sheryl waktu itu. Sheryl ini tidak tahu, kapan harus serius dan harus bercanda. Kan tidak semua orang akan ikut membawa santai apa yang sedang ia rasakan.
"Kasian tahu si Fuchsia," tegur Mawar sambil memutar bola matanya kepada Sheryl.
"Sakit tau," balas Sheryl, "eh Sya, itu gelang lo beli dimana? Cantik." Sheryl memajukan badannya beberapa senti sampai dia memegang bandul gelang Fuchsia yang diberikan Toska waktu itu.
Selepas melihat gelang Fuchsia, Sheryl kembali duduk dan mengangguk-angguk. "Oh, gue pernah dapet gelang kek gitu waktu gue ke New York. Harganya sih, mahal kalo gue liat. Sampai Ayah gue aja pelit banget gak mau beliin," tuturnya.
"New York?" tanya Fuchsia. "Ini beneran lo liat di New York?"
"Hm. Cantik banget. Dan rupanya sekarang lo pake. Beli dimana? Pasti banyak kan sekarang dijual di mall-mall, harganya juga pasti murah, gak kaya di--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cielo & Tierra (SUDAH TERBIT)
Dla nastolatków"Walaupun terhalang dinding pembatas, hati kita tetap menyatu." *** Sejak bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, hidup Toska menjadi kelabu. Bagaimana tidak? Fuchsia, sahabatnya itu adalah cewek yang resek sepanjang hidupnya. Untungnya cewek...